"Tidak ada yang salah dari perpisahan karena nyatanya setiap pertemuan pasti akan ada perpisahan begitu juga sebaliknya"
******
Perempuan berusia sekitar dua puluh lima tahunan itu menatap foto yang ada dibingkai dengan senyuman. Tangan halusnya mengusap setiap wajah yang terpampang disana.
Lima tahun lebih sudah berlalu semua yang terjadi di masa lalu juga sudah coba ia lupakan meski kadang setiap malam ia masih saja menangis apalagi ketika melihat wajah dari malaikat kecilnya yang selalu menatapnya dengan polos.
Malaikat kecil yang Tuhan kirimkan untuk menemani dan juga membuatnya lebih semangat menjalani hidup. Mungkin, jika dia tidak ada entah bagaimana hidupnya saat ini, apakah ia masih bisa tersenyum atau tetap di dalam rumah yang tepatnya seperti sangkar untuknya.
"Dahyun kau belum menjemput_Eoh ada apa denganmu kenapa tersenyum seperti itu?"
"Aniyo, aku hanya melihat foto kita waktu liburan beberapa minggu lalu, Eomma"
Perempuan itu tak lain dan tak bukan ialah Dahyun. Kang Dahyun gadis yang beberapa tahun lalu harus rela keluar dari rumahnya sendiri juga kota tempat kelahirannya demi menyelamatkan hidupnya dan juga masa depan seseorang yang tak berdosa.
Setiap hari Dahyun selalu bersyukur karena dipertemukan oleh keluarga yang sangat menyanyanginya. Meski, mereka tak sedarah tapi nyonya Kang Ye ji dan Tuan Kang Woobin selalu menunjukkan kasih sayang mereka juga Brian sang anak pertama mereka yang juga selalu menjaganya selayaknya seorang kakak dan juga paman yang baik untuk malaikat kecilnya.
Nyonya Kang di samping Dahyun mengulum senyumnya, mengelus surai Dahyun yang lembut. Ia tahu Dahyun belum sepenuhnya melupakan masa lalu dan ia juga tidak mempermasalahkannya karena bagaimanapun masa lalu juga bagian dari kehidupannya, yang terpenting saat ini Dahyun sudah bahagia. Itu saja sudah cukup untuk membuat dirinya turut senang.
"Sudah siang jemputlah Rowoon, pasti dia sudah menunggumu"
Terlalu mensyukuri keadaan yang sekarang sampai membuat Dahyun lupa jika sang anak sudah waktunya pulang sekolah.
"Aku hampir saja melupakannya," Ringis Dahyun "Eomma, kalau begitu aku akan menjemputnya. Appa bilang beliau juga ingin ditemani Rowoon, jadi aku nanti akan mengajaknya ke restoran"
"Baiklah, nanti aku akan menyusul. Oh, ya apa kau juga akan bekerja?" Nyonya Kang memperhatikan penampilan Dahyun yang memang lebih rapi.
Selama ini Dahyun memang sudah bekerja menjadi seorang guru piano di salah satu sekolah. Ia akan mengajar dua kali dalam seminggu tapi terkadang ia juga dipanggil jika guru seni lainnya tidak bisa hadir.
Kemampuan Dahyun dibidang musik dan juga seni memang tak perlu diragukan lagi, semenjak ia duduk dibangku kuliah ia sudah sering mendapat tawaran untuk menjadi guru, yang awalnya hanya guru di tempat les kini ia merangkap menjadi guru disekolah menengah, guru privat dan jika ada guru disekolah yang absen dia juga dipanggil untuk menggantikannya.
Kemampuannya memang sudah ada sejak kecil dan semakin dikembangkan saat ia pindah ke rumah ini. Brian, kakaknya juga menyukai musik dia selalu mengajari Dahyun tentang musik dan Ayahnya juga menyekolahkan Dahyun di jurusan seni.
"Ne, Chanyeol sunbae hari ini tidak bisa mengajar karena menghadiri acara pernikahan sahabatnya jadi aku disuruh untuk mengantikannya" Dahyun melirik arloji di tangan kirinya "Kalau begitu aku pergi dulu" Dahyun mengambil tasnya yang sejak tadi ia taruh di sofa dan kembali lagi ke arah ibunya, mencium singkat pipi sang ibu lalu berlari seperti anak kecil.
"Yaa, hati-hati jangan berlarian-Ck dia masih saja seperti bocah bahkan mengalahkan rowoon" Nyonya Ye ji menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Dahyun yang selalu membuatnya gemas meski umurnya sudah dewasa.

KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE
Fiksi Penggemar"Apapun yang terjadi Dahyun akan selalu menerima hidup dan takdirnya namun ia tak akan pernah menerima jika suatu saat ada orang yang mengambil putra kesayangannya sekalipun itu orangtua kandungnya atau seseorang yang masih kerabat putranya"