Chapter 6

105 24 8
                                    

"Masa lalu akan terus mengikuti kehidupan sekalipun kita berusaha untuk melupakan"

******

Hubungan Myung Ji dan Dahyun di masa lalu bisa dibilang kurang baik bahkan mereka jarang sekali bertegur sapa apalagi menjalani aktifitas layaknya seorang adik kakak.

Diusianya yang masih muda Myung Ji sudah berhasil mengelola salah satu perusahaan sang ayah dan juga menjadi model terkenal.

Jika dibandingkan dengan Myung Ji, Dahyun tidak ada apa-apanya. Ia hanyalah gadis biasa yang keluar hanya saat sekolah dan setelah itu ia harus berada dikamar selama seharian, tidak boleh keluar bahkan hanya untuk ketaman samping rumahpun tak diijinkan.

Mengenai hubungannya dengan Myung Ji. Dahyun ingat tak ada yang berkesan bahkan selama ia hidup di keluarga Seo mungkin ia hanya berpapasan atau berbicara dengan Myung Ji hanya beberapa kali itupun hanya singkat.

Dahyun sendiri juga tidak berani mengusiknya karena setiap kali dekat dengan Myung Ji pasti orangtuanya akan memarahi atau bahkan memukulnya.

Dari sanalah Dahyun tidak berani lagi mendekati kakaknya dan perlakuan ibunya juga semakin parah dan semena-mena. Beliau akan menampar, memukul, mengurung dahyun di kamar mandi semalaman dan mengatakan jika Dahyun anak pembawa sial.

Dahyun tahu jika Myung Ji mengetahui perilaku ibunya terhadap Dahyun. Namun, lagi-lagi Myung Ji hanya menonton dalam diam seakan tak pernah terjadi apapun didepan matanya.

Dahyun benci dengan perilaku tidak adil yang mereka lakukan namun dalam hati kecilnya ia juga ingin dekat dengan Myung Ji selayaknya adik kakak diluaran sana. Namun itu semua hilang ketika kejadian lima tahun lalu terjadi, semua keinginanya untuk dekat dengan keluarganya hilang seketika bersamaan dengan hadirnya bayi gemas yang mereka bawa kerumah.

Melihat mereka yang dengan tega ingin membuang bayi itu, Dahyun tidak bisa diam saja sampai akhirnya membuat mereka murka dan menjadikan Dahyun sebagai tumbal agar mereka bisa mengusir Dahyun dan juga bayinya.

"Minumlah"Jungkook datang dengan sebotol minuman yang langsung diterima Dahyun "Emm, maaf apa dia kakakmu?"

Kakak? Dahyun tidak tahu apa orang itu bisa dianggapnya sebagai kakak atau hanya wanita asing.

"Kau bilang kau adik dari ayah Rowoon, harusnya kau tahu kan siapa dia?"

Jungkook gelagapan namun ia tetap bisa mempertahankan ekspresinya.

"Kau juga adik dari ibu Rowoon tapi apa kau tau siapa ayahnya. Kau juga tidak tahu kan wajah kakakku"

Memalingkan wajah, Dahyun membenarkan dalam hati. Jangankan wajah, namanya saja Dahyun tidak tahu.

"Makanya sebelum bicara pikirkan dahulu nyonya Dahyun"

"Ck, berisik. Lebih baik kau pulang sana"

"Eyy, kau mengusirku setelah aku menolongmu"

Dahyun memutar wajahnya, kini posisi dirinya dan Jungkook saling berhadapan dengan Jungkook yang tersenyum miring melihatnya.

"Bagian mana kau menolongku? Mengajakku berlari, eoh sebelum kau melakukan itu aku sudah ingin melakukan itu sendiri"

"Kau ini sekarang kenapa banyak bicara"

Dahyun mengernyit, merasa ganjal dengan ucapan Jungkook begitu juga dengan Jungkook yang langsung menutup mulutnya.

"Kau berkata seperti itu seakan kau sudah mengenalku lama. Siapa sebenarnya dirimu?"

"Harus berapa kali aku bilang aku pamannya Rowoon"

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang