Chapter 14

82 20 8
                                    

Agak drama sedikit ya

****
Dahyun menatap bangunan didepannya dengan helaan nafas lega, dilihatnya sosok yang berdiri disampingnya yang juga tengah menatapnya dengan senyuman tipis diwajah yang sudah mulai mengeriput itu.

"Ayah apa yang sebenarnya terjadi, kenapa ayah mengatakan ada masalah di restoran padahal kenyataannya baik-baik saja"

Dahyun dibuat panik ketika dia mendapat telpon dari sang ayah dan mengatakan jika restoran dirusak oleh beberapa pria yang mengenakan jas, mereka juga mencoba melukai pelanggan dan tadi Dahyun juga sempat mendengar suara teriakan orang meminta tolong. Dahyun sudah berpikir yang aneh-aneh, apa ayahnya baik-baik saja, kondisi pengunjung restoran bagaimana, dan lainnya tetapi ketika sampai disana ia tidak menemukan kerusakan apapun dan untungnya ayah dan yang lain baik-baik saja.

"Ayah tidak ingin kamu menemui ibumu" Jawab woobin, "Dahyun kenapa kau tidak bercerita jika kau ingin menemui Nyonya Seo. Kau bisa mengajak Brian bersamamu kan"

Dahyun menunduk, hari ini dia menemui Ibu kandungnya, tentu saja bukan untuk temu kangen melainkan untuk saling adu argument. Masih teringat dikepala Dahyun bagaimana tatapan benci ibunya sendiri dan bagaimana ibunya menyuruhnya untuk pergi menjauh dari kota ini bahkan dari dunia.

Hati Dahyun sakit, tentu saja. Bagaimanapun dia masih putri keluarga Seo tetapi kenapa ibunya sendiri ingin melihatnya menghilang dari bumi, apa Dahyun benar-benar tidak pernah dianggap ada oleh mereka. Tetapi, daripada itu Dahyun lebih tak suka ketika ibunya mengatakan akan menganggu keluarganya dan akan mengambil hak asuh Rowoon.

Saat itu juga emosi Dahyun bertambah berkali-kali lipat. Bagaimana mungkin seseorang yang sudah membuang bayi tak berdosa ingin mengambilnya kembali hanya untuk kepentingan dirinya sendiri.

Dahyun akui ibunya memang cerdik, beliau tahu jika Dahyun tidak akan lengah jika mereka terus mengusiknya tetapi tidak jika mereka mengusik keluarga barunya, yang merupakan kelemahan Dahyun. Pasti mereka akan mudah untuk membuat Dahyun menyerah dan mengalah.

"Maaf, tetapi aku tidak ingin merepotkan kak Brian dan juga membuat Ayah kepikiran" Nyonya Kang belum sepenuhnya sembuh dan akhir-akhir ini banyak kejadian tak terduga yang dialami keluarga Kang, jadi Dahyun khawatir jika terus mengikutsertakan mereka dalam urusannya.

Woobin mendekat, mengelus surai hitam Dahyun membuat perempuan itu mendongak.

"Kau putriku, tidak ada hal yang merepotkan untuk seorang anak, Dahyun" Mata Dahyun berkaca tak lama ia menghamburkan tubuhnya dipelukan hangat sang ayah dengan air mata yang mulai menurun.

Kenapa dari semuanya justru orang yang tidak memiliki hubungan darah dengannya yang justru menyayanginya.

"Jadi, apa ayah berbohong soal restoran tadi?" Dahyun melonggarkan pelukannya

"Tidak, Ayah tidak berbohong tadi memang ada beberapa orang kesini untuk mengobrak-abrik restoran" Jelas Woobin "Tapi, untungnya Minhyun dan yang lain datang membantu"

"Yang lain?"

"Hem, itu mereka" Dahyun mengikuti arah pandang ayahnya dan betapa terkejutnya ia saat melihat Jungkook, Chanyeol dan juga_

"Mingyu, kau pasti belum mengenalku kan?" Seakan mengerti arti tatapan Dahyun, setibanya didekatnya Mingyu langsung memperkenalkan dirinya.

"Bagaimana bisa?"

Minhyun menjelaskan semuanya, dimana orang-orang suruhan nyonya Seo ingin menghancurkan restorannya. Minhyun tahu itu semua karena dia mengikutu dan mengawasi nyonya Seo.

"Lama juga kita tidak bertemu, Dahyun"

Dahyun tersenyum kikuk dan membungkukan tubuhnya, ia tidak menyangka jika Chanyeol termasuk ke dalam tim Jungkook dan yang lain. Setelahnya ia melihat beberapa orang yang ada disana yang mengobrol dengan ayah juga Jungkook yang hari ini terlihat berbeda. Lelaki itu memakai kemeja berlengan pendek yang dimasukan kedalam celana jeans hitam, dan juga memakai kacamata bulat persis seorang remaja cupu, mungkin itu menurut orang tapi bagi Dahyun penampilan Jungkook kali ini mengingatkannya dengan seseorang.

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang