****Sebuah mobil mewah baru saja menghentikan lajunya, tak lama dua orang turun dari mobil tersebut. Satu laki-laki berperawakan tinggi dengan wajah yang cukup tampan dan juga menawan mengandeng seorang perempuan cantik dengan gaun hitam sebatas lutut sangat kontras dengan kulitnya yang seputih susu, rambutnya ia biarkan tergerai indah membuat siapapun yang melihat mereka akan terpesona dan iri dengan pasangan tersebut.
"Biarkan malam ini noona yang menjadi pemeran utamanya" Celetuk Si pria yang bisa merasakan saat masuk ke dalam gedung orang-orang disekitar mereka terus menatap ke arah gadis disampingnya.
Perempuan itu yang tak lain ialah Dahyun tersenyum sinis.
"Aku memang pemeran utama dan aku tidak akan membiarkan si pemeran utama ini kehilangan miliknya" Dahyun mengeratkan tangannya di lengan orang disampingnya. "Dan malam ini kau pasanganku. Jadi, berhenti memanggilku noona. Mengerti"
Guanlin si pemuda itu terperangah sebelum akhirnya mengangguk dengan senyum malunya.
"Tentu saja Dahyun-ah" Senyum jahil Guanlin berikan membuat Dahyun merotasikan kedua matanya.
Singkat cerita hubungan mereka membaik sejak malam itu, malam dimana Guanlin bertemu dengan Dahyun ketika Dahyun hampir saja pingsan. Dahyun menceritakan apa yang terjadi dan mengajak Guanlin untuk bersamanya membalas dendam ke keluarganya.
"Malam ini akan menjadi malam yang tak akan aku lupakan sekalipun malam ini malam terakhirku. Aku akan tetap menerimanya dengan ikhlas"
"Hush, jangan bicara sembarangan. Malam ini malam kemenangan kita"
Desas desus mulai terdengar ditelinga mereka. Saat mereka sudah masuk gedung pernikahan, bagaimanapun tadi malam Dahyun sudah membongkar identitasnya mengatakan jika dirinya putri kedua dari keluarga Seo yang tentunya membuat heboh semua orang ditambah belum ada konfirmasi dari pihak keluarga Seo sendiri. Tetapi Dahyun yakin orangtua nya sudah mengetahui video itu dan Dahyun yakin saat ini mereka sedang was-was.
"Bukankah dia putri kedua Tuan Seo"
"Anak yang tidak tahu diri itu?"
"Untuk apa dia datang kemari?"
"Apa itu kekasih yang menghamilinya dulu?"
"Bukankah dia guru di sekolah putri kita"
"Guru seperti itu harusnya dikeluarkan saja"
"Dimana anaknya. apa dia membuangnya"
"Aku yakin dia membuangnya"
Guanlin menarik tangan Dahyun, mengenggam tangan mungil itu. Ia tahu saat ini Dahyun tengah menahan emosinya sebab mereka membawa-bawa Rowoon dalam obrolan mereka.
"Hey tenanglah. Kau tidak boleh marah anggap saja mereka hanya angin lalu"
Dahyun mengangguk, mengabaikan omongan orang-orang karena mereka hanya berbicara sesuai apa yang mereka pikirkan bukan kenyataan yang sebenarnya. Yang menjalankan semuanya Dahyun yang paling tahu juga dirinya, mereka hanya tahu secuil ceritanya saja.
Guanlin merasakan genggaman tangan Dahyun yang semakin mengerat, ia tahu alasannya apa. Sebab didepan sana kedua Orang tua Dahyun sudah terlihat, mereka berbincang dengan beberapa orang berjas dan bergaun cantik, Guanlin menerka mereka adalah teman bisnis keluarga Seo.
Guanlin pernah mendengar cara membalas dendam terbaik adalah dengan menaikan value mereka, membuat diri mereka menjadi lebih tinggi dari orang yang ingin mereka balas. Dan, Guanlin sudah melihat itu di diri Dahyun, perempuan yang menyandang sebagai mantan Gurunya itu memang belum sekaya dan seterkenal keluarganya namun ia mampu berpikir dan melakukan sesuatu lebih baik dari yang dilakukan keluarganya.

KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE
Fanfiction"Apapun yang terjadi Dahyun akan selalu menerima hidup dan takdirnya namun ia tak akan pernah menerima jika suatu saat ada orang yang mengambil putra kesayangannya sekalipun itu orangtua kandungnya atau seseorang yang masih kerabat putranya"