Guanlin baru saja membayar tagihan rumah sakit karena kemarin ibunya tiba-tiba harus dirawat kembali karena penyakitnya yang kambuh, Bertepatan dengan itu Guanlin melihat beberapa orang yang berlarian membawa brankar dengan seorang pasien diatasnya sepertinya pasien itu dalam keadaan yang lumayan parah.
Awalnya Guanlin hanya menyingkir untuk memberi jalan mereka namun ketika kedua matanya menangkap seseorang yang menangis dibelakang pasien tersebut Guanlin langsung berlari kearahnya dan tatapan langsung terarah ke pasien.
"Nyonya Kang" ucap Guanlin, pemuda berkemeja flanel itu langsung mendekati bocah yang terus menangis digenggaman seorang laki-laki yang tak ia kenal sesampainya didepan bocah yang tak lain ialah Rowoon ia langsung berjongkok dan membawanya ke gendongan.
"Paman, nenek-nenek, dia,,," Rowoon kembali menangis, entah apa yang sebenarnya terjadi tetapi kondisi Nyonya Kang sepertinya memang parah begitu juga dengan Rowoon anak kecil itu terlihat ketakutan dan terus menangis.
Guanlin menepuk punggung Rowoon pelan bermaksud menenangkan. "Doakan Nenek tidak kenapa-napa ya. Jadi, sekarang Rowoon jangan menangis lagi!"
Tatapan Guanlin langsung beralih ke pemuda yang tadi membawa Rowoon.
"Maaf, jika aku boleh tahu siapa anda?"
Guanlin memperkirakan jika laki-laki itu umurnya lebih tua dibanding dirinya dan juga dari pakaiannya ia yakin jika orang itu bukan sembarangan ditambah dengan tubuh tegap dan tatapan tajamnya.
"Perkenalkan saya Seokjin"
"Paman" Guanlin mengalihkan atensinya ke Rowoon yang sudah berhenti menangis, "Paman ini yang menyelamatkan kami, tadi ada mobil besar yang mau menabrak Rowoon, lalu nenek datang menyelamatkanku dan_" Cerita itu mengantung sebab Rowoon kembali menangis bahkan ini lebih histeris membuat siapapun yang mendengarnya merasakan kepiluan yang dialami bocah lima tahun itu.
"Neneknya menyelamatkannya namun sayangnya beliau tidak bisa menyelamatkan dirinya"
Guanlin mengangguk paham, pantas saja kondisi nyonya kang terlihat cukup parah dan tak sadarkan diri pasti rasanya sangat menyakitkan, dia yang jatuh dari motor kemarin saja lukanya masih terasa perih apalagi ini tertabrak. Berbicara soal kemarin Guanlin jadi ingat Dahyun dan berbicara soal Dahyun, Guanlin jadi ingat apa guru kesayangannya itu sudah tahu kondisi nyonya Kang saat ini.
"Apa kau keluarganya?"
Belum juga Guanlin bertanya apa ada yang sudah mengabari keluarga Kang tetapi Seokjin sudah bertanya terlebih dahulu.
"Bukan, aku Guanlin bisa dibilang aku cukup dekat dengan keluarga mereka" Jawab Guanlin percaya diri, ya setidaknya memang dia dekat dengan keluarga Kang, Bukan?
"Ah, ya. Lalu kenapa kau tak menghubungi keluarganya" Peringat Seokjin
Guanlin gelagapan, benar kenapa dia bisa lupa. Untuk itu Guanlin memilih menyingkir setelah menitipkan Rowoon ke Seokjin untuk menghubungi Dahyun,
Kenapa Dahyun?Tentu saja karena dipikiran Guanlin hanya ada Dahyun dan selain itu Guanlin hanya memiliki nomer Dahyun.
****
"Apa yang kau lakukan disini?"
Baru saja Dahyun masuk dia langsung berlari dan merebut Rowoon dari gendongan Seokjin sampai membuat Seokjin, Guanlin bahkan Jungkook yang datang bersamanya ikut terkejut ditambah dengan tatapan dingin Dahyun yang membuat siapapun merinding melihatnya.
Setelah Rowoon berada digendongannya Dahyun dengan segera memeriksa keadaan Rowoon sampai akhirnya ia bisa bernafas lega karena tak menemukan satupun luka ditubuh anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE
Fanfiction"Apapun yang terjadi Dahyun akan selalu menerima hidup dan takdirnya namun ia tak akan pernah menerima jika suatu saat ada orang yang mengambil putra kesayangannya sekalipun itu orangtua kandungnya atau seseorang yang masih kerabat putranya"