Chapter 15

98 20 2
                                    


*****

"Bagaimana mungkin kau membiarkan Rowoon pergi dengan orang tidak dikenal. Aku tahu kita sedang berselisih kak, tapi tidak seharusnya kau melepaskan Rowoon ke orang lain"

Luapan emosi itu Dahyun keluarkan untuk Joy yang hanya menunduk dengan gumaman permintaan maafnya. Bagaimana Dahyun tidak emosi jika saat ia ingin menjemput Rowoon ke sekolah bukannya ia mendapati Rowoon dengan lambaian tangan dan senyum khas nya justru yang ia dapati beberapa guru dan juga security yang terlihat gundah gulana.

Dahyun pikir mungkin ada kejadian buruk disekolah tapi ia tidak menyangka jika kejadian itu menimpa dirinya. Mereka mengatakan jika Rowoon dibawa oleh seseorang yang tidak mereka ketahui.

"Hei, tenanglah ini bukan sepenuhnya salah bu guru Joy dan yang lain. Mereka sudah berusaha untuk tidak mengijinkan Rowoon bersamanya tapi orang itu yang kekeh membawa Rowoon" Brian menenangkan, laki-laki itu sudah menanyakan kejadian yang sebenarnya  ke Guru yang lain dan mereka mengatakan jika mereka juga tidak mengijinkan Rowoon dijemput orang lain selain keluarganya tetapi orang yang menjemput Rowoon mengatakan sesuatu yang akhirnya membuat Guru disana mengijinkannya.

Brian tahu adiknya saat ini sedang kalut, Ujian yang bertubi-tubi terus saja berdatangan, tentu saja itu membuat Dahyun merasa frustasi dan tidak bisa mengendalikan dirinya dengan baik terutama jik itu menyangkut Rowoon.

Dahyun meraup wajahnya gusar, ia tidak tahu harus mencari kemana Rowoon sekarang. Ia sudah melihat CCTV yang ada disana dan melihat orang yang membawa Rowoon tetapi sayangnya wajah mereka tidak terlalu jelas dan postur tubuh mereka juga sepertinya belum pernah ia temui sebelumnya.

"Kak bagaimana jika kita melapor ke polisi saja"

"Ya nanti kita_"

"Maaf sebelumnya" Security yang ada disana mengintrupsi membuat keduanya menoleh bersamaan.

"Lelaki yang membawa anak anda berpesan jika kalian melapor itu akan percuma. Beliau juga berpesan jika beliau akan menjaga Rowoon dan tidak menyakitinya" Jelas laki-laki paruh baya itu dengan gemetar karena tatapan mata Dahyun yang begitu tajam yang seakan bisa menerkamnya kapan saja apabila jika ia salah bicara.

"Apa maksud anda? Memangnya dia siapa bisa mengatakan itu" Amarah Dahyun semakin naik kala mendengar perkataan tadi.

"Apa orang itu mengatakan alasannya apa?" Brian menatap semua orang disana, perubahan ekspresi jelas terlihat beberapa dari mereka juga saling pandang dan mengisyaratkan untuk mengatakan sesuatu.

"Dia mengatakan jika dia ayah dari anak anda" Yerin, Guru yang ada disana menjawab dengan pandangan terarah ke Dahyun.

"Ay-ah" Penculikan Rowoon sudah membuat Dahyun terkejut dan takut kehilangan tetapi omongan Yerin lebih membuatnya takut dan juga membuat jantungnya berdetak lebih kencang.

"Ayah biologis" Joy ikut menjawab yang terkesan dingin tidak seperti biasanya "Yang artinya dia lebih berhak atas Rowoon daripada kalian"

Brian menoleh ke Dahyun, gadis putih itu terlihat sangat pucat mendengar semuanya ditambah ucapan Joy yang bisa dibilang lebih tajam dan menusuk itu tentu saja membuat Dahyun semakin gundah.

*****

Dahyun sudah mencoba mencari Rowoon ditempat-tempat yang mereka kunjungi namun nihil Rowoon tidak ada dimanapun. Dahyun seakan sudah kehilangan arah dia tidak tahu harus mencari kemana lagi, otaknya hanya memikirkan keadaan Rowoon, bagaimana nasib anak itu, dimana ia sekarang, apa sudah makan, apa ditempat yang nyaman, dan apa laki-laki yang menjemputnya tadi benar-benar ayah Rowoon.

Pikirannya berkecamuk ia tidak tahu bagaimana rupa Orang itu apalagi identitasnya dan itu membuatnya susah untuk menemukan dimana Rowoon.

"Dahyun ada yang menelpon" Brian menghampiri Dahyun yang duduk ditaman, mereka baru saja mencari Rowoon disana dan Brian tadi memilih pergi ke mobil terlebih dahulu untuk mengambil ponselnya dan saat dimobil Brian mendengar suara ponsel yang ternyata milik Dahyun. Dengan gegas Brian menghampiri Dahyun.

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang