Menyiapkan sarapan dan segala macam hal yang dibutuhkan oleh suaminya menjadi kegiatan barunya di pagi hari. Memang sudah seharusnya seperti itu, bukan?
Perlahan mengerjapkan matanya dan sinar matahari masuk melalui jendela untuk menyinari wajahnya yang masih mengantuk. Siapa lagi jika bukan Seokmin.
"Jisoo.." Panggilnya.
Belum ada sahutan. Sepertinya Jisoo tidak mendengarnya karena ia sedang berada di dapur saat ini.
Lantas saja Seokmin pun perlahan melangkahkan kakinya ke lantai menuruni ranjang dan melesat pergi kearah dapur hanya untuk menemui si manis.
"Pagi" Sapa Seokmin sesampainya di dapur sembari memeluk pinggang kecil Jisoo.
Awalnya Jisoo terkejut, tetapi raut itu berganti menjadi raut senyuman palsu tipis yang ia buat.
"Hmm"
"Untuk siapa?" Tanya Seokmin.
"Apanya?"
"Makanannya"
"Untukmu. Untuk siapa lagi?"
"Memangnya ini jam berapa?"
Seokmin pun memutarbalikkan arah tubuhnya menjadi menghadap ke jam dinding dan dilihatnya jam sekarang sudah menunjukkan pukul setengah tujuh pagi yang tandanya jam 8 ia sudah harus berada di kantor tetapi sampai saat ini ia belum bersiap-siap.
"OH, YA TUHAN AKU HAMPIR TERLAMBAT."
Ia pun segera berlari kearah kamar mandi, namun sebelum pergi ke sana Seokmin memesankan sesuatu kepada Jisoo.
"Jisoo, nanti tolong siapkan pakaianku, ya?" Pesannya.
Jisoo hanya mengangguk dan kembali berfokus kepada masakannya.
.
.
.
Seokmin kini telah rampung dengan acara mandinya di kamar mandi dan karena kamar mandi mereka ada di dalam kamar saat Seokmin keluar dari kamar mandi dengan handuk yang hanya menutupi bagian bawahnya saja atau biasa disebut juga dengan telanjang dada itu ternyata secara kebetulan Jisoo juga sedang berada di kamar mereka karena sedang menyiapkan pakaian Seokmin lalu saat ini ia tengah terdiam melihat orang yang bernotabe sebagai suaminya tersebut berdiri dengan rambut basahnya serta badan yang bertelanjang dada itu.Oh, sungguh bisa Jisoo akui bahwa tubuh Seokmin sangat besar dan berotot. Bisepnya sangat berisi dan besar. Jisoo sangat terlena melihat pemandangan di depannya itu. Belum lagi dada bidangnya yang pernah Jisoo jadikan sebagai sandarannya. Wah, seperti itu ternyata bentukannya. Seokmin benar-benar tampan, bukan hanya wajah saja tetapi tubuhnya juga.
Hei, tetapi otak Jisoo tidak sekotor itu. Ia masih ingat dengan perjanjian pernikahan ini. Ia hanya menjalankan sebuah dare atau tantangan dari teman laknatnya saja dan tentunya ia tidak boleh tergoda dengan Seokmin ataupun bahkan sampai jatuh cinta.
Tetapi sekarang pipinya memerah. Ada apa dengannya?
"Hei, mengapa diam saja?" Tanya Seokmin sembari mengeringkan rambutnya yang masih basah dengan handuk.
"E-eh? Apa? Aku t-tidak apa-apa kok. Jangan mengkhawatirkan diriku. Aku sungguh t-tidak apa-apa, aku hanya berpikir-"
"Bagaimana bisa aku mendapatkan tubuh seseksi ini bukan?" Sela Seokmin.
Seringai kecil kini tercipta di bibir Seokmin yang sedang menggoda-goda lawan bicaranya itu.
"S-siapa bilang?"
Kini Seokmin mencondongkan tubuhnya kearah Jisoo dan ia mulai mendekatkan wajahnya kearah telinga Jisoo dan berbisik seksi disana.
"Dari pipi mu sudah terlihat kau tergoda" Ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I marry you? | Seoksoo
FanfictionSeorang laki-laki kaya bernama Lee Seokmin sedang mencari seorang gadis ataupun pria untuk ia nikahi, namun semua gadis-gadis dan pria-pria yang di kenalkan kepadanya selalu tidak cocok dengannya. Dan suatu ketika saat pria manis bernama Hong Jisoo...