¹⁷. Terapi dan testpack

897 62 1
                                    

"Halo, duniaku" Sapa Seokmin saat pulang kembali ke rumahnya.

Jisoo tersenyum sumringah menyambut suaminya dan memeluknya dengan erat. Seokmin pun membalas pelukan Jisoo dan bergumam kecil.

"Andaikan kau benar-benar melakukan ini karena mencintaiku" Gumam Seokmin tanpa sadar.

"Huh? Apa?"

Jisoo melepaskan tautan tubuhnya dengan Seokmin dan menatapnya bingung.

"Tidak ada"

Jisoo pun mengangguk dan menarik tangan Seokmin menuju ke ruang makan.

"Aku belum menutup pintunya" Ucap Seokmin.

"Biar aku saja"

Jisoo bergerak ke pintu depan dan menutupnya. Ia pun segera membukakan tudung saji yang didalamnya terdapat lauk pauk makan malam mereka yang baru Jisoo masak sebelum Seokmin pulang.

Seokmin segera mengambil nasi dan mengambil lauk pauknya untuk ia makan bersama Jisoo.

"Selamat makan!"

"Tumben..." Gumam Seokmin lagi.

"Ada yang salah?"

"Uh? Ah... Tidak ada yang salah"

"Ayo makan"

Jisoo menyendok kan satu sendok nasi ke dalam mulutnya bersamaan dengan Seokmin. Mereka memang makan malam bersama, tetapi ini terasa berbeda. Seokmin sangat bingung dengan perbedaan sikap Jisoo ini.
.
.
.
"Apakah aku salah? Apakah aku salah jika berbuat baik kepadanya?" Batin Jisoo.

"Hei, kau melamunkan apa? Jangan banyak melamun" Ucap Jeonghan yang berada di sebelahnya.

Jisoo tersenyum dan menggeleng kecil.

"Kau ingin ingatanmu kembali, bukan? Agar aku ajak kau mengingat ulang semua ingatanmu yang hilang?"

Jisoo mengangguk.

"Ayo, agar aku tunjukkan kepadamu"

"Ayo"

Jisoo mengikuti Jeonghan dan mereka pun memasuki mobil Jeonghan. Jeonghan mulai membawanya ke sebuah sekolah, namun Jisoo masih belum mengetahui kemana arah mereka berdua berjalan.

"Kemana?" Tanyanya.

"Lihat saja.."

Setelah setengah jam berlalu mereka sampai di sebuah tempat yang Jisoo yakini itu adalah sekolah.

"Ini seperti sekolah yang ada di mimpiku. Apakah ini benar?" Gumam Jisoo.

Jeonghan mengajak Jisoo keluar dari mobilnya dan mereka pun mulai memasuki area sekolah itu.

"Jisoo?" Tanya seorang satpam yang kebetulan belum berganti setelah mereka lulus sekolah. Akan, tetapi Jisoo tidak mengetahui siapa itu. Ia menatap orang itu dengan tatapan bertanya-tanya. Netra hitamnya kini menatap kearah netra hitam Jeonghan.

"Ah, ini satpam sekolah. Benarkan, Pak?"

Satpam tersebut mengangguk walaupun ia merasa ada sesuatu yang janggal dengan keadaan Jisoo.

"Kami boleh masuk kan?"

"Tentu saja" Ucap satpam tersebut.

"Terimakasih"

Jeonghan pun menarik tangan Jisoo menelusuri area-area sekolah mereka kembali.

"Di bawah ini adalah sekolah menengah atas dan di atas adalah sekolah menengah pertama."

"Tunggu, mengapa kau mengajakku kemari? Apakah ada sesuatu tentang diriku disini?"

"Entahlah" Bohong Jeonghan.

Can I marry you? | SeoksooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang