"Hei, ada apa ini?" Tanya Jisoo.
Kedua matanya ditutup dan tidak bisa melihat apapun. Seokmin yang berada di belakangnya hanya terkekeh kecil dan tetap menuntun Jisoo untuk berjalan.
"Awas saja jika aku jatuh, aku akan menyalahkan mu. Kau tidak melihat kandunganku sudah besar? Sedikit lagi bayinya akan lahir. Kau ingin aku cepat-cepat melahirkan, huh?"
"Kau ini semakin cerewet saja. Lihat saja belum apa yang akan aku tunjukkan"
"Huh, aku memang tidak but—"
"Taraaa!"
Seokmin membuka penutup mata Jisoo dan menunjukkan indahnya panorama alam yang sangat fantastis.
"Seok..."
Seokmin masih terdiam menunggu Jisoo melanjutkan perkataannya.
"Ini sangat indah. Kau membutuhkan biaya—"
"Tidak usah bertanya tentang biaya. Aku kan orang kaya"
"Ck, sombong sekali"
"Kita sedang berada diatas sekarang. Kau lihat, ini bukit"
"Hmm... Panorama yang indah, sangat indah"
"Seperti dirimu" Ucap Seokmin.
"Kau ini, suka sekali menggodaku"
"Sudah berapa kali aku katakan kepadamu bahwa aku mengatakan yang sebenarnya"
Jisoo terdiam dan mengarahkan pandangannya ke panorama alam yang sangat fantastis itu.
"Aku akan mencintaimu dan terus mencintaimu"
"Kita bukanlah sebuah fatamorgana lagi. Kita adalah bumi dan matahari yang saling melengkapi satu sama lain. Dahulu, asaku sempat hampir terputus. Tetapi, aku terus meyakinkan diriku bahwa aku bisa membawamu kembali kepada dirimu yang lama"
"Dan..
Itu berhasil."
Seokmin tersenyum dan menggenggam tangan Jisoo.
"Aku berhasil membawa Jisoo ku yang lama"
Jisoo akhirnya menatap kedua manik kelam Seokmin dan hanya tersirat ketulusan dalam maniknya itu.
"Sebanyak apapun aku mengucapkan kata-kata cinta kepadamu itu semua tetap saja tidak bisa menunjukkan betapa banyaknya cinta kasih ku kepadamu. Karena sesungguhnya, cintaku kepadamu tidak terhitung berapa banyaknya. Kau membuatku bersinar, saat kau tidak bersamaku dan tidak mengingat ku, aku merasa sangat hancur dan hampir kehilangan kendaliku. Aku percaya pada satu hal bahwa ketulusan dan juga usaha pasti membuahkan sebuah hasil. Tidak mungkin, bukan jika sudah sangat lelah tetapi tidak mencapai tujuan akhir? Dan benar saja, aku menemukanmu dan aku juga yang membuat ingatanmu kembali bersama dengan bantuan Seungcheol dan Jeonghan"
"Terimakasih telah hadir di kehidupanku. Aku akan berjanji akan menjaga kau dan cinta ini selamanya. Aku tidak akan meninggalkanmu di masa-masa sulit. Aku akan menjagamu dan menjadi pendampingmu sampai akhir hayat ku. Doakan agar kita selalu diberi kesempatan dan kesehatan agar bisa saling menjaga cinta dan buah hati kita yang akan hadir di tengah-tengah kita nantinya. Aku yakin kau bisa menjadi orang tua yang baik. Anakmu adalah anakku dan anakku adalah anakmu. Ia adalah anak kita bersama"
Seokmin mengusap-usap perut Jisoo yang sudah membesar itu. Usia kandungannya sekarang telah mencapai 6 bulan.
"Aku... Aku sangat berterimakasih kepadamu karena telah rela menjaganya dan menyayanginya walaupun masih di dalam kandunganmu"
Mata Jisoo mulai berkaca-kaca mendengar banyaknya kalimat yang telah keluar dari mulut Seokmin yang bernotabe sebagai suaminya itu.
"Aku harap kau juga selalu mencintaiku seperti aku mencintaimu. Aku harap kau selalu menyayangi bayi kita seperti menyayangiku sebagai seorang suamimu. Aku selalu berharap yang terbaik bagi kalian berdua."
Seokmin tersenyum dan mengeluarkan sebuah kotak kecil yang terbuat dari beludru merah. Ia berlutut dihadapan Jisoo dan membuka kotak kecil itu perlahan. Sebuah cincin berlian kecil yang cocok di jemari kecilnya itu dikeluarkan oleh Seokmin dan di pasangkan di jemari manisnya tersebut.
Betapa tersentuhnya Jisoo atas perlakuan terlewat manis yang tengah dilakukan oleh suaminya ini.
"So can i marry you again, Hong Jisoo?"
Jisoo dengan cepat mengangguk dan Seokmin berdiri dari posisinya dan memeluk Jisoo-nya.
"Aku sangat mencintaimu, Lee Seokmin. Aku sangat mencintaimu."
Seokmin mengangguk.
Kini mata mereka berdua telah bergelinang air mata. Setelah usai berpelukan mereka berdua melakukan kontak mata dan saling mengusap air mata satu sama lain.
"Aku benar-benar akan melamarmu untuk yang kesekian kalinya. Bersediakah kau menikah denganku kembali, Hong Jisoo?"
"Iya, tentu saja aku bersedia menikah dan menjadi pendamping hidupmu sehidup semati, Lee Seokmin"
"Kapan pernikahan akan digelar?" Tanya ibu Seokmin.
"Besok"
"Apa? Bukankah itu terlalu cepat?"
"Kau tidak tahu saja aku dan ibu sudah mempersiapkan ini dari jauh-jauh hari"
"Apakah aku sangat berharga bagi kalian?"
"Pertanyaan macam apa itu"
"Hahaha, aku hanya bercanda"
Ibu dan anak itu memutar kedua bola matanya malas.
"Kau ini!"
"Hahaha!"
TBC
Vote and comment please :)Akhirnya, ceritanya sudah end. Oke, kalau begitu saya ucapkan terimakasih dan sampai jumpa di cerita-cerita lain saya. -Suirzzs
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I marry you? | Seoksoo
FanficSeorang laki-laki kaya bernama Lee Seokmin sedang mencari seorang gadis ataupun pria untuk ia nikahi, namun semua gadis-gadis dan pria-pria yang di kenalkan kepadanya selalu tidak cocok dengannya. Dan suatu ketika saat pria manis bernama Hong Jisoo...