FDFY : 28

8.3K 788 65
                                    

320 VOTE DAN 45 KOMENTAR YAA UNTUK BAB INI.

FOLLOW IG : jenlisagaristinta

Spill cerita Take Me, Nerd project karyakarsa sudah mulai aku post di IG Story dan e-book click masih bisa di pesan!

Perhatikan Gap vote dan komen yaa!

***

Rosé memang terlalu peka, terkadang kepekaan itu bisa menguntungkan tapi disisi saat ini, Jennie tidak bisa menilai situasi kepekaan Rosé menguntungkan. Dia beberapa hari mengabaikan tatapan Rosé padanya.

Jelas, Rosé mudah curiga dengan sikapnya yang tidak banyak bicara beberapa hari ini dengan kedua temannya. Jika tidak memikirkan Lisa yang mungkin akan curiga, Jennie tidak mau ikut makan dengan teman-temannya.

“Jennie?” Panggil Rosé di sela makan siang mereka hari itu.

“Ya?”

“Apa kau sudah selesai makan? Aku ingin pergi ke toilet. Bisakah kau mengantarku?” Tanya Rosé berkedip polos. Jika beberapa orang tidak peka, tidak akan ada yang menyadari ada sesuatu di balik permintaan Rosé itu.

Tapi Jennie jauh lebih tahu jika Rosé ingin bicara dengannya. Dia tidak siap membicarakan ini. Lagipula, apa juga yang perlu di bicarakan?

“Aku belum selesai, mungkin kau bisa—“

“Ayolah. Makananmu lebih sedikit dari yang lain. Temani aku, yuk? Sebentar, aku janji.” Mohon Rosé memasang wajah memelas.

Jennie benci menjadi serba salah di tempat duduknya. Dia melihat pacarnya yang sedang menunggu dengan tatapan penasaran. Melihat Lisa duduk di antara Seulgi dan Jisoo membuat perutnya mual. Dia ingin sekali menarik Lisa untuk menjauh dari teman-temannya.

Irene memperhatikan interaksi Rosé dan Jennie, namun tidak berkomentar. Hanya saja, Jennie tahu penilaian buruk dari Irene hanya dengan melihat wajah wanita itu.

“Jennie, ayo!” Kata Rosé menarik tangan Jennie pergi dari kantin. Keduanya pergi ke toilet dan Rosé menutup pintu di belakangnya.

“Kau tidak bisa menarikku sembarangan seperti itu!” Jennie memperingatkan dengan kesal sambil mengusap pergelangan tangannya meski tidak sakit.

“Ada apa?” Tanya Rosé tanpa basa basi. Jennie melatih ekspresinya sebingung mungkin, berpura-pura tidak mengerti apa yang sedang temannya itu pertanyakan.

“Apa sih?”

“Ah, mau berpura-pura bodoh denganku, ya?” Dengus Rosé. Tidak berniat bercanda, Rosé menatap tajam pada Jennie. “Ada yang salah dengan Seulgi dan Irene kan? Kau berubah sejak tiba-tiba pergi setelah kita semua pergi berbelanja akhir pekan kemarin.”

“Kau bicara apa? Menilai sesuatu darimana? Aku tidak berubah!” Bantah Jennie balas mendengus.

“Apa itu menyangkut Lisa?” Tanya Rosé mengabaikan bantahan Jennie, jelas tahu bahwa wanita itu tengah bohong.

Jennie terdiam sejenak. Serius, kenapa Rosé bisa sepeka itu, sih? Akhirnya menghela nafas, Jennie menurunkan pandangan karena enggan untuk menatap Rosé. Dia tidak tahu apa yang harus dia katakan?

Mungkin Rosé akan sangat marah jika dia tahu apa yang Irene dan Seulgi lakukan pada Lisa. Jika Rosé marah, Lisa jelas akan mengetahuinya dan jika Lisa tahu, itu hanya akan menyakiti pacarnya. Jennie tidak mau itu terjadi.

“Ini bukan urusanmu, Rosé. Serius, aku tidak bisa mengatakannya padamu.” Kata Jennie mengalihkan pandangan.

“Kenapa?” Tuntut Rosé, berusaha mengeluarkan nada dengan lembut.

JENLISA - Find Diary, Find You [GIP] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang