FDFY : 43

6.4K 731 78
                                    

BAB INI 380 VOTE YAA DAN 45 KOMENTAR.. KOMEN SESUAI ISI CERITA SAJAA..

FOLLOW IG : JENLISAGARISTINTA

SELAMAT MEMBACA KEMBALI YAA!

***

Jennie merasakan ketakutan yang akrab begitu bangun tidur tidak menemukan Lisa di sampingnya. Bergegas melempar selimut, dia mengambil pakaian bersih yang layak dipakai dari dalam lemari.

“Astaga,” Jennie memegang jantung yang berdegup kencang. Lisa berada di dapurnya, tengah diam tanpa melakukan apapun. “Kau pusing? Ingin makan sesuatu?”

“Tidak lapar.” Lisa tampak sedikit bingung di tempatnya berdiri.

Jennie berjalan menghampiri Lisa. Hendak menyentuh Lisa namun dia menahan diri dan berdiri di depan Lisa mengambil jarak satu langkah jauh dari Lisa.

“Kenapa Lisa? Ada sesuatu yang kau khawatirkan?” Tanya Jennie raut wajah penuh kekhawatiran yang begitu jelas.

“Kau memang sangat tahu,” Lisa menggaruk tengkuknya. Anehnya, wajahnya memerah. Membelah bibir seolah ingin bicara, namun beberapa detik kemudian bibirnya kembali terkatup.

“Kau bisa memberitahuku. Atau… mari kita buat kopi dulu agar kau lebih tenang, ya?” Jennie berjalan ke sekitar konter namun langkahnya terhenti sesaat. “Jika kau lupa, aku sekarang juga bisa minum kopi.”

Lisa sedikit tersesat dengan maksud perkataan Jennie. Hingga beberapa saat kemudian, dia ingat dulu Jennie pernah memberitahu bahwa wanita itu tidak minum kopi.

“Ah, tentu.” Ujar Lisa sedikit bingung.

“Kamu lupa kan? Tidak apa-apa, itu wajar.” Ujar Jennie melanjutkan langkah dan kemudian membuat kopi untuk mereka berdua.

Jennie tidak berani menoleh. Kedua tangan bertumpu di sisi konter sambil menunggu setiap tetes kopi jatuh ke dalam cangkir. Dia bertanya-tanya apalagi yang Lisa lupakan tentangnya di masa lalu?

Apakah Lisa telah melupakan perasaannya juga?

“Aku… akan menunggu di meja konter.” Ujar Lisa memecah keheningan.

“Oke.” Jennie berujar singkat. Saking heningnya, Jennie bisa mendengar langkah kaki Lisa yang begitu perlahan. Apa yang membuat Lisa bahkan ragu untuk melangkah?

Beberapa saat kemudian, Jennie menyusul Lisa dengan dua cangkir kopi di tangannya. Dia memberikan salah satunya pada Lisa yang langsung menyesapnya dengan hati-hati. Mendengar erangan dari tenggorokan Lisa, tubuh Jennie menegang.

Astaga, tenangkan dirimu, Jennie. Disini mereka akan bicara serius. Jennie menegur dirinya sendiri. Dasar pikiran kotor, tidak bisa terkontrol.

“Ehem,” Jennie akhirnya berdehem, menatap Lisa yang sedang memakai sweater besar miliknya. Ah, sudah lama dia tidak melihat Lisa dalam balutan sweater. “Jadi, kau ingin mengatakan sesuatu?”

“Oh, ya. Maaf.” Lisa menghela nafas. “Kau tahu? Soal mabuk, dan aku tahu aku sering mengoceh jika aku mabuk. Aku tidak ingat apa yang aku katakan tapi jika itu juga menyinggungmu, maafkan aku.”

“Seharusnya tidak jadi masalah. Hanya saja, aku tidak mengerti kenapa kau mabuk seperti itu.” Ujar Jennie.

Sebenarnya, Jennie tahu. Tapi dia mengharapkan Lisa mengatakannya secara langsung. Tolong, katakan bahwa dia cemburu hingga Jennie bisa mendengar secara langsung bagaimana perasaan Lisa.

“Hanya beberapa masalah. Tidak penting.” Ujar Lisa melambaikan tangan dengan santai.

“Tidak penting?” Emosi Jennie sedikit terpancing. “Jadi begitu? Tidak penting jika aku dekat dengan Bobby? Dia temanmu kan?”

JENLISA - Find Diary, Find You [GIP] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang