Sekitar 7 jam yang panjang akhirnya sudah mereka lalui. Pesawat sudah mendekati bandara dan bersiap untuk mendarat.
Geo menepuk pelan bahu Saita untuk membangunkannya dari tidurnya yang lelap.
"Sa, ayo bangun, kita udah mau nyampe." Saita yang mendengar hal itu segera terbangun.
Ia menggosok matanya dan mengambil botol berisi air putih miliknya untuk ia minum agar tak merasa mengantuk walau matanya masih terasa berat untuk bangun.
Geo membelai rambut Saita, mengetahui bahwa Saita masih kelelahan. "Nanti kamu bisa istirahat di apartemen."
Saita mengangguk setelah mendengar kalimat Geo. Perasaannya mulai membaik setelah ia tiba di negara yang mereka tuju, Indonesia.
Saita merasa seolah setengah dari beban hidupnya telah hilang. Ia akan memulai hidup baru yang lebih harmonis bersama dengan orang yang sudah pasti menyayanginya.
Tanpa sadar, Saita tersenyum tipis begitu ia menatap langit dari jendela. Sebentar lagi mereka akan turun dan menembus awan-awan yang saat ini berada dibawah mereka.
"Indonesia ya.." Saita bergumam dalam pikirannya begitu awan-awan di langit berpencar, menampakkan pulau Jawa.
___________________
-BANDARA:
Soekarno-Hatta, TangerangBeberapa menit kemudian, pesawat yang mereka naiki mendarat di bandara di kota Tangerang.
Saita dan Geo keluar dari pesawat tersebut untuk mengambil tas dan koper mereka.
"Sa, kamu tunggu di kursi tunggu aja ya, aku ambil koper kita dulu."
Saita mengangguk pada Geo yang berjalan menuju tempat penyimpanan tas. Ia berjalan menuju kursi tunggu yang Geo tunjukan.
Saita hanya terduduk lelah disana karena ia tak dapat beristirahat dengan tenang akibat guncangan yang terjadi di dalam pesawat terus menerus. Ia menarik napas sejenak karena merasa pusing, namun rasa lelahnya hilang begitu ia mengingat lokasinya saat ini.
Mereka berdua sudah berada di Indonesia dan akan memulai kehidupan yang lebih baik. Saita dapat melepaskan masalah yang selama ini mengganggu kehidupannya yang tenang di Jepang.
Angan-angan indah Saita seketika buyar ketika pemuda yang sama menarik perhatiannya kembali. Lelaki itu terlihat berjalan berdampingan dengan wanita yang sama.
Saita tak dapat melihat jelas wajah dari pasangan tersebut karena si lelaki memakai masker, sementara pasangannya terhalang oleh lelaki tersebut.
Saita meragukan firasatnya berusaha untuk tak menghiraukannya, menanggap bahwa mereka hanyalah pasangan yang ingin berbulan madu dan hanya menarik perhatiannya.
Sebuah tepukan ringan mendarat di bahu Saita. Geo ternyata sudah berdiri tepat di belakangnya dengan koper mereka berdua dan ransel Saita.
"Mikirin apa lagi?" Terdengar rasa kesal dalam nada bicara Geo pada Saita.
"Sa, kita disini bukan buat nambah masalah, tapi buat melupakan masalah.."
Saita tertunduk saat mendengar ucapan dari Geo. Geo yang sadar Saita menjadi murung karena perkataannya mengangkat dagu Saita, memaksa mata Saita untuk menatap matanya.
"Jangan murung lagi, aku ga suka liat kamu murung begini.." Geo sedikit luluh dengan ekspresi Saita yang terlihat murung.
Saita mengangguk pada Geo dan menggenggam tangan Geo yang sedang membelai pipinya.
"Thanks." Saita tersenyum lembut pada Geo, berusaha membuat Geo sedikit lebih tenang.
Caranya ampuh dan berhasil membuat Geo lebih tenang setelah mendapatkan senyuman dari Saita.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET PATISSIER
Roman pour AdolescentsAdult 🔞 [BxB] Sekolah khusus anak anak berbakat. Sekolah yang hanya menampung anak anak berbakat ini akan menjadi kisah yang menarik, tetapi tak hanya anak berbakat yang boleh mendaftar ke sekolah itu, anak anak biasa juga boleh tetapi... Cerita...