3🍰

75 4 0
                                    

-20/6/2022

-Mirai High School

_________________________♪♪♪

Saita berangkat bersama adik laki lakinya. Soue Queldrick. Mereka hanya berbeda satu tahun, walau sekolah mereka berbeda tetapi jaraknya tidak jauh.

"Kak, kakak yang boncengin adek ya?"

"Gak. Kamu aja yang boncengin kakak"

"Kenapa sih kak selalu adek terus?"

"Sesekali jadi adek yang berguna"

Soue tampak kesal, tetapi ia menuruti perintah kakaknya. Walaupun cuaca sedang mendung, Soue melajukan motornya dengan tenang, tidak ngebut dan tidak terlalu pelan.

"Ga takut kehujanan?" Ucap saita. Soue hanya menggelengkan kepalanya.

Walaupun mereka Kakak beradik, postur tubuh Soue lebih ke arah kakak, sedangkan postur tubuh Saita lebih ke arah adek.

Orang orang berfikiran sama seperti itu, tetapi nyata nya peran kakak diambil oleh Saita sedangkan peran adek diambil oleh Soue.

___________________________♪♪♪

"Kakak yakin mau naik sendiri habis ini?"

"Kakak gamau buang buang tenaga buat anterin kamu, makanya kakak suruh kamu yang bonceng"

"Yasudah, hati hati ya kak" Soue memeluk saita. Karena tubuh Soue lebih lebar, Saita merasakan kehangatan yang menjalar di sekitar tubuhnya.

"Adek juga fokus belajar ya, jangan cinta cintaan oke?"

"Siap kak. Adek pergi dulu ya, janee"

"Janee"

*Brummm

Suara motor berhenti tepat di belakang Saita, saita melihat ke belakang ternyata....

"Yo! Ngapain disini?" Ucap Rei

"Bukan urusanmu. Lantas bagaimana dengan kamu?"

"Tch, kau terlalu formal denganku. Aku tak mengerti kata katamu"

Rei mematikan mesin motornya, melepas helm nya dan turun dari motornya. Rei mendekat kan diri dengan Saita, lalu ia menatap Saita dengan dekat.

"Nafasmu bau Rei"

"Jangan mengejek ku. Sekarang coba berbicara santai saja denganku, kita teman bukan?"

"Rei, kita akan terlambat"

"Biarlah kita terlambat asal kau bisa menerima ku sebagai temanmu"

"Rei, kita bukan anak kecil lagi"

"Arghh. Kau itu kenapa sih? Susah sekali dijadikan teman"

Saita hanya diam, lalu ia memakai helm nya dan menaiki motornya.

"Eyy stop stop stop!!!"

"Apalagi reii?"

"Sini ku bonceng"

"Ga perlu, aku bisa sendiri"

"Aku tau kau habis mengantarkan adekmu kan, biarlah dia yang memakai motor itu sampe pulang nanti"

"Kau mengikuti ku?"

"Tidak, hanya tak sengaja bertemu"

"Aku tidak mau menaiki motormu Rei"

"Kenapa? Motor ini bagus, mahal. Kenapa kau tidak mau menaikinya?"

"I-itu... Akan me-membuat ku jadi a-aneh..." Saita sebisa mungkin menahan malu. Ia pernah sekali menaiki motor yang sering di gunakan ayahnya. Mirip seperti milik Rei, tetapi disaat Saita menaikinya, tubuhnya akan condong ke depan dan dia sangat malu dengan posisinya di sepanjang perjalanan.

SWEET PATISSIER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang