extra part 3

6.9K 324 19
                                    

vote dulu broh! jangan jadi pembaca gelap.

.
.
.

Happy Reading

Chelsie menatap langit kamarnya, pikiran entah kemana, pasalnya sudah dua Minggu ia di dunianya, ia jadi rindu dengan Rio, Claudia, Vera, Ezra, Alice, Albert dan ... Mateo, tunggu! Mateo atau Seano?

" Lagi apa mereka? Apa mereka bakal lupa sama gue seiring berjalannya waktu? " Tanya-nya pada diri sendiri.

Kenangan manis terbesit di otak Chelsie, sial. Tiba-tiba Chelsie merasa sedih.

Apa boleh ia berfikir bahwa Mateo dan lainnya nyata? Bukan hanya karakter yang hanya di gambarkan oleh seseorang, dan bukan hanya hayalan seseorang.

" Dari pada gue kaya gini, mending jalan-jalan, ya kan. " Katanya seraya beranjak dari ranjang untuk bersiap-siap.

###

Note: bakal ada cerita Chelsie dan Seano, buat yang lupa bisa liat di chapter 29&30.














Chelsie memilih duduk di tepi danau seraya memandangi danau yang luas dan indah ini, awalnya Chelsie ingin berbelanja, namun entah mengapa ia merasa dirinya di tarik untuk ke tempat ini.

Ke tempat Chelsie dan Mateo ( Seano ) kecil bermain, danau yang hijau, pohon yang menambah kesan sejuk, dan... Rumah pohon yang Mateo ( Seano ) berikan padanya , meskipun sudah 7 tahun lalu di buatnya, rumah pohon tersebut tidak terlihat tak terawat, malah terlihat masih sangat kokoh.

Karena Chelsie selalu merawatnya, dia sering mengunjungi danau ini, walau hanya untuk sekedar menenangkan hati nya yang kacau atau rindu dengan sosok Seano.

" Dia dateng lagi di saat gue udah ketemu sosok lo yang baru. " Ucap Chelsie ntah kepada siapa.

Mungkin kalian tau ‘dia’ itu siapa, dan ‘sosok yang baru’

Jujur, mendengar penjelasan Aldrick, kadang membuat hati Chelsie terombang-ambing, Aldrick adalah lelaki ke dua yang membuat Chelsie jatuh hati, dengan sikapnya yang lembut dan kadang menjengkelkan mengingat dirinya dengan Seano ( Mateo ) , persetan Chelsie di bilang apa, jika tahu alasan dia menyukai Aldrick, dia hanya rindu dengan sosok Seano di sini.

" Gue kangen lo, gue bener-bener kangen lo Ano, kapan lo datengin gue lagi? Gapapa walaupun wujud lo Mateo, cuma lo yang bisa nenangin gue... Cuma lo yang tau kadang betapa kesepian gue, cuma lo yang ta-- "

Chelsie tidak sanggup berucap lagi, setiap kata-kata yang keluar dari bibirnya, memori dirinya dengan Seano juga bakal terpampang di otaknya.

" ARGHHH " Tiba-tiba Chelsie merasakan pusing yang amat sakit, gadis itu memegangi kepalanya yang sakit. " Sa-sakit, Unda i-ini sakit, hiks. "

Chelsie berdiri dari duduk, dan melangkah menjauh dari danau itu dengan sempoyongan, demi apapun kepalanya seakan di hantam batu.

Karena jalannya sempoyongan, Chelsie tersandung dengan kakinya sendiri, dan terjatuh ke dalam air danau yang tingginya sekitar lima meter itu.

Dadanya sesak karena tidak bisa bernafas, pandangan mulai Chelsie buram, Chelsie pasrah dengan dirinya yang tenggelam di air danau ini, mau berenang tetapi badannya sangat lemas, biarkan takdir yang menentukan selanjutnya kehidupan, Chelsie.
































“Beberapa Ingatan kecil Chelsie ”

“ Chelsie, ikut aku sebentar yuk! Aku bakal nunjukin ke tempat yang indah, yang ga bakal Chelsie lupain. ” Ajak Seano kecil kepada Chelsie.

Chelsie berfikir sejenak, sebelum mengiyakan ajakan sehabatnya yang selalu ada dengan dirinya.

Seano berjingkrak saat Chelsie menerima ajakannya, laki-laki kecil itu memakaikan kain berwarna merah, untuk menutupi mata indah Chelsie.

“ Titan, kenapa di tutup? Ona ga bisa liat tahu! ” Protes Chelsie kecil.

Laki-laki kecil berumur sembilan tahun itu terkekeh kecil mendengar nada protes Chelsie kecilnya, kenapa di bilang kecil? Karena Chelsie pendek, walaupun seumuran dengannya.

“ Karena buat suprise Ona kecillll, udah deh nurut aja ya kecil, aku bakal bawa kamu ke suatu tempat. ” Jawab Seano.

Seano melihat Chelsie yang mengerucut bibirnya sebal, ia tertawa kecil.

Seano menuntun Chelsie ke mobil. “ Pak, tolong anterin ke tempat kemaren aku datangi ya. ” Pinta Seano ke supir rumahnya.

“ Siap, Den Sean! ”

*
*
*

Setelah beberapa menit, akhirnya Seano, Chelsie, dan supir pribadi sekaligus penjaga Seano ( kalau berada di luar rumah ) sampai di tempat tujuan.

Seano membawa Chelsie kecil ke tempat yang tidak akan gadis itu lupakan, ia yakin.

“ Sudahh siappp??? ” Tanya Seano pada Chelsie.

Chelsie mengangguk girang. “ Siappppp! ” Balas Chelsie.

Seano perlahan membuka ikatan kain di kepala Chelsie, setelah terbuka Chelsie melihat pemandangan indah di depan matanya.

“ Walaupun hanya ini, aku yakin, tempat ini bisa menjadi tempat keluh dan kesah kamu, di saat aku ga ada jangan memendam apapun di hati kamu, kamu bisa mencurahkan isi hati kamu disini, ini rumah ke dua kamu. ”

Chelsie kecil bingung dengan perkataan Seano.


























































Namun, dia tau arti semua itu,
ketika beranjak ramaja.



















***

See you readers 👋🏻

Transmigaration Into Comics (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang