extra part 2

7K 284 11
                                    

Vote dan komen!
.
.
.




Happy Reading

" Bik Eda juga ga tau Non,tapi dia teh tinggi, gagah, mm rambutnya warna hitam, gitu weh yang Bik Eda tau nya mah. " Jawab Bik Eda yang mengasih tahu ciri-ciri tamu Chelsie.

Chelsie melebarkan bola matanya. " Suruh dia masuk Bik. " Pinta Chelsie yang di angguki oleh Bik Eda.

***

Chelsie, Sabiru, Amy, Daisy, dan tamu itu. sudah di ruang tamu dengan suasana yang cukup canggung.

" Hai... Apa kabar Chel? " Tanya tamu itu agar memecahkan keheningan di ruangan ini.

Chelsie kaget dengan pertanyaan tamu yang bergender laki-laki tersebut. " E-eem baik, kalo lo gimana Rick? " balas Chelsie gugup.

Tamu tersebut adalah Aldrick Sebastian HTS Chelsie dulu.

Aldrick mengunjungi Chelsie, laki-laki yang memiliki ciri-ciri, rambut hitam legam, alis yang tebal, mata yang sipit, senyum yang manis, pipi yang sedikit tirus, hidung yang mancung, bulu mata yang lentik, bahu yang lebar dan kokoh itu, dulu sempat menarik perhatian Chelsie.

Namun mereka hanya sebatas HTS tidak lebih, padahal banyak yang mengira Aldrick dan Chelsie sepasang kekasih, namun entah mengapa mereka nyaman tidak memiliki hubungan apapun.

Tapi sebelum Chelsie yang tertidur panjang, Aldrick mengasih tahu seluruh siswa/i sekolahnya, bahwa dirinya sudah mempunyai pacar, tetapi bukan Chelsie.

Chelsie yang mendengar itu pun agak... Kecewa dan cemburu, padahal dia bukan siapa-siapanya, lucu sekali bukan?

Dan saat itu pula Aldrick menjauhi Chelsie, membuat gadis itu seperti orang yang di campakkan, padahal mereka tidak mempunyai hubungan khusus.

Tapi... Kenapa saat ini Aldrick mengunjungi dirinya? Chelsie kira laki-laki itu lupa dengan dirinya.

Sabiru, Daisy dan Amy menatap Aldrick dengan tatapan tak suka, ya bagaimana tidak suka, laki-laki itu, dulu yang membuat Chelsie menjadi pendiam selama dua Minggu lamanya.

" Ngapain lo kesini? " Tanya Sabiru dengan nada yang tidak suka, menatap tajam Aldrick.

Aldrick menghela nafasnya. " Gue kesini buat kasih tau, kenapa pas itu tiba-tiba gue ngumumin pacaran sama Hazel. " Ucap Aldrick seray menatap lekat wajah cantik Chelsie.

Chelsie yang di tatap seperti itu pun 'agak' risih, entah kenapa. Padahal dulu ia senang selalu di tatap oleh Aldrick.

" Orang tua gue ngejodohin gue sama Hazel, dan saat denger mau di jodohin sama gue nolak keras, tapi orang tua gue kekeh, gue juga di ancam bakal di kirim ke Australia buat lanjutin sekolah gue di sana, gue ga mau jauh dari lo Chel, tapi gue ga punya pilihan, makanya gue setuju buat di jodohin. "

" Semuanya baik-baik aja, sebelum Hazel bilang “ jangan deket-deket sama Chelsie ” gue nolak, tapi dia ngancem bakal bilangin ke orang tua gue, gue di situ ga bisa apa-apa, sebenarnya gue ga mau jauhin lo Chel, bukan kemauan gue ngejauh dari lo, ini semua karena Hazel dan orang tua gue. Kalau aja mereka ga ngejodohin gue sama dia, kita bakal ga saling ngejauh kan? "

" Sampai akhirnya orang tua gue sadar kalo dia salah karena ngejodohin gue sama Hazel, orang tua setuju buat mutusin pertunangan itu, mungkin karena gue mogok makan setelah lo ngejauh dari gue? Dan... Gue seneng karena gue terbebas dari Hazel, tapi saat denger lo jadi 'Putri Tidur' gua awalnya ga percaya, tapi pas liat sendiri gua percaya, jadi... Chel... Maafin gue ya? Maaf gue ga bisa jujur sama lo, lo mau kan sama gue lagi? Dengan status yang berbeda. "

Chelsie mendengar penjelasan Aldrick dengan seksama, sesekali Chelsie menampilkan raut wajah yang terkejut, tapi entah kenapa tidak ada jantung yang berpacu cepat saat dekat dengan Aldrick, tapi dulu. Jantungnya berpacu sangat cepat tiap berdekatan dengan Aldrick.

Chelsie melihat mata Aldrick, memang terlihat sangat tulus, tapi jujur dia sudah tidak mempunyai rasa untuk Aldrick, sudah terlambat.

Chelsie memikirkan kata-kata yang tepat untuk ia lontarkan, takutnya salah kata malah membuat laki-laki itu sakit hati, atau kecewa, bukan?

" Gimana ya Al, jujur gue kecewa sama lo, karena lo ga mau jujur sama gue, dulu gue selalu mikir gini “ kenapa ya Aldrick ngejauh tiba-tiba sama gue ” gue selalu mikir gitu, gue terima kasih sama lo karena udah jujur sekarang sama gue, tapi untuk kaya dulu, maaf... Gue ga bisa, gue tau bukan karena lo mau, tapi gue bener-bener ga bisa, sekali lagi maaf. " Balas Chelsie panjang lebar, jujur dirinya tidak tega mengatakan itu, tapi sekarang Chelsie tidak mau kembali dengan masa lalu, untuk sekarang Chelsie ingin membuka lembaran barunya, disini.

Aldrick tersenyum kecut, dia terlambat, sangat terlambat untuk mendapatkan Chelsie. Kenapa dirinya sangat bodoh menerima perjodohan itu? Dengan dirinya sekolah di luar negeri tidak akan membuat Chelsie jauh kan? Tapi ini bukan jauh tentang jarak.

Aldrick berdiri dari duduknya, dia tidak akan memaksa Chelsie, dirinya sangat ingin mempertahankan Chelsie, tapi dirinya merasa tidak pantas, Aldrick akan melihat Chelsie dari jauh sana.

" Iya gapapa, kalo emang keputusan dari lo, gue nerima. Gue harap lo bahagia selalu, gue harap lo bisa dapet laki-laki yang ga nyia-nyiain perempuan sebaik diri lo, gue pamit ya? Sehat selalu, Chelsie... " Ucap Aldrick, sebelum itu dia tersenyum manis hingga membuat matanya membentuk bulan sapit.

Chelsie menatap punggung Aldrick yang menjauh. " Maaf, gue ga sebaik itu, Al... " Batin Chelsie.

___

Kemaren ga ada yang bener, pada jawab Mateo semuaaa, bukan ya guys itu bukan Mateo, karena ya kan Mateo masih di dunia 'komik' so mana bisa?

Sebenernya bisa aja sih, kan ini di atur Cece, hehehehe.

Udahh yaa ga usahh penasaran hehe, itu masa lalu nya Eneng Chelsie.

Nah masa lalunya udah tau, tapi masa depan Chelsie siapa nih?

Ada yang mau..

Aldrick?

Ezra?

Mateo?

Atau

Orang baru?

Ayoo pilihhh, biar tau endingnya sama siapa, hihi.

See you the next extra part!

Transmigaration Into Comics (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang