Saat SMA, Alit pernah berdoa, agar berjodoh dengan teman satu geng Bintang. Doa itu muncul dari keputusasaannya setelah berusaha keras mencari pacar, tapi tidak ada satu pun cowok di sekitarnya yang sesuai dengan kriterianya. Alih-alih bertemu dengan gentleman dan memiliki kisah manis seperti di film-film, Alit selalu dihadapkan oleh playboy sok kecakepan yang enggak ada apa-apanya dibanding Bintang.
Alit pikir, kalau dia mencari cowok yang mirip dengan Bintang, kenapa enggak mendekati teman setongkrongan Bintang saja? Secara logika, dalam sekumpulan geng anak muda, pastilah ada satu-dua kesamaan sifat, atau visi misi yang membuat mereka bisa cocok nongkrong bareng.
Jadilah secara random, di tengah putus asanya mencari pacar, Alit berharap salah satu dari teman setongkrongan Bintang naksir dia. Atau lebih bagus lagi, kalau berjodoh dengannya.
Nyatanya, teman setongkrongan Bintang saat SMA sudah punya pacar semua. Lalu saat Bintang sudah kuliah dan Alit masih SMA, doa itu kembali Alit panjatkan diam-diam sambil mencuri pandang ke Fano dan Ben yang suka main ke rumahnya. Keduanya punya daya tarik tersendiri yang membuat Alit menyukainya. Sungguh Alit ikhlas lahir batin kalau salah satu dari mereka naksir dia.
Sekilas Ben tampak dingin, tapi setelah mengenal lebih akrab, dia hangat dan menyenangkan. Pesona utamanya adalah, Ben pintar banget. Semua pelajaran SMA masih diingatnya dengan jelas, sehingga seringkali Ben mengajarinya mengerjakan PR. Bahkan Bunda suka bercanda, agar Alit enggak usah mahal-mahal ikut bimbel, tapi les sama Ben aja.
Jelas Alit mau banget! Dengan begitu dia bisa lebih banyak menghabiskan waktu dengan Ben, kan?
Sayangnya, Ben terlalu sibuk. Pria itu menjadi asisten laboratorium di kampusnya, dan sering menjadi asisten dosen dalam beberapa proyek penelitian. Jadi, pria itu enggak bisa sering-sering main ke rumah Alit.
Sementara Fano, tipe cowok humoris yang pintar menghidupkan suasana. Rasanya kalau enggak ada Fano, tongkrongan mereka jadi sepi dan enggak seru. Pria itu punya seribu satu topik obrolan yang selalu menyenangkan. Jangan lupa dengan berbagai permainan atau tebak-tebakan yang selalu membuat Alit terbahak-bahak.
Sialnya, Ben dan Fano kelewat akrab dengannya, jadi sudah terlanjur menganggapnya sebagai adik kandung. Sama sekali tidak terlihat ada bibit-bibit cinta yang mereka pancarkan untuk Alit. Jadi, mau selama apa pun Alit caper dan menghabiskan waktu dengan mereka, tidak ada satu pun hal yang membuat mereka melihatnya sebagai seorang wanita.
Dan yang lebih sial lagi, justru Brian—pria yang sangat dihindari Alit—yang terang-terangan menyukai Alit. Pria itu enggak segan-segan menggodanya langsung dengan penuh percaya diri.
Alit lupa kapan pertama kali Brian menggodanya. Sepertinya saat Alit SMA kelas dua. Yang jelas, Bintang langsung marah-marah enggak setuju. Tidak terhitung berapa banyak ancaman Bintang pada Brian agar berhenti menggoda Alit. Namun, semakin dilarang, pria itu malah semakin gencar bergerak.
Puncaknya adalah beberapa bulan lalu, menjelang acara lamaran Bintang dan Alanda, dengan santainya Brian datang dan mengatakan pada orangtuanya, ingin ta'aruf dengan Alit. Gila, kan?
Untungnya, tidak ada satu pun yang menganggap itu serius. Bunda dan Ayahnya pun cuma tertawa-tawa. Sementara Bintang langsung mengucapkan sumpah serapah sambil terus mengancam agar Brian berhenti mengganggu Alit.
Masalahnya, selain tampangnya yang ganteng, dan lahir dari keluarga tajir melintir, Brian enggak punya kelebihan lain yang memenuhi kriteria Alit dalam mencari calon suami. Bintang pernah cerita, bahwa track record Brian dalam hubungan asmara sangatlah buruk. Bahkan jauh lebih buruk dari yang pernah Alit bayangkan.
Alit masih ingat bagaimana tegasnya raut Bintang malam itu, ketika mewanti-wanti Alit agar tidak goyah dengan godaan Brian sedikit pun. "Awas ya kamu, kalau sampai ngeladenin Brian! Sedikit pun, jangan pernah izinin Brian sentuh kamu! Laporin ke aku langsung, kalau dia berani! Asal kamu tahu ya, dulu dia sering selingkuh. Punya dua pacar dalam satu waktu? Udah biasa. Punya tiga pacar sekaligus pun pernah. Jadi selingkuhan pernah. Pacaran sama istri orang juga pernah. Ini aku enggak bermaksud nyebarin aib, tapi kamu harus tahu itu. Dia enggak pernah serius. Barangkali dia cuma penasaran sama kamu, atau lagi gabut aja, karena kehabisan target. Mungkin 50% populasi mahasiswi di Jogja udah pernah deket sama dia. Dan karena sekarang dia tinggal di Jakarta, aku pun enggak tahu, di sana dia punya pacar atau enggak. Pokoknya, kamu harus hati-hati. Jangan pernah percaya sama omongannya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Shitty
RomanceDi antara banyaknya teman setongkrongan Kakaknya, kenapa harus Brian yang naksir Alit? Masalahnya, selain wajahnya yang ganteng dan terlahir dari keluarga tajir melintir, Brian enggak punya kelebihan lain yang sesuai dengan kriteria Alit. Bahkan sep...