D-DAY 4

132 31 4
                                    

RASA kesepian melanda IU selama beberapa bulan ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

RASA kesepian melanda IU selama beberapa bulan ini. Tapi, ia selalu menyibukkan dirinya dengan berbagai kegiatan di luar pekerjaan kantor.

Setiap hari ia bangun pukul lima, lalu berdoa dan dilanjutkan dengan jalan-jalan pagi mengitari kompleks perumahannya yang berada di daerah Hannam. Ia selalu mampir ke Pasar Tradisional yang ramai, melihat-lihat apa yang bisa ia beli untuk dimasak ibunya di rumah. Saking seringnya, IU sampai mengenal beberapa pedagang sayur dan daging di sana. Seperti Mark-nama yang terlalu keren, pikir IU.

Tukang daging yang selalu menyapa ramah, bahkan terkesan menggoda. Entah karena suka atau apa, pedagang itu selalu memberi potongan harga yang kelewat murah bila IU belanja padanya. Atau Ahjuma Cha, seorang penjual sayuran langganannya. IU mengenal perempuan itu saat ia kebingungan di depan kios dagangannya memikirkan bahan-bahan yang diperlukan untuk memasak Sup Kimchi. Dengan ramah, Ahjuma Cha memberi tahu.

Kadang-kadang Juno keponakannya yang baru berumur tiga tahun, ikut menemani

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kadang-kadang Juno keponakannya yang baru berumur tiga tahun, ikut menemani. IU sangat menyukai acara jalan-jalan pagi bersama keponakannya yang lucu itu. Rambutnya tebal. Matanya bulat besar dengan pandangan yang selalu dipenuhi tanda tanya. Kepalanya selalu bergerak ke arah yang menarik perhatiannya. Sepanjang perjalanan IU selalu diserang dengan pertanyaan-pertanyaan, seperti, itu rumah siapa? Itu mobil apa? Itu binatang apa? Dengan gaya seperti seorang guru TK yang ramah, IU menerangkannya. Dan, sepertinya, jawaban IU selalu memuaskan Juno.

Sepulang dari kantor, IU selalu mampir ke toko bunga milik ibunya, pada sore hari. Empat bulan lalu ia mengambil kursus menyetir mobil sehingga kini ditugasi mengantar jemput ibunya bekerja. Tapi, IU menyukainya. Toko itu semarak dengan bunga-bunga jualan. Mawar, tulip, melati, anyelir. Tapi ada satu jenis bunga yang paling ia suka: anggrek putih. Baginya bunga itu bukan saja cantik, tapi memesonakan.

Hal baru yang paling menghibur kesepiannya adalah kegiatan memasak di hari Sabtu dan Minggu. Walau IU seorang koki pemula, tak jarang ia mendapat pujian atas masakannya dari anggota keluarga, terutama saat IU memasak chinese food. Pernah suatu kali ia menjadi koki utama sewaktu acara arisan keluarga di rumahnya. Spageti buatannya pun terkenal lezat.

Malam hari IU selalu tidur lebih awal, kecuali saat acara Friends, Sex and The City, dan Survivor. Segelas susu cukup untuk membuatnya cepat terlelap di jam sembilan malam.

Begitulah ritme hidupnya beberapa bulan ini. Sedikit demi sedikit ia telah berhasil mengusir bayangan Yoongi dari pikirannya. Kamar tidurnya telah bersih dari hal-hal yang dapat mengenang lelaki itu. Foto-foto, surat-surat dan hadiah-hadiah pemberiannya telah ia simpan dalam dua buah kotak kardus sepatu. Kemudian, ia taruh kotak- kotak itu dalam lemari dan: sim salabim... aku lupa kotak itu pernah ada!

Tapi, sejak dua hari lalu barang-barang itu telah keluar dari persembunyiannya dan terserak di kamar. Seperti hari kemarin, malam ini ia hanya duduk di atas tempat tidur sambil memandangi foto-foto itu yang telah ia susun berdasarkan waktu pemotretannya. Segelas susu yang ia minum tadi tetap saja tak membuatnya tidur hingga pukul dua.

IU pandangi foto mereka waktu di Jeju, saat liburan kelas 2 SMA. Waktu itu, seorang temannya memotret IU tengah menyiksa Yoongi karena lelaki itu tertangkap basah sedang merokok secara sembunyi-sembunyi. IU terlihat seperti seorang ibu yang galak sedang memarahi anaknya yang sangat bandel.

Pipi IU telah basah saat ia pandangi foto sewaktu mereka wisuda. Bukannya bersikap resmi dan anggun, tetapi mereka malah bersikap konyol dengan berpose seperti dua anak yang sedang memperebutkan topi toga.

la bersihkan barang-barang pemberian Yoongi yang terlihat mulai berdebu. Boneka-boneka, jam tangan, kaset, CD, gantungan kunci, kulit kerang, t-shirt. Memang bukan barang-barang yang mahal, tetapi masing-masing selalu penuh cerita dan makna. Beberapa di antaranya ia terima dari lelaki itu bukan pada momen-momen yang khusus. IU teringat kembali, semuanya menunjukkan mereka begitu bahagia. Sangat bahagia.

Segala macam pikiran kini berkecamuk di kepalanya seperti riuh air terjun. Ia belum juga menemukan jawaban yang tepat atas berbagai pertanyaan yang melintas di benaknya. Mungkinkah sebaiknya ia menemui Yoongi dan menjelaskan semua?

Apakah kamu akan tetap mencintai aku. Gi? Dan menerima aku apa adanya? Atau sekadar mencintai kenangan kita?

D-DAY [Completed] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang