Min Yoongi berjalan dengan hati-hati di sela-sela tamu undangan wisuda yang memenuhi pelataran Gedung. Keringat bercucuran di keningnya akibat terik matahari pertengahan bulan Juli selama perjalanan dari kampus. Sekarang sudah pukul dua belas siang dan ia masih penasaran dengan maksud orang itu ingin bertemu dengan dirinya. Saat ia mencari cara untuk menghentikan cucuran keringatnya, tampak Kim Namjoon sudah duduk menunggu di bangku sisi lapangan bola. Toga orang itu jadi terlihat lucu dengan tempatnya saat ini berada.
"Sorry, gue telat," sapa Yoongi padanya. Entah sudah berapa lama Namu di situ. Tapi, sesungguhnya ia senang dan memang sengaja dengan keterlambatannya.
Namu berdiri dan melepaskan topi toga. Mereka terpisah jarak tiga meter, seperti enggan untuk saling berjabat tangan. "Kayaknya, gue nggak perlu ngenalin diri lagi," sambut Namu. Nada dingin terbersit dalam suara beratnya.
"Kayaknya, elo juga udah tahu tentang gue," ujar Yoongi tak kalah dingin. Saat ini dirinya terlalu sombong untuk mengulurkan tangan.
Namu mendengus meremehkan. "Tentang elo? Gue cuma tahu kalo elo tuh jago ngomong doang. Lainnya...." Namu mengangkat bahu sambil menyeringai.
Disindir seperti itu justru membuat Yoongi lega. Kini ia sudah tidak perlu sungkan lagi untuk berbicara seenak perutnya. "Gue kirain kita di sini mau maen bola," ucapnya dengan pandangan naik turun. "Tapi, elo pake kostumnya tolol banget."
Sepertinya, kata-kata itu cukup mengena pada Namu, karena mimik meremehkan itu pupus dan berubah menjadi malu bercampur geram. Dengan tekanan tinggi orang itu berkata, "Gue nyuruh elo datang ke sini soalnya...."
"Elo minta gue, bukan nyuruh gue!!" potongnya sedikit emosi. Yoongi tidak pernah mempermasalahkan tentang harga diri, tapi saat ini ia mematoknya dengan sangat tinggi. Kini suasana jadi semakin tegang.
Namu membusungkan dada sehingga terlihat bertambah tinggi lagi beberapa senti. "Whatever! Gue cuma mau bilang satu hal.... Gue mau ngerebut IU dari elo."
Yoongi tertawa hambar. Ia memang menebak kalau Namu akan membicarakan masalah IU dengan dirinya. Tapi, tak disangka orang itu akan berbicara seterus terang ini. Straight to the point. Padahal didengarnya kalau Namu cukup pemalu sewaktu SMP. Mungkin pergaulan di Ilsan membuat pikirannya jadi tak waras. Bila memang ingin merebut kekasihnya, untuk apa mengingatkan lawannya dulu?
KAMU SEDANG MEMBACA
D-DAY [Completed] ✓
RomanceUntuk Dhika Achmad Baharsyah yang pernah cemburu terhadap Min Yoongi.. Mengingat Lagi Masa Lalu Sebuah Pengantar "Aku Mencintaimu"