D-DAY 15

114 23 0
                                    

HAMPIR satu jam Yoongi merebahkan tubuhnya di atas ranjang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAMPIR satu jam Yoongi merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Lukisan di langit-langit kamar seperti terus menarik kelopak matanya, membuat ia tak bisa terpejam. Memang ia terlalu cemburu. Bunda benar. Bahkan, ibu kantin cerewet itu tahu bahwa tidak ada yang diragukan dari kesetiaan IU pada dirinya. Tapi, mengapa ia masih saja cemas tak karuan?

Empat bulan lalu ia bisa tersenyum menang. Sebuah kabar yang cukup mengejutkan ia dengar dari anak-anak basket di kampus. Namjoon pindah ke Jepang. Tapi, sebulan yang lalu senyum itu sirna.

"Jangan pergi, Yu," mohonnya tadi siang, Jarinya erat menggenggam tas IU. Sungguh bodoh, pikirnya, kalimat itu baru keluar dari mulutnya di depan petugas Bandara Incheon. Malu pada sikapnya sendiri, Yoongi melepaskan lagi genggamannya.

IU menatapnya dengan senyum penuh sayang. Mungkin perempuan itu cukup mengerti karena mereka tak pernah berpisah sejauh dan selama nanti. "Aku janji, aku bakalan baik-baik aja. Dan... nanti aku sampein salam kamu buat Miyabi," ujarnya sambil melambaikan tangan.

Yoongi melirik jam dinding kamar. Sudah pukul dua malam. Berarti IU sudah mendarat dua belas jam lalu dan saat ini mungkin sedang terlelap, pikirnya. Toh, Seoul dan Tokyo tidak ada perbedaan waktu. Ia bangkit dan mengambil ponselnya. Selama beberapa saat, ia hanya duduk termangu memandangi sorot cahaya dari layar smartphone nya, bingung hendak mengetik apa. Kemudian, jari- jarinya dengan lancar menekan layar ponselnya.

Bagaimana Jepang? Kuharap tidak seindah Seoul agar kamu tidak betah dan segera pulang.

Di rumahku, anak-anak ayam berhenti menyahut dan ikan-ikan bersembunyi di dasar kolam. Mereka tak mau makan kecuali lewat tanganmu. Buah jambu pun sudah matang dan menanti untuk segera kamu petik.

Setelah mengirim chat itu, pikirannya menjadi lebih tenang. Setidaknya perempuan itu tahu apa yang sebenarnya ia rasakan. Ia kembali melirik jam dinding dan memutuskan untuk menelepon Hobi.

"Halo, Gi. Ada apa?" tanya Hobi. Suara temannya itu terdengar berat.

"Sorry, ganggu. Elo masih inget pelayan yang kita lihat di Suis Butcher setengah tahunan kemaren? Kalau nggak salah, Lisa namanya."

Agak lama Yoongi tak mendapat jawaban. Ia mengambil sebatang rokok di meja dan menyulutnya. "Hob, elo masih di sana?"

"Sebentar, ya gue inget. Cantik, putih, pake kacamata. Kenapa? Dia kecelakaan?"

"Bukan. Elo masih simpen nomor telepon dia?"

Kembali Hobi terdiam.

"Hoba, elo masih di sana?"

"Elo bangunin gue jam tiga pagi cuma untuk nanya itu doang?" seru Hobi dengan nada tinggi. Kemudian klik, suara telepon ditutup.

***

"AKU baru bebas jam empat. Kamu datang lebih cepat satu jam," bisik gadis itu saat membawakan nampan dengan steak dan segelas avocado di atasnya.

Yoongi tersenyum. "Memangnya aku nggak boleh makan di sini? Kamu kembali kerja aja. Biarin aku nunggu sambil makan."

D-DAY [Completed] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang