"MANA mungkin aku nginep di rumah kamu!" tukas IU dengan suaranya yang tak pernah pelan. Beberapa mahasiswa yang berada di kantin menoleh ke arahnya.
"Kalau gitu, aku anterin pulang," usul Yoongi sambil matanya tak lepas dari kertas-kertas tugas kuliah di atas meja.
"Jam dua pagi? Tetep aja nggak mungkin."
"Nggak, lah.... jam empat," canda Yoongi.
"Itu sama aja dengan nginep."
"Masa kamu nggak mau, Yu?" tanya Yoongi dengan wajah memohon.
"Jelas aja aku mau, Tapi, gimana caranya biar Papap kasih izin? Mau aku puasa ngomong sepuluh hari juga, tetep nggak akan boleh. Kamu, kan, tahu Papap gimana. Anak perempuan itu nggak boleh keluyuran malem, harus ini-itu, bahaya kalau bla... bla... bla...."
"Kalau gitu, ajak aja Papap. Gimana?"
IU berpikir sejenak. Bola matanya berputar dengan mulut menggigit ujung pulpen seperti anak kecil. Mungkin karena terlalu lama bersama lelaki itu, sikapnya hanya sedikit bertambah dewasa. Padahal, tubuhnya sudah tumbuh menjadi seorang gadis kampus yang mempesona orang-orang yang melihatnya. Hanya dalam beberapa minggu saja, namanya sudah terkenal di Seoul Internasional University. Pernah beberapa mahasiswa, baik senior maupun angkatan yang sama, menyatakan cinta padanya. Termasuk Namu.
Sejak kejadian di Lotte beberapa bulan lalu, IU selalu berusaha menghindarinya. Ia sadari dirinya juga tertarik pada Namu. Tapi, mau bagaimana lagi, ia malu gara-gara tangannya secara refleks menampar Namu yang nekat mencium bibirnya. Yoongi saja tak pernah, umpat IU dalam hati waktu itu. Kemudian ditinggalkannya Namu begitu saja di bioskop.
KAMU SEDANG MEMBACA
D-DAY [Completed] ✓
RomanceUntuk Dhika Achmad Baharsyah yang pernah cemburu terhadap Min Yoongi.. Mengingat Lagi Masa Lalu Sebuah Pengantar "Aku Mencintaimu"