D-DAY 18

107 18 0
                                    

'KITA akan bersenang-senang liburan ini'. Ucapanmu meluncur begitu saja dengan mimik wajah yang khas, seperti memancingku untuk berusaha menebak apa maknanya. Tapi, selalu aku tidak berhasil memecahkan teka-teki itu. Dan kini, aku tidak bisa untuk berhenti tersenyum, memandangi tubuhmu meluncur di atas papan, tersapu ombak yang mendorongmu ke bibir pantai. Ajaib. Di mana kamu sembunyikan kunci beribu rahasia itu? Dalam saku celana? Atau tasmu, yang selalu berisi semua hal yang aku suka?

Bahkan legenda perahu Nakhoda Kaisar Jepang yang karam dan menjelma menjadi hamparan pasir putih Pulau Besar Fantasi ini tidak akan sanggup mengubur semua cerita tentangmu. Karena mungkin memang benar, kamu telah berkelana selama ratusan tahun. Itu adalah waktu yang cukup untukmu menyiapkan semua cara bagaimana membahagiakan aku. Dan, aku bahagia.

Dengan mengangkat papan luncur di atas kepala, Yoongi berjalan menghampirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan mengangkat papan luncur di atas kepala, Yoongi berjalan menghampirinya. Sekujur tubuh lelaki itu basah oleh air garam. Pantulan sinar matahari memancarkan lekukan otot di lengan dan dadanya yang bidang. Kalau sudah begini, IU akan meralat sarannya pada Sabrina untuk menggunakan kacamata, gara-gara minggu lalu mengatakan bahwa lelaki itu tidak tampan.

"Ke mana mereka?" tanya Yoongi sambil meletakkan papan luncur.

"Ke Resort," jawab IU.

"Aku juga lapar. Kita susul, yuk."

"Jangan ganggu, Gi. Sekarang hari ulang tahun pernikahan mereka. Kamu ganjal dulu perut kamu dengan ini aja," ujarnya sambil menyerahkan plastik berisi dua potong donat. Lelaki itu tidak menolak dan duduk di sampingnya. Dalam lima menit, kedua potong donat itu habis dilahap Yoongi. IU segera mengambil botol air mineral dari dalam tas.

 IU segera mengambil botol air mineral dari dalam tas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Udah kenyang?"

"Lumayan," jawab lelaki itu.

"Kalau gitu, kamu bisa cerita sekarang."

Yoongi meneguk isi botol dan menatap penuh selidik. "Kenapa kamu penasaran banget, sih? Aku jadi curiga."

"Kalau kamu nggak mau cerita, nggak apa-apa," ujarnya pura-pura murung.

"Asal kamu nggak anggap aku sinting, aku bakal cerita."

IU sudah di pecut rasa penasaran selama satu bulan lebih sejak bertemu dengan kakek misterius itu. "Ya, aku janji," ucapnya sungguh-sungguh.

Lalu keduanya terdiam beberapa saat. Yoongi menarik napas panjang dan merebahkan punggungnya di atas tikar. Pandangan lelaki itu seperti menembus langit ketujuh. "Waktu aku berumur lima belas tahun," ujarnya dengan suara yang terdengar hati-hati, "Aku pernah mimpi aneh. Terus berulang selama hampir satu bulan. Di dalam mimpi- mimpi itu, aku menjalani berbagai macam kehidupan orang lain. Mirip dengan Quantum Leap di TV. Kamu masih ingat serial itu?
Sekali waktu, aku adalah nelayan yang tersesat di Madagaskar. Besoknya, aku mimpi jadi petani cengkeh di Maluku. Terus jadi saudagar kaya, centeng Belanda, pejuang kemerdekaan, pengungsi Krakatau...."

Dengan sabar, IU terus menyimak cerita Yoongi. Ia sempat mendengar bahwa lelaki itu pernah bertemu dengan Raja Korea Selatan dalam mimpi terakhirnya.

"Kerasa nyata banget," gumam Yoongi melanjutkan. "Sampai-sampai aku mikir, mungkin mimpi-mimpi itu adalah cuplikan kehidupan aku di masa lalu. Tapi yang paling aku ingat adalah mimpiku yang pertama, yaitu jadi Kaisar Jepang. Bukan cuma karena nama kecilnya sama dengan namaku, tapi karena dalam mimpi itu... kamu jadi permaisurinya, Yu."

IU pura-pura terkejut. "Oh, ya?"

Yoongi mengangguk. "Aku tahu tentang istana itu karena aku mimpi pernah tinggal di sana dengan kamu. Kalau tentang papan nama yang kamu temuin, aku cuma nebak doang."

Begitu rupanya.

IU tatap wajah Yoongi lekat-lekat. Pandangan lelaki itu masih lurus ke langit biru. "Cerita lagi tentang kita di mimpi kamu," pintanya.

Kali ini Yoongi melirik ke arahnya. Kedua pandangan mereka beradu. "Kamu tahu, dalam mimpiku, kita juga sering berduaan di pantai ini, menikmati matahari terbenam. Kamu duduk di situ dan aku tiduran di samping kamu, seperti sekarang. Hampir nggak ada bedanya. Cuma...," ucapannya terhenti, bersamaan dengan suara ombak besar yang baru saja pecah.

"Apa?" tanya IU penasaran.

"Waktu matahari mulai menyentuh garis horizontal, memerahkan semua yang dikenai cahayanya, kamu selalu menundukkan kepala, membelai pipiku dengan lembut, dan membisikkan kata-kata bahwa kamu sangat mencintai aku. Lalu tiba-tiba... kamu cium bibirku dengan penuh nafsu," ujar Yoongi tanpa ekspresi. "Kalau udah gitu, susah banget untuk berenti nya, Yu."

Hati IU meletup mendengarnya. Tapi Yoongi tidak berkata apa-apa lagi. Ia hanya berbalik. Punggung telanjang lelaki itu tampak sedikit gemetar. Entah menahan dingin atau menahan tawa. Tapi, IU tidak membutuhkan waktu lama untuk segera mengetahuinya. "SINTING!!"

***

27 Juli

Kamu adalah kecoak... yang diciptakan dengan energi luar biasa. walau evolusi selama jutaan tahun dan radiasi nuklir menimpa, kamu tetap bertahan.

Tidak!

Kamu adalah angin. yang membelai dahan-dahan dan menggoyang rerumputan tak pernah diam.

Tidak!

Kamu adalah ksatria tanpa kuda... yang tak pernah mengeluh walau berjalan kaki menumpas musuh.

Tidak!

Kamu adalah anak-anak domba... yang harus ku hitung sebelum tidur.

Tidak!

Kamu adalah sepotong ujung pelangi... yang masuk dalam saku celana ke mana aku pergi selalu kubawa serta.

ulang tahun untuk kita yang ketujuh.... I love you, until I find another better...

Always, IU

Lamunan Yoongi dipecahkan oleh suara seseorang yang memanggil namanya. "Min Yoongi. Cumlaude." Sambil menahan tawa, ia menyalami Rektor, Dekan Fakultas dan Ketua Jurusannya di podium Gedung Jamsil.

"Aku kecoak?" pikirnya.

D-DAY [Completed] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang