D-DAY 20

116 23 1
                                    

IU membuka matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

IU membuka matanya.

"Thanks God," bisik Yoongi. "Akhirnya kamu tersadar juga, Yu."

"Di mana ini?" tanya IU lirih. Tapi, segera ia sadari tempatnya kini berada. Bau obat dan selang infus yang masuk ke lengan seperti memberitahukannya.

"Kamu sudah satu malam terbaring di RS, tapi kamu akan segera sembuh," jawab Yoongi yang duduk di sisi ranjangnya. "Cuma nyeri haid biasa, kok."

Kepala IU terasa berat, tapi tetap ia coba untuk mengingat-ingat kejadian hari kemarin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kepala IU terasa berat, tapi tetap ia coba untuk mengingat-ingat kejadian hari kemarin. Beberapa bayangan berkelebat di benaknya. Bayangan kamarnya, angka-angka di kalender, dan bayangan Yoongi mendobrak pintu. Ya, IU mulai mengingat semuanya.

Sabtu malam itu seharusnya ia sedang bersiap-siap untuk menghadiri pesta pernikahan Lisa, manajer kafenya Yoongi. Tapi, nyeri tidak wajar itu dirasakannya lagi. Bahkan lebih parah dari haid-haid sebelumnya. Obat pereda nyeri yang ia minum setengah jam lalu tidak membantu sama sekali. Air matanya sampai menetes, mencoba menahan sakit tidak terkira di sekitar perut.

Sambil tengkurap di atas tempat tidur, ia lirik kalender di dinding kamar. Kali ini terlambat dua minggu. Haid terakhirnya terlambat sepuluh hari. Sebelumnya lagi malah lebih cepat satu minggu. Tapi sama: banyak, nyeri, dan berwarna gelap.

Suara ketukan di pintu terdengar.

"Siapa?" tanya IU setengah mengerang.

"Aku."

"Ungie?"

"Ya. Mamam bilang kamu sudah satu jam nggak keluar kamar."

"Kayaknya... aku nggak jadi ikut. Lagi datang bulan."

Ada jeda beberapa detik sampai lelaki itu bertanya, "Sakit lagi?"

Sekuat tenaga ia berusaha menjawab, tapi suaranya kali ini tidak keluar. Rasa nyeri itu sudah menjalar ke seluruh tubuh. Kepala dan betisnya seperti dipelintir. Perlahan, kesadarannya mulai hilang. Hal terakhir yang diingatnya adalah suara dobrakan pintu oleh Yoongi.

Sudah hari ketujuh IU terbaring di rumah sakit. Yoongi selalu menemaninya, bahkan hingga menginap.

Lelaki itu pergi hanya bila ada pekerjaan di kafe yang tidak bisa ditinggalkan, atau pulang untuk mandi dan berganti pakaian. Itu pun bila ayah dan ibu IU datang menjenguk. Dan setiap kembali, Yoongi selalu membawa hadiah- hadiah kecil untuknya. Komik-komik lucu, gantungan kunci, kulit kerang, atau manik-manik. Tapi yang tidak pernah lupa Yoongi bawa adalah setangkai anggrek putih. Bunga itu selalu ia sematkan di telinga kiri IU.

D-DAY [Completed] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang