Bab ⁰¹

7.1K 480 26
                                    

:
:
:

"Tuan, nyonya Xiaolusy ada di depan." bisik Zhu Zan Jin, sekretaris Wang Yibo. Saat ini Yibo tengah mengadakan rapat bersama kolega bisnisnya.

Wang Yibo menggerakkan jemarinya, memberikan isyarat pada Zhu Zan Jin agar melarang Xiaolusy menemui dirinya.

Zhu Zan Jin pun mengangguk dan pergi meninggalkan ruang rapat sang atasan. Kembali menemui Xiaolusy yang saat ini masih setia menunggu Wang Yibo di dalam ruang pribadi pria tersebut.

"Maaf, Nyonya. Tuan Wang masih ada rapat penting." ujar Zhu Zan Jin.

"Tak masalah, aku akan menunggunya." Cuek Xiaolusy, mengambil kotak rokok mahalnya dan mematik satu batang, sembari menunggu kedatangan sang pujaan hati.

Yah! Wang Yibo kekasih Xiaolusy, lebih tepatnya hanya untuk saling memuaskan hasrat masing-masing. Wang Yibo tidak pernah mengklaim Xiaolusy sebagai kekasih, hanya wanita itu saja yang beranggapan lebih.

Satu jam kemudian, Wang Yibo selesai dengan acara meeting nya. Dia kembali menuju ke ruang pribadinya, sontak wajahnya mendadak datar saat melihat Xiaolusy duduk santai di kursi kebesarannya.

"Siapa yang mengijinkan mu duduk di sana?!" datar Wang Yibo.

Xiaolusy tersenyum menggoda, berdiri dari tempat duduknya dan mendekati sang pria. "Yibo, kenapa kau bersikap seperti itu padaku?" tanyanya, seraya menyandarkan kepalanya di lengan kekar pria tersebut.

"Aku lelah, pergilah." usir Wang Yibo.

"Yibo, aku sudah menunggumu selama satu jam. Aku meluangkan waktuku untuk datang menemui mu. Tidak bisakah kau bersikap manis padaku?"

"Xiaolusy! Jaga ucapanmu! Kau pikir siapa dirimu ini, hm?" Yibo berseringai.

"Aku mencintaimu!" teriak Xiaolusy.

Wang Yibo menggelengkan kepalanya. "Hubungan kita tidak lebih dari sekedar hubungan bisnis."

"Apa kau bilang? Hanya hubungan bisnis? Yibo, aku sudah memberikan tubuhku padamu!"

Yibo menarik sudut bibirnya, menatap remeh ke arah Xiaolusy. "Aku tidak pernah memintanya, kau lah yang memberikan tubuhmu padaku."

Xiaolusy merepalkan genggaman tangannya erat, dia benar-benar tidak terima dengan ucapan Wang Yibo yang seolah hanya menganggap dirinya seperti seorang wanita murahan. "Kau akan menyesali ucapanmu, Yibo!" Xiaolusy menunjuk wajah Wang Yibo, lalu pergi meninggalkan ruangan pria tersebut.

Yibo hanya diam menatap datar kepergian Xiaolusy. Jika bukan karena sang kakek yang mengenalkan dirinya dengan Xiaolusy, semua tidak akan jadi begini. Andai tidak punya niat terselubung, Yibo tidak akan sudi menuruti kemauan kakek Wang.

"Zhu." panggil Yibo, mengalihkan pemikiran berkecamuknya.

"Iya, Tuan."

"Apa bocah itu belum datang?"

"Sepertinya dia tidak akan datang, Tuan." sahut Zhu Zan Jin.

Wang Yibo terkekeh kecil, dia semakin tertarik dengan bocah bar-bar itu.

"Cari di mana rumah bocah itu." pintanya.

"Baik, Tuan." Zhu Zan Jin pamit undur diri.

Tak butuh waktu lama untuk melacak keberadaan bajingan kecil itu. Zhu Zan Jin memberikan iPad mahalnya ke hadapan sang tuan. Sontak wajah Wang Yibo berubah masam.

"Zhu, apa kau tidak salah? Bukankah ini rumah Xiaolusy?"

"Benar, Tuan." Sahut Zhu Zan Jin, dia hanya menjalankan perintah sang tuan, tidak ingin terlalu ikut campur dalam urusan pria tersebut.

Wang Yibo terdiam, sembari berpikir. Kenapa tempat tinggal bocah itu mengarah pada kediaman Xiaolusy? Apa hubungan mereka? Bukankah Xiaolusy tidak memiliki keluarga? Atau mungkin?? Mata Wang Yibo menajam, pikiran negatif mulai berputar dalam benaknya. Bukan karena marah semisal Xiaolusy mengkhianati dirinya, namun lebih tidak terima jika bajingan kecil itu ada hubungan dengan wanita ular tersebut.

"Zhu! Ikut aku menemui bocah itu!" pinta Wang Yibo.

Zhu Zan Jin sedikit heran dengan sang atasan, tidak pernah Wang Yibo membuang waktu hanya untuk hal-hal seperti ini. Kerugian yang pria itu alami tidaklah seberapa, kenapa Wang Yibo harus mengurus kehidupan bocah yang jelas-jelas tidak memiliki apapun.

"Baik, Tuan." Zhu Zan Jin bergegas mengekor dibelakang Wang Yibo.

.
.

Sesampainya di kediaman Xiaolusy. Wang Yibo mengetuk pintu rumah tersebut. Tak lama pintu terbuka, betapa terkejutnya Xiaolusy saat melihat prianya datang ke kediamannya.

"Yibo?" Kejut Xiaolusy, dia sudah menduga pasti Yibo akan datang menemui dirinya karena merasa bersalah saat berada di kantor tadi.

Yibo hanya memasang wajah dingin. "Kau tidak ingin mempersilahkan tamu mu masuk?"

"A-ah, masuklah .. anggap seperti rumahmu sendiri. Bukankah sebentar lagi kita akan menjadi ---"

Ucapan Xiaolusy terhenti saat mendapat tatapan tajam dari Wang Yibo.

"Bisakah kau tutup mulutmu?"

Xiaolusy berdecak kesal. "Kenapa kau datang kemari?" kesal Xiaolusy.

"Apa benar kau tinggal sendirian?" tanya Wang Yibo malas basa-basi.

"Te-tentu saja .. memangnya dengan siapa--"

"Nyonya! Nyonya Xiao .. tuan muda mengalami kecelakaan!" panik suara maid, nampak berlari kecil mendekati Xiaolusy.

Wajah wanita itu terlihat gugup dengan raut kesal. Terlebih Wang Yibo menatap dirinya dengan penuh tanda tanya.

"Yi-Yibo .. ---"

"Siapa dia?" datar Wang Yibo.

Xiaolusy menggigit bibir bawahnya yang nampak bergetar, dia begitu marah. Susah payah dia menyembunyikan keberadaan bocah pembawa sial itu, dan kini harus terkuak.

"XIAOLUSY! JAWAB PERTANYAANKU!" bentar Wang Yibo.

"Di-dia anakku." Isak Xiaolusy, terlalu berat hanya untuk mengakui keberadaan Xiao Zhan.

Wang Yibo mengerutkan keningnya, "Anak? Kau sudah memiliki anak?"

"Yibo, aku bisa jelaskan semuanya. A-aku tidak pernah menganggap anak itu ada. Percayalah, jika kau menginginkan aku untuk menyingkirkan anak itu, aku akan melakukannya untuk mu."

Wang Yibo semakin tak mengerti dengan arah pembicaraan wanita jalang di hadapannya ini. "Apa kau sudah gila? Kau ingin menyingkirkan anakmu sendiri? Kau benar-benar iblis, Xiaolusy." Wang Yibo berseringai.

Xiaolusy semakin meledakkan tangisannya. Dia benar-benar kacau, berharap Wang Yibo tidak meninggalkan dirinya hanya karena mengetahui jika dia sudah memiliki seorang anak. Andai saja dia membunuh Xiao Zhan dari dulu, mungkin anak itu tidak akan menjadi benalu dalam hidupnya.

FUCKING [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang