CH ¹¹

4.6K 282 5
                                    

:
:
:



"Jangan nakal, hm ..." Wang Yibo membelai wajah berkeringat Xiao Zhan. Mengecup lembut kening pemuda itu, lalu kembali menutup tubuh putih penuh tanda merah Xiao Zhan.

Dua jam lamanya Wang Yibo menggempur lubang anal Xiao Zhan sebagai hukuman karena berani bermain dengan para gadis di universitas tersebut.

Xiao Zhan kelelahan, tubuhnya begitu lemas. Sampai-sampai rasanya tak sanggup untuk sekedar menegakkan tubuhnya.

"Bajingan!" gerutunya dengan suara lemah.

"Sttt .."

Cupp!

Yibo mengecup bibir bengkak Xiao Zhan. "Jangan berbicara kasar, Babby." ujarnya lembut namun tatapan mata pria itu nampak begitu tajam.

Xiao Zhan terdiam, tatapan tegas pria di hadapannya nampak begitu mempesona. Pria ini selalu memberikan perhatian untuknya, memenuhi apapun yang ia butuhkan. Meski setiap waktu Xiao Zhan memberikan umpatan serta pukulan padanya. Akan tetapi, Wang Yibo masih tetap bersikap lembut.

"Yibo .. apa yang kau inginkan?" tanya Xiao Zhan memastikan.

Wang Yibo membisu, ini kali pertama dia mendengar suara lembut Xiao Zhan.

"Yibo .." ucap Xiao Zhan lagi.

Wang Yibo tersenyum tipis, membingkai kedua pipi gembul Xiao Zhan. "Menjagamu."

"Hanya itu?" lanjut Xiao Zhan.

Wang Yibo mengatupkan bibirnya, memejamkan matanya sekilas seraya mengangguk kecil. "Iya, mintalah apapun yang kau inginkan dariku. Jadikan aku tempatmu untuk berlindung." Suara Wang Yibo terdengar sedikit tertahan, entah apa yang pria ini sembunyikan dari Xiao Zhan.

Xiao Zhan semakin tak mengerti, tidak mungkin ada orang berani mengorbankan apapun yang dia punya, jika tidak untuk sebuah alasan klasik. Menjaga? Ck! Lantas alasan apa, hingga Wang Yibo ingin menjaga dirinya? Mereka tidak saling mengenal. Ah, atau mungkin ...

"Kau menginginkan tubuhku sebagai gantinya?" Xiao Zhan tersenyum getir. Dua kali dia melakukan hal itu, namun bukan karena atas kemauannya sendiri.

Wang Yibo membeku, menatap wajah sendu Xiao Zhan membuat hatinya terasa sakit.

Xiao Zhan menitikkan air matanya. "Aku tidak ada bedanya dengan wanita sialan itu. Aku tidak lebih dari seorang jalang ." tawa miris Xiao Zhan, diiringi dengan deraian air mata.

"Tidak, kau bukan jalang." Wang Yibo memeluk erat tubuh Xiao Zhan, begitu sulit untuk sekedar menjelaskan tentang maksud hatinya. Dia tertarik dengan pemuda ini, namun tak sanggup untuk mengutarakan perasaannya. Seperti ada belenggu yang membelit hatinya, dia takut membuat Xiao Zhan jatuh terlalu dalam dalam zona perasannya.

"Lalu apa? Katakan! Sebutan apa yang pantas untukku? Lelaki simpanan pria kaya raya, begitu?" Xiao Zhan berusaha meluapkan emosi dalam dirinya. Dia mencengkram kuat baju bagian dada Wang Yibo. Menatap lekat Wajah pria di hadapannya dengan binar mata berkaca-kaca.

"Jadilah milikku, Xiao Zhan. Jadikan aku sebagai rumah untukmu bernaung." mantap Wang Yibo. Meski dia belum mengatakan perasaannya pada pemuda ini, setidaknya dia sedikit memberikan harapan.

Xiao Zhan menggertakkan rahangnya kuat. Menjadi miliknya? Sebagai apa? Kekasih? Istri? Atau sebagai jalang? Pria ini begitu rumit. Xiao Zhan hanya ingin sebuah pengakuan.

Wang Yibo begitu munafik, dia tidak ingin Xiao Zhan berhubungan dengan para gadis ataupun lelaki lain. Namun di sisi lain pria itu tidak memberikan ikatan pasti padanya.

"Xiao Zhan, percaya padaku ... aku akan selalu ada untukmu." Ucapan Wang Yibo begitu tulus.

Apa aku bisa mempercayaimu, Wang Yibo? Aku terlalu takut untuk mempercayai manusia.

"Xiao Zhan, dapatkah kau percaya padaku, hm? Jika sudah waktunya, aku berjanji akan mengikatmu sebagai milikku seutuhnya." Batin Wang Yibo di akhir kalimatnya.

Xiao Zhan menangis sesenggukan, menumpukan keningnya di dada lebar Wang Yibo.

"Aku tidak tau ... buktikan padaku, agar aku bisa mempercayai ucapanmu."

Wang Yibo tersenyum, mendengar lirihan Xiao Zhan. Apa pemuda ini sudah mulai luluh padanya?

.
.

Di sisi lain, Liu Haikuan begitu kebingungan mencari keberadaan Xiao Zhan. Dia takut pemuda itu kenapa-kenapa. Sudah dua jam lebih Xiao Zhan menghilang bersama dosen baru tadi.

"Ah, permisi .. maaf, apa Anda melihat sahabat saya?" Liu Haikuan menepuk pundak pria gagah yang kini membelakangi dirinya.

Pria itu menoleh, Liu Haikuan tersenyum dan memperlihatkan layar ponselnya ke arah pria tersebut.

Namun pria itu justru nampak terkejut, tatapan matanya terlihat gusar. Dia sama sekali tidak menatap layar ponsel Liu Haikuan, melainkan wajah pemuda tersebut.

"Tuan ...." Liu Haikuan melambaikan telapak tangannya di depan wajah pria tampan di hadapannya.

"A-ah, iya, kau tanya sesuatu?" Gugub pria itu, meraup wajahnya kasar.

Liu Haikuan kembali tersenyum dan hendak bertanya kembali pada pria di hadapannya, sebelum ---

"Haikuan!" Teriakan Xiao Zhan mengalihkan atensi Liu Haikuan. Pemuda itu tersenyum lebar, kembali menatap pria di hadapannya.

"Ah, itu temanku. Maaf, sudah mengganggu waktu Tuan." Liu Haikuan meminta maaf, dan berlari kecil menghampiri Xiao Zhan di kejauhan sana.

Pria itu, Wang Zhuocheng terdiam sendu menatap kepergian Liu Haikuan. Dia meraba dada kirinya yang terasa berdenyut sakit. Perih, ngilu, seolah sengaja diiris menggunakan bilah pisau berkarat.

"Haikuan ... kita bertemu kembali, Babby. Namun kau sama sekali tidak mengingatku .. maafkan aku, maafkan aku ...."

Air mata Wang Zhuocheng menetes, dia berusaha menahan emosi dalam dirinya. Namun rasanya sangatlah sulit. Bayangan masa lalu yang telah lama ia kubur kini kembali muncul ke permukaan. Seperti roll film nostalgia yang terputar kembali di dalam otaknya.

Brug!

Tubuh Wang Zhuocheng jatuh tertumpu kedua lutut bergetarnya. Dia tak sanggup menahan rasa sakit yang semakin lama terasa menyiksa.

"Zhuocheng Ge?" Wang Yibo terkejut melihat kakaknya yang sudah lama tak pernah berjumpa, bersimpuh lemah di lorong universitas. Dengan cepat dia membantu Wang Zhuocheng bangun dan mengajaknya pergi ke tempat yang lebih nyaman.

FUCKING [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang