Detak 12 - Anak Baru

274 22 3
                                    

Di kantin belakang sekolah, Fajar dan sang pacar baru, Hani dan juga gengnya Andre, Ivan, juga Doni, plus dua cewek teman Hani yang bernama, Rena dan Dini tengah menikmati makan siang mereka, miesop Indomie.

"Sssttt, di SMA sebelah ada anak baru lho" Dini membuka topik rumpian.

"Halah anak baru saja kok langsung heboh!" Celetuk Ivan.

"Eh ini bukan anak baru sembarangan. Dia pindahan dari kota, dari sekolah unggulan disana"

"Terus kalau sekolah unggulan kenapa malah pindah sekolah? Pasti bandel di sana" sergah Andre pula. Hanya Fajar dan Hani yang acuh, keduanya asik suap-suapan kerupuk. Memang ya kalau sudah pacaran dunia serasa milik berdua.

"Huss, dia masih keponakan pejabat daerah, dia pindah karena ayahnya dipindah tugaskan kemari" ucap Dini lagi.

Mau tak mau semua tertegun, termasuk Fajar dan Hani.

"Sumpah guys, dia keren habis, pokoknya dia cowok paling sempurna di sekolah ini, oh tidak bahkan sekabupaten" pekik Dini gatel.

"Serius? Duh jadi penasaran juga aku. Siapa namanya?" Tanya Rena pula.

"Dengar ya namanya Riky Ardi Pratama" jawab Dini bangga karena lebih dahulu tahu nama si anak baru.

"Aw gagahnya!" Rena jadi ikut kesengsem, padahal ketemu aja belum.

"Eh nanti istirahat kedua kita kesana yuk, intip-intip manja!" Ajak Dini. Rena langsung mengangguk.

Fajar langsung beri kode pada Andre, Ivan dan Doni.
"Dia keluarga pejabat cuy, gaet dia ke geng ini. Dia pasti banyak duit, kita perlu dana buat nambah alat-alat band"

Mereka pun berhasrat ingin ke sekolah sebelah di istirahat kedua nanti. Semua ingin berkenalan dengan si anak baru walau dengan motif yang berbeda-beda.
***

Di Kelas X-B

Amil jadi bingung karena nyatanya Riky malah ditransfer ke kelasnya. Alasannya kelas Riky yang semula X-C sudah kebanyakan siswa, sedangkan siswa kelas X-B masih berjumlah 31, biar genap jadi 32. Riky kini duduk tepat di depan Amil yang sebangku dengan Rustam. Tadi mereka telah berkenalan dengan teman baru mereka. Ternyata Riky anak yang ramah, sekejap saja kelas telah akrab dengannya.

"Emmm Ruh, nanti kantin bareng yok!" Ajak Riky yang tiba-tiba saja berbalik ke mejanya.

"Ruh?" Celetuk Rustam, teman sebangku Amil.

"Iya, Amil Arruhi, lebih enak aja kalau dipanggil Ruh, lebih spesial" kilah Riky.

"Cie nama baru! Biasanya juga dipanggil Mil" goda Rustam.

"Mil, jangan ah, nanti dikira hamil lagi" ucap Riky yang berhasil membuat Rustam dan Amil tertawa.

Oke istirahat kedua telah tiba. Amil, Rustam lalu Riky jalan keluar kelas, mereka menuju kantin langganan mereka yang ada di samping lab bahasa.  Tiba-tiba saja mereka berpas-pasan dengan gengnya Fajar.

Deg! Amil deg-degan sekarang, jujur dia kangen sama Fajar, tapi dia juga sakit. Sakit saat menyadari kalau pujaannya itu telah memiliki pacar, Hani, cewek yang dulu pernah mengejar-ngejarnya.

"Itu dia anaknya!" Cerocos Dini sambil menunjuk pada Riky.

Riky yang ditunjuk langsung kebingungan.
"Iya kenapa ya?"

"Kyaa, ganteng banget! Kenalin aku Rena!" Rena langsung menyerobot, astaga ternyata anak Tata Boga ini centil-centil juga ya.

"Aku Dini!" Tak mau kalah.

Hani tampak ragu, sebenarnya dia juga tertarik pada Riky ingin berkenalan, tapi takut menyinggung sang pacar, Fajar.

"Hmmm maaf ya, tapi aku gak mau berkenalan dengan kalian!" Gubrak, bisa-bisanya Riky mengucapkan kata-kata itu. Kebayangkan gimana wajah Rena dan Dini menjadi pias dan canggung.

"Rik, jangan begitu! Nanti dikira sombong lho!" Bisik Amil, tubuh Riky yang lebih jangkung membuat Amil harus menjinjit untuk mendekatkan bibirnya ke telinga Riky, kalau tak dilihat secara seksama nyaris seperti ingin mencium pipi.

"Biarin, aku udah kenyang sama cewek-cewek tipe begini. Yok, lapar! Aku yang traktir" Riky mengalungkan sebelah tangannya ke leher Amil dan membawanya berjalan beriringan. Rustam mengikuti.

"Hu..sombong! Untung lu ganteng, kalau gak cuih udah ku injak-injak ke tahi ayam!" Cerca Dini kesal.

Rena cuma diam karena masih shock.

Ivan, Andre dan Doni juga tertegun, baru kali ini mereka bertemu orang sesongong itu.

Fajar masih memandangi Riky yang masih merangkul Amil, Riky sunggingkan senyum dibibirnya, dia tengah bercanda dengan Amil rupanya.

"Kreekk" bunyi kepalan tinju Fajar, ingin rasanya dia meninju wajah si songong itu, tapi dia tak tahu alasannya kenapa? Yang jelas dia marah sekali diabaikan oleh Amil barusan dan Amil justru lebih akrab dengan si anak baru itu.

"Awas aja kau!" Geramnya dalam hati. Lalu cowok ini menyeret teman-temannya balik ke markas mereka di kantin belakang.
***

Fajar menanti bel pulang dengan cemas, begitu bel itu berbunyi tanpa basa-basi dia menghambur padahal guru di dalam kelas belum menutup pelajaran.

Fajar berlari menuju parkiran dan langsung menyambar motornya, dia melajukan motornya itu menuju SMA di sebelah.

Serrr, darahnya berdesir panas tatkala melihat Riky dan Amil berjalan beriringan ke gerbang. Fajar jalankan motornya mendekati mereka.

"Pluk" dia memukul tangan Riky yang tengah merangkul pundak Amil.

Riky dan Amil seketika menatap pada Fajar yang menunggang motor dengan raut wajah galak.

"Naik!" Titah Fajar pada Amil, dipandanginya dengan lekat anak satu itu.

"Enggak!" Tolak Amil pendek.

Fajar geram, langsung dia menarik tangan Amil memaksanya naik.

"Eh apaan ini? Jangan paksa kalau Ruhi tidak suka!" Sergah Riky seraya menahan tarikan tangan Fajar.

"Ruhi?" Tanya Fajar dengan menyelidik.

"Iya Ruhi, namanya Arruhi kan?" Jawab Riky dengan sorot mata menantang. Agaknya anak ini tak mudah buat diintimidasi, padahal biasanya anak-anak lain akan langsung ciut mentalnya begitu dipelototi oleh Fajar.

"Dia temanku, jangan melarang-larang!"

"Dia juga temanku, jangan dipaksa-paksa!"

"Aku lebih dulu kenal sama dia!" Fajar tak mau kalah. Pokoknya dia harus lebih unggul dari Riky.

"Tapi Ruhi lebih suka denganku"

Mendidih kepala Fajar mendengar kata-kata itu. Segera dia turun dari motornya, tinju langsung terkepal.

"Fajar! Udah!" Bentak Amil.
"Bisa gak, gak usah pake kekerasan! Barbar kali jadi orang!"

"Barbar begini, aku pernah menolongmu babi! Sekarang ikut samaku!" Fajar mencekal tangan Amil menyuruhnya naik ke motor, apalagi beberapa siswa mulai mengerumuni mereka.

Amil gugup, dia takut kalau orang-orang akan salah duga. Maka dia putuskan ikut sama Fajar.

"Apa lihat-lihat?!" Sentak Fajar pada murid-murid yang mengerubungi.

Fajar menyalakan mesin motornya lalu dengan membawa Amil dia pergi dari sana.

"Huh, habislah si Amil. Pasti mereka akan berantem gara-gara si Hani" terdengar gosip baru lagi.

"Iya, si Hani kan mantan si Amil yang direbut si Fajar" bah, gosip apa lagi ini. Memang ya manusia, paling ahli membuat berita palsu.

Riky sendiri akhirnya memutuskan pergi dari sana, takut dijadikan bahan gosip juga.
***

DETAK [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang