Detak 51 - Saingan

361 25 6
                                    

Kondisi rumah tangga Fajar menjadi kacau, setelah kejadian memalukan yang dilakukan oleh Susi, sikap sang suami berubah menjadi dingin. Meski mereka masih satu rumah tetapi mereka telah pisah ranjang.

Makan malam dengan ogah-ogahan Fajar duduk bersama keluarganya. Susi memandang sang suami dengan tatapan mengharap namun Fajar mengacuhkannya. Bu Ros dan Pak Rudi juga kedua adik Fajar lebih banyak berdiam diri. Fajar menyelesaikan makannya dengan cepat, niatnya cuma satu, berusaha sebisa mungkin malam ini untuk menemui Amil, baik dengan cara terang-terangan maupun diam-diaman, Fajar telah mengawasi keadaan sekitar rumah itu, ada celah untuk masuk lewat halaman belakang rumah dengan memanjat pagar.
Fajar telah menyetel pakaiannya agar malam itu berpakaian serba hitam.

Sosok berpakaian hitam itu tanpa kesulitan berhasil memanjat pagar di belakang rumah Amil, pengawasan di rumah itu memang tidaklah ketat. Dua satpam tidak cukup untuk mengawasi seluruh bagian halaman rumah itu. Untuk membantu tugas satpam Amil hanyalah mengandalkan CCTV, itupun tidak rutin buat dicek. Fajar berjalan perlahan-lahan mendekati tangga batu menuju rooftop, dia ingin menyusup ke dalam rumah melalui rooftop itu.

Berhasil! Dia berhasil mencapai rooftop tanpa ketahuan, dengan dada berdebar dia merayap meniti anak tangga, namun semakin dia dekat ke rooftop dia mampu mendengar desah dan deru nafas manusia yang terengah-engah. Seketika detak jantung Fajar bergemuruh, dia tahu suara desahan apa itu, itu adalah desahan kenikmatan sepasang manusia yang tengah mengeruk kenikmatan birahi.

Dan benar saja, begitu Fajar berhasil mencapai anak tangga terakhir, sepasang matanya langsung membulat lebar menyaksikan pemandangan di depan sana. Tepat di atas sebuah kursi sun lounger, sepasang manusia berlainan jenis tengah bertelanjang bulat melakukan hubungan intim. Kedua manusia yang dimabuk birahi itu bersebadan dengan membelakangi Fajar.

Degg duarr, laksana jantungnya kena granat, Fajar merasakan ledakan sakit yang teramat sangat, bagaimana tidak, lelaki yang tengah menghentakkan bokong bugilnya itu adalah Amil, pria yang sangat dicintainya yang tengah memberikan nafkah batin terhadap sang istri.

Tess, air mata Fajar jatuh tiada terkira, dia mengigit bibir. Mengapa rasanya begitu sakit? Menyaksikan lelaki terindahnya itu menggauli orang lain.

Fajar tersurut beberapa langkah, namun kakinya justru salah injak anak tangga hingga harus tergelincir. Sebisa mungkin dia menahan sakit dengan menutup mulut. Setelah berhasil menyeimbangkan diri, tanpa pikir panjang pria itu langsung berlari sekencang mungkin meninggalkan rumah itu, bahkan dengan gampangnya dia berhasil melompati pagar. Sungguh, pemandangan Amil yang bersetubuh dengan sang istri benar-benar melukai hatinya. Fajar terus berlari tanpa lelah, hingga di satu tempat penuh belukar dia berhenti, di sanalah dia menumpahkan seluruh sakit hati, kecewa, dan juga isak tangisnya.

"Mil, aku juga masih menginginkanmu, aku kangen tubuh indahmu itu. Tapi, mengapa berat sekali aku menerimanya? Kau telah dimiliki oleh perempuan lain. Harusnya kau tahu Mil, sejak dulu hingga sekarang, hanya kaulah satu-satunya raja dihatiku"

Fajar terus mengisak disana. Dia menyesali semua perbuatan bodohnya selama ini. Menyesal pernah melepaskan seseorang yang paling berarti, hanya agar demi dilihat dan dianggap lelaki normal. Apalah artinya sebuah stigma dan embel-embel normal, kalau kenyataannya hatinya tak bahagia. Hatinya tetap kering menanti curahan mata air cinta yang bersumber dari Amil.
***

Akhirnya Fajar mulai dapat menerima kenyataan pahit itu, dia dan Amil tak mungkin bersatu, dia memilih berbesar hati. Dia memutuskan untuk rujuk dengan Susi dan mencoba menjalani kehidupannya seperti sebelum kedatangan sosok Amil yang hadir kembali. Meski mencoba sekuat tenaga, namun tetap saja cintanya kian merapuh.

Sebulan kemudian, di depan toko pakaiannya, telah berdiri juga satu toko pakaian baru yang lebih besar dan lebih nyaman, berfasilitas lengkap dengan menjual barang-barang berkualitas. Itu artinya, dia punya saingan bisnis, dan sialnya di hari pembukaan pertama toko pakaian itu langsung banjir pengunjung, itu semua karena toko itu menawarkan diskon gila-gilaan, apalagi bertepatan pula dengan tahun ajaran baru dimana para emak-emak tengah sibuk mencari pakaian buat anak sekolah.

DETAK [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang