Detak 24 - Hadiah Yang Indah

313 20 0
                                    

Maaf guys, aku merasa karyaku ini gak sebagus yang sebelumnya, jujur aku gak punya feeling kuat di kisah ini. Jadi aku akan percepat sedikit alurnya.
***

Fajar berhasil diterima bekerja di perusahaan LPG itu, dan beberapa bulan kemudian Amil juga telah kembali tinggal di kampung karena permintaan sang ayah, lagipula gosip-gosip buruk tentang Amil telah pupus, Amil sebenarnya tak masalah kalau dikatai banci atau homo, namun gosip yang tak dapat diterimanya ialah dia dipecat karena sudah menyodomi siswa. Untung saja gosip itu kini telah sirna.

Karena sudah kembali ke kampung,. Fajar dan Amil kembali sering bertemu dan menghabiskan waktu bersama lagi. Bahkan Fajar kali ini benar-benar semakin perhatian.
***

Tanggal 27 November 2017.

Amil mungkin masih saja akan terus ngorok kalau saja tidak mendengar suara klakson bertubi-tubi dari depan rumah. Dia kini tinggal di rumah bersama sang ayah, adiknya Gian telah menikah dan mengontrak rumah tak jauh dari sana.

Dengan bertelanjang dada dan berboxser Amil bangkit dari ranjang, keluar kamar dan membuka pintu.

"Buset, jam segini masih ngorok!" Fajar ternyata, dia menunggangi Vario, motornya yang sekarang, Vixion nya telah diwariskan buat adiknya, Rendi

"Apaan sih Jar?"

"Lu gak ingat ini hari apa?" Tanya Fajar.

Amil menguap lalu menjawab "Hari Senin kan?"

Kedua bola mata Fajar membulat heran. Amil benar-benar lupa hari ini sebenarnya adalah hari ulang tahunnya.

"Cepat mandi, siap-siap. Pakai jaket, bawa handuk dan baju ganti juga, sempak singlet jangan lupa. Aku mau mengajakmu jalan-jalan!" Perintah Fajar.

"Hah heh apa?" Amil masih kaget, baru saja ngumpulin nyawa sudah disuruh bergegas.

"Udah pokoknya aku tunggu, jam setengah sepuluh nanti aku jemput!"

"Bangke! Aku mau masak buat ayahku dulu"

"Alah, beli saja di warung!" Tanpa tunggu jawaban Fajar langsung pulang.

Begitulah Fajar, suka maksa, meski Amil enggan tapi akhirnya menurut juga. Dia pun mandi dan bersiap-siap. Makan buat sang ayah telah pula di belinya di warung, gulai ayam, daun singkong rebus dan sambal terasi.

Jam setengah sepuluh Fajar telah datang kembali menjemput, memakai Hoodie hijau army, celana jeans biru dan sneaker merah. Amil nyaris tertawa melihat kontrasnya warna-warna busana Fajar barusan, ditambah lagi dia pakai kaos warna putih di balik Hoodie nya. Lengkap sudah warna-warni itu, Kaos putih, jeans biru, sneaker merah, jaket hijau.

Amil sendiri memakai pakaian kasual, kaos coklat muda dengan jeans hitam juga sepatu berwarna senada, dia memakai jaket berwarna kecoklatan. Rambut di sisir rapi. Di punggungnya tergantung ransel yang terlihat penuh sesak. Setelah pamit sama sang ayah mereka pun berangkat.

"Kita mau kemana?" Tanya Amil ditengah perjalanan.

"Sigura-gura" jawab Fajar.

"Ada apa disana?" Tanya Amil lagi.

Fajar berdecih jengkel melihat keluguan Amil, masakan Amil tidak tahu sigura-gura itu apa. Sebuah bendungan yang di sekitar lokasinya banyak pemandangan indah dan juga Air Terjun Ponot.

"Ada Rocco Siffredi dan Hakan Serbes!" Jawab Fajar ngasal. Karuan saja Amil mencubit perut Fajar hingga menggelinjang. Rocco dan Hakan adalah aktor bokep favorit Amil. Fajar tahu karena di ponsel Amil banyak bokep-bokep yang diperankan oleh aktor itu, eittsss meski Amil itu gay tapi tontonan bokepnya adalah bokep straight. Hal yang terkadang cukup membingungkan Fajar, sekrang dia juga jadi penasaran kenapa Amil lebih suka melihat bokep straight.

DETAK [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang