Detak 30 - Resepsi

285 23 5
                                    

Pesta pernikahan di kediaman Amil itu berlangsung meriah dan mewah, namun elegan. Fajar dan Susi turut hadir, sebenarnya Fajar malas tetapi sang istri memaksanya untuk ikut. Suasana malam di pesta itu dibuat seromantis dan seindah mungkin. Amil dan Arum tengah berdiri di depan pelaminan dengan outfit pengantin bertemakan putih, serasi sekali, Arum semakin cantik dengan gaun pengantinnya itu, sedangkan Amil tampak gagah dan tampan dengan tuxedonya.

"Duh gantengnya, Arum juga cantiknya gak logika, benar-benar pasangan sempurna" puji Susi setelah mendapatkan meja tamu yang kosong.

"Ganteng tapi..." Hampir saja Fajar kelepasan membuka aib Amil.

"Abang kenapa sih? Teman sendiri menikah kok kayak gak senang begitu!" Sungut Susi.

"Hei Fajrot!" Satu suara tiba-tiba memanggilnya, Fajar dan Susi segera menoleh. Musik dipesta itu mengalun lembut, hingga pembicaraan mereka tak terhalang oleh kerasnya suara nyanyian sang biduan.

"Doni!" Seru Fajar senang, ternyata Doni hadir juga disana, bahkan tak hanya Doni, tapi juga ada Ivan, dan Andre. Pesta pernikahan ini seakan jadi reuni kecil bagi mereka. Dari semua temannya cuma Doni yang belum menikah, Ivan, Andre sudah, mereka undangan dengan membawa istri masing-masing. Semua langsung membentuk kelompok, bahkan Doni dan Andre telah menggiring satu meja kosong menjadi dekat dengan meja Fajar, agar mereka lebih leluasa bernostalgia.

"Gila ya, gak nyangka si Amil dapat bini secantik itu!" Puji Ivan keceplosan saat melihat pengantin wanita, karuan saja istrinya yang duduk disebelahnya mencubit pinggangnya.

"Amil juga, dulu diakan kuper dan culun, tapi sekarang...."Andre tak melanjutkan omongan karena sepasang matanya yang memandang takjub pada sosok Amil yang gagah bak pangeran.

"Kalian saja yang layas pada Amil, dari dulu juga dia itu udah ganteng, apalagi bibir seksinya itu yang cipokable, duh beruntungnya bini si Amil jadi orang yang pertama dicipok dia" Doni lain pula tanggapannya.

Fajar yang tengah meneguk minuman seketika jadi batuk mendengarnya."Shit, orang pertama yang mencipok si Amil adalah aku" gumam Fajar dalam hati. Mau tak mau dia melirik pada sosok Amil yang ternyata tengah berfoto dengan Lia, Leni, Zul, Rustam dan Riky, teman-teman akrabnya saat sekolah dulu. Tanpa sadar ada senyum yang melengkung di bibirnya. Ya, Amil memang ganteng pake banget.

"Hei Jar, diam aja, Amil kan sohib kentalmu dulu, sampai lu ngamuk-ngamuk kalau ada yang ganggu dia" sialan si Doni, dia mulai mengungkit masa lalu.

"Jadi suamiku dan Amil dulu itu teman dekat?" Susi ikut menimpali. Fajar semakin gelisah.

"Iya, benar, bahkan sampai kami kira mereka berpacaran sangking dekatnya" ucap Doni tanpa dosa. Karuan saja mereka semua tertawa senang, semua ingatan mereka melambung jauh ke masa SMA mereka dulu. Hanya Fajar yang tampak bungkam.

"Hadirin sekalian, satu permintaan dari ahli bait agar teman-teman dari SMK N mau menyumbangkan satu buah lagu buat memeriahkan pesta malam ini" suara MC terdengar dari arah pentas hiburan dimana ada beberapa alat band.

"Wah tahu saja si Amil aku sudah gatal ingin menyanyi" Ivan memang hobi sekali menyanyi. Jiwa mudanya saat nge-band bareng Blacksun muncul kembali.

Doni dan Andre tersenyum, "Guys, saatnya beraksi"

Doni bahkan sudah menyeret Fajar untuk naik ke panggung juga.

"Terima kasih atas kesempatan emas yang telah ahli bait berikan sehingga kami tampil diatas panggung ini, sedikit bernostalgia jadinya, iyakan Amil" Ivan menyapa penonton, Amil dan istri bertepuk tangan menyambutnya.

"Selamat menempuh hidup baru buat Amil dan istrinya yang cantik, semoga samawa. Untuk kalian akan kami persembahkan satu lagu manis dari Naff, Akhirnya Ku Menemukanmu"

DETAK [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang