POV Seok Jin
Setiap orang punya topeng, kan?
Biasanya mereka memasang topeng agar orang lain tidak mengetahui diri mereka yang sesungguhnya.Kebanyakan orang yang gila kehormatan dan harta benda akan melakukan nya demi mendapat muka dari atasannya. Demi mendapatkan jabatan tinggi, mereka rela menjadi anjing patuh yang tak segan menjilat sepatu tuannya. Lalu di belakang tuannya, mereka akan semena-mena pada bawahan nya.
Cih, aku benci dengan orang yang mencari muka. Aku benci terhadap orang yang suka berbuat seolah-olah ia yang paling baik. Tapi satu hal lain yang paling ku benci di hidupku.
Aku benci adik pertama ku.
Karena dia, aku harus berjuang keras agar dilihat oleh appa.
Karena dia juga, appa merenggut kebebasan ku, membuat ku hanya berkutik pada buku dan laptop ku saja. Aku tidak punya waktu bermain, bahkan untuk menutup mata saja aku tidak bisa. Setiap malam dadaku akan merasa sesak, mengingat ucapan Appa yang cukup menyelekit. Kalimat itu terus saja terngiang berulang kali di otakku.
Aku tahu ia itu pembohong. Dia hanya memakai topeng agar tidak ada yang tahu sisi dirinya yang sesungguhnya, bertingkah seolah-oleh dia lah yang paling terbaik.
Menjijikkan sekali, apalagi saat melihatnya menangis. Dasar lemah, dia benar-benar cengeng. Bukan hanya cengeng, kali ini aku jengkel melihatnya tersenyum. Entah untuk apa dia tersenyum konyol di depan kami, aku semakin membenci kehadiran nya itu.
Ya, aku membencinya!
Sejak dia muncul dan bersinar lalu merebut perhatian Appa dan Eomma.
Melihat eomma dan appa merayakan ulang tahun nya, kemudian sekolah dan membawa piala lalu di gendong oleh ayah, aku semakin membencinya. Di agungkan oleh appa, membuat ku muak apalagi karena nya aku kehilangan sosok ayahku
Semua tekanan yang ku dapat.
Belajar, belajar, dan belajar
Aku sampai menghabiskan waktu ku untuk belajar agar mendapat juara. Aku menjadi anak yang ambisius hingga teman-teman sekelas menjauhi ku.
Aku ingin appa menyayangiku ketimbang dirinya. Aku ingin appa lebih menyanjung ku ketimbang si sialan itu. Aku ingin menjadi bintang yang lebih bersinar, seolah-olah aku lah terbaik yang pantas menjadi ahli waris Jeonyo Corp.
Tapi semua itu sirna semenjak ayah menaruh harapan pada si sialan itu.
Aku membencinya
Sangat hingga aku berharap agar ia mati secepatnya. Aku berharap agar ia menderita sampai seumur hidupnya.
Namjoon sialan itu, ku harap kau mati dengan cara mengenaskan. Gara-gara kau, aku sampai mengidap penyakit sialan ini. Benar-benar bajingan! Kenapa tidak kau saja yang mengidap penyakit ganas dan mati,huh?
Arghhh!!!
Tapi semua itu belum cukup, Namjoon perlahan mengambil alih tugasku dan aku dilarang bekerja oleh Eomma karena kondisi ku. Aku semakin membencinya walaupun perlahan aku menyadari bahwa hidupku tidak lama lagi.
Aku menyadari bahwa aku tidak akan pernah mewujudkan mimpi ku sebagai pewaris Jeonyo Corp. Dari saat itu aku memilih untuk melepaskan semua belenggu yang pernah mengikat ku.
Aku ingin bertahan untuk eomma. Aku berharap aku punya umur yang panjang hingga merawat eomma di masa tuanya.
Ya, aku tidak memikirkan lagi untuk menjadi ahli waris Jeonyo Corp. Hanya bertahan hidup demi eomma dan kedua adik kembar ku. Tapi untuk dia, rasa benci itu masih terpendam kuat di hatiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Okay [ Revisi ]
Fanfiction" Jangan khawatir. Aku baik-baik saja kok. Sungguh!" . " Dasar Bego! Kau lah orang paling bodoh yang pernah aku temui, Jeon Namjoon!" Kisah suka duka Namjoon dalam menjalani kewajiban sebagai anak tengah. Memiliki tanggung jawab layaknya anak tertua...