Chapter 24: Permintaan

304 38 17
                                    

Memang benar, aku orang lain dan orang seperti ku tidak punya hak menahan namjoon lebih lama

- Min Yoongi -
.
.
.

Namjoon sudah di tempatkan diruang rawatnya semula, sedari tadi jieun masih termenung sembari menunggu pemuda itu sadar. Hatinya tercubit perih, bagaimana tidak? lagi-lagi ia melakukan kesalahan yang sama yang pernah suami nya perbuat pada anak sulungnya.

Ya, ia tidak pernah menyadari bahwa selama ini namjoon sakit keras. Ia tidak tahu selama ini namjoon sudah menanggung banyak kesakitan dan derita, ia bahkan menyembunyikan penyakitnya. 

Tidak, pemuda itu sudah berkali-kali mau mengatakan nya dan dengan egoisnya ia malah tidak mendengar lalu mengabaikan pemuda itu begitu saja.

Ia tidak pernah tahu, bahkan rasa sakit namjoon yang membusuk sekalipun ia tidak pernah tahu. Pemuda itu sudah rusak secara fisik dan mental, ia cacat dan itu karena perbuatan ayahnya

lalu dirinya, yang katanya seorang ibu malah mencaci maki dan menyuruhnya lenyap begitu saja. Bukankah hal itu sudah menghancurkan hati pemuda itu hingga berkeping-keping?

Tiba-tiba saja air mata itu menetes dari pelupuk matanya. Sakit, hatinya benar-benar sakit. Rasa sesak di ulu hatinya dan ngilu kini menyiksanya. Jieun tidak berbohong, Ia benar-benar menyesali perbuatan nya.

Tangannya ia ulur mengusap rambut namjoon lembut, cairan bening itu semakin gencar mengalir, dan bibirnya semakin tertarik ke bawah. Spontan jieun menutup mulutnya, menahan isakan tangis yang hendak keluar.

" namjoon...hiks...maaf"

" maaf...eo-eomma egois"

" Maafkan eomma sayang"

" Bangunlah untuk eomma"

" Eomma janji... Eomma tidak meninggalkan mu lagi, joon"

" Namjoon-ah..."

Di depan pintu tepatnya sela yang sengaja mereka buka, Yoongi dan sora terdiam, mereka melihat bagaimana jieun tengah menangis di sana. Suara isakan ibu itu terdengar pilu sambil menggenggam tangan rapuh pemuda itu.

Yoongi melihatnya, dari yang ia saksikan wanita itu tampak menyesali perbuatannya. Sora melirik ke yoongi, pria itu diam seribu bahasa, yang tadinya sempat melayangkan protes padanya kini pria itu urung. Yoongi sepenuhnya menaruh perhatian nya pada momen ibu anak di ruang itu.

" Kau mengerti maksud ku, kan?"

" Yang kau lihat itu, sekarang jieun menyesal"

" Ia menyesali perbuatannya, ia mau memperbaiki kesalahannya", ujar Sora menyendu. Tatapan kini terarah pada Jieun yang masih menunduk menangis terisak. Yoongi begitu, ia tidak bisa melepaskan tatapan nya dari momen di depannya.

" Aku tidak berusaha menjauhi mu dari namjoon, tapi kehadiran mu dapat membuat jarak diantara namjoon dan jieun"

" Beri mereka kesempatan, setidaknya beri mereka berdua ruang", ujar Sora lagi membujuk Yoongi. Ia mengerti, selama ini Yoongi lah yang mengurus Namjoon beberapa bulan terakhir, wajar saja ia khawatir pada pemuda itu.

Tapi karena janji pada pasien lamanya dan keinginan nya untuk menyatukan ibu anak itu, ia harus melakukannya.

" soobin tenanglah, jangan gegabah"

" Diam disini atau kondisimu semakin memburuk"

" Aku..tidak akan selamat dok"

" Soobin-ah..kau-"

I'm Okay [ Revisi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang