Chapter 23: Kambuh

528 39 10
                                    

Kenapa hanya aku, eomma?

Kenapa hanya aku yang dimarahi?

- Jeon Namjoon -
.
.
.

Tap

Tap

Tap

Yoongi menapaki kakinya pelan, ia cukup terkejut sebenarnya hingga ia marah begitu saja.

Tentang adiknya, tentu saja Yoongi masih mengingat nya. Betapa menderitanya sang adik kala itu masih menghantuinya sampai sekarang.

Langkah kaki itu semakin lama semakin cepat, Yoongi mengepal tangan nya kuat. Beranjak semakin jauh menuju keluar rumah sakit untuk menenangkan diri. Helaan nafas itu terdengar kasar, raut wajah muram itu terlihat menakutkan hingga orang-oarng yang melihat nya bergidik ngeri.

Di tempat lain sesosok wanita dengan perasaan marah melangkahkan kakinya ke ruang rawat seseorang.

Pintu itu terbuka cukup kuat, namjoon yang tidur tersentak begitu saja. Sontak matanya membulat tak kala sosok yang ia rindukan ada didepan nya.

" Eo-eomma...", namjoon terperangah, ia beranjak dari posisi nya menjadi duduk menyambut wanita itu, jieun sendiri masih diam menatap dingin pemuda itu.

" eomma ke-kenapa kesini-"

Plak!

Seketika namjoon menegang, pipinya tertoreh ke kanan bersamaan rasa panas yang menyeruak. Sebelum ia sempat menoleh, rambutnya sudah lebih dahulu ditarik oleh jieun

" Akh..hah..eo-eomma",

" Diam!", namjoon semakin menegang, air matanya mengalir begitu saja. Hatinya sakit, menatap tatapan tajam itu menusuk telak hatinya.

" Kau- apa yang kau perbuat pada kedua anak ku?!"

" Kau merebut anak sulung ku, lalu suami ku, sekarang kau juga merebut kedua anak ku!"

" Eo-eomma.."

" Diam kau! Dasar tidak berguna!" Air mata semakin gencar mengalir, jambakan jieun tidak main-main kuatnya membuat kepalanya berdenyut nyeri.

" eomma sakit"

" lepas eomma, ku mohon lepaskan", kedua tangan namjoon berusaha menarik tangan jieun dari rambutnya. Walaupun kesulitan ia tetap berusaha mendorong tangan jieun dari rambutnya.

" Sakit..hiks sakit eomma"

Deg

Apa ini? Kenapa dadaku sakit?

Jieun terdiam, kini bisa ia lihat dengan jelas kedua tangan itu, lebih tepatnya jari-jari pemuda itu.

" lepaskan! Eomma sakit" jieun perlahan melonggarkan cengkeraman nya, menarik tangan nya dari rambut pemuda itu.

Namjoon menunduk, helaian rambutnya perlahan jatuh mengenai selimutnya. Sakit rasanya saat seharusnya sang ibu ada untuknya kini malah memarahi nya seperti ini.

Ia merebahkan kedua telapak tangannya, setitik demi setitik air mata jatuh mengenai kedua telapak tangan tersebut. Perlahan kejadian demi kejadian pahit terlintas dalam benaknya.

Dimana ia selalu menjadi yang disalahkan setiap kali ada masalah dalam keluarganya. Pekerjaan kantor, rumah atau sekolah, tanpa mau mendengarkan penjelasan nya mereka tetap saja menuduhnya yang tidak-tidak seolah memang benar dirinya yang bersalah.

Lalu setelah kejadian dimana ia harus merelakan kesepuluh jari tangannya, apakah tidak pernah terbersit sama sekali di pikiran sang ibu akan dirinya?

Apakah benar ia anak kandung keluarga Jeon?

I'm Okay [ Revisi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang