Terima kasih sudah mengerti diriku, abeoji
Aku menjadi berani sekarang berkat dirimu
- Jeon Namjoon -
.
.
." Minggu depan kau harus ke Jepang"
" Tapi, appa.."
" Tidak ada bantahan!", ucap tuan shin mutlak. Setelah itu ia pergi meninggalkan yoongi yang memasang wajah frustasi nya.
Ia begitu kesal, ayahnya berniat untuk mengirim nya ke Jepang.
Setelah perdebatan panjang itu, yoongi duduk di sofa lalu mengusap wajahnya kasar.
Sudah beberapa Minggu berlalu, jangankan bertemu yoongi sudah tidak menghubungi Sora ataupun keluarga Namjoon sejak saat itu.
Ia sengaja, ia tidak mau karena keinginan payah itu niatnya untuk menjauhi Namjoon menjadi goyah.
Entah kenapa akhir-akhir ini ia tidak tenang, pikiran nya terus tertuju pada Namjoon.
Walaupun begitu, yoongi terus menghalau nya. Tidak membiarkan pikiran-pikiran buruk itu menguasai nya.
Yoongi menunduk, mengaitkan jari-jari tangan nya. Soal ke Jepang, ia tidak dapat mengelaknya.
Perintah tuan shin adalah mutlak, yoongi tidak bisa berbuat apa-apa. Kalo ia membangkang lagi maka nyawa Namjoon lah taruhan nya.
Yoongi menghela nafas panjang, ia sebenarnya lelah terus berpura-pura melupakan pemuda itu.
Tiba-tiba saja telepon nya berdering, yoongi mengeluarkan benda pipih itu menemukan nama Tae Hyung di layar.
Jari yoongi berhenti, ia ingin menjawab tapi ragu. Dalam dirinya hati dan pikirannya saling bertabrakan.
Apa ku angkat saja ya?
Atau ku biarkan saja?
" Yoongi, ayolah. Kau sudah sejauh ini kan?"
" Abaikan saja! Lagipula ini yang terbaik buat semua", yoongi menaruh lagi ponselnya di meja. Telepon yang tadinya berdering kini mati.
Setelah beberapa menit, telepon itu kembali berdering.
Yoongi melihat telepon itu, ia berdecih kesal lalu mengambil telepon itu dan mengangkat nya.
" Halo... ", jawab yoongi ragu-ragu. Suara dari seberang telepon ia terdengar, tak berapa lama kemudian yoongi membulatkan mata dengan suara tercekat.
" Oke, aku akan kesana", yoongi mematikan panggilan sepihak. Raut wajahnya berubah panik, segera ia beranjak dari tempat nya bergegas menuju rumah sakit.
Di lain tempat, Namjoon terengah-engah. Walaupun memakai masker oksigen, tetap saja rasa sesak itu masih terasa menyiksa.
Jimin khawatir, ia takut terjadi apa-apa pada kakak kedua nya.
Soal Namjoon yang mau menyerah, ia sudah tahu. Sejak saat itulah kondisi Namjoon yang dulunya membaik kini memburuk.
" Hyung, aku panggil imo ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Okay [ Revisi ]
Fanfiction" Jangan khawatir. Aku baik-baik saja kok. Sungguh!" . " Dasar Bego! Kau lah orang paling bodoh yang pernah aku temui, Jeon Namjoon!" Kisah suka duka Namjoon dalam menjalani kewajiban sebagai anak tengah. Memiliki tanggung jawab layaknya anak tertua...