Sedari tadi, Yoongi terus bolak-balik depan UGD. Ia kalut, pikirannya bercabang bersama rasa khawatir yang membelenggu hatinya. Apalagi setelah menemukan botol obat yang ia tahu itu apa.
Flashback on
" Tas nya Jeon, tadi aku lupa membawanya"
" Sebaiknya aku membawanya ke rumah dan memberitahukan ke keluarga Jeon anak itu sedang sakit", gumam pria itu menyusuri koridor.
Sesampainya di kelas, Yoongi mengambil tas ransel Namjoon yang sebelumnya resleting tas tersebut belum tertutup benar. Sebuah benda jatuh dari tas pemuda itu, Yoongi menoleh lalu menghampiri benda jatuh itu.
" Tunggu bukankah ini-", seketika mata Yoongi membulat sempurna. Ia tahu betul obat itu, dan ia tahu betul untuk apa obat itu digunakan.
Apakah mungkin sedari tadi bocah itu-"
Tangan nya terkepal kuat, dengan cepat Yoongi meninggalkan tempat sambil menenteng tas ransel Namjoon.
Flashback end
Pintu UGD itu terbuka, sesosok dokter keluar dari sana. Spontan Yoongi menghampiri dokter itu dengan raut wajah khawatir nya.
" Bagaimana dok kondisi murid saya? Apa baik-baik saja?", tanya Yoongi menggebu-gebu. Dokter itu diam, sorot matanya menunjukkan sesuatu yang tidak baik.
" Kurang baik. Untuk saat ini, kami sedang melakukan pemeriksaan lanjutan terhadap pasien "
" Sebelumnya pasien ada muntah-muntah?", sontak Yoongi mengangguk kepalanya.
" Ada. Sebelum saya bawa kesini, murid saya sempat muntah-muntah",jelas Yoongi.
" Berarti memang benar dugaan saya"
" Setelah hasilnya keluar, saya akan memanggil anda. Pasien untuk sementara kami pindahkan ke ICU "
Apa? ICU?! Apa separah itu dampak kecelakaan nya? Mendengar itu Yoongi hanya mengangguk kepala lemas.
Bagaimana ini? Kenapa bisa separah ini?
Jika terjadi sesuatu pada jeon, aku tidak bisa memaafkan diriku sendiri
" Dokter!", seorang perawat keluar dari UGD. Yoongi dan dokter itu menoleh mendapati wajah perawat itu kepalang khawatir.
" Maaf dok, Kondisi pasien semakin kritis. Pasien mengalami kejang-kejang "
" Baik saya akan ke dalam. Bapak tunggu disini dulu", dokter dan si perawat memasuki UGD kembali. Jantung Yoongi semakin berdetak kencang.
Apa ini? Kenapa tiba-tiba jadi kritis?
" Ini tidak benar, aku harus menelepon Orang tua Namjoon", Yoongi mengambil hp menghubungi nyonya Jeon. Sudah hampir 3 kali, Yoongi mendesah kesal mengetahui telepon nya tidak diangkat.
" Sial, orang tua macam apa dia? Kenapa tidak mengangkat saat anak nya sekarat begini"
" Siapa yang ku hubungi? Ya, tuan Jeon. Semoga saja mengangkat", Yoongi menelepon tuan Jeon, untuk di percobaan ketiga akhirnya terjawab.
" Halo... Halo pak. Saya Min Yoongi wali kelas Jeon Namjoon. Apa benar ini dengan bapak Jeon Jungkook?"
"..."
" Begini pak, saya ingin menginfokan ke bapak soal anak bapak saat ini-"
" ..."
" Pak, tolong jangan potong ucapan saya. Anak bapak sekara-"
" ..."
" Saya sudah menghubungi nyonya Jeon, sampai saat ini belum diangkat "
"..."
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Okay [ Revisi ]
Fiksi Penggemar" Jangan khawatir. Aku baik-baik saja kok. Sungguh!" . " Dasar Bego! Kau lah orang paling bodoh yang pernah aku temui, Jeon Namjoon!" Kisah suka duka Namjoon dalam menjalani kewajiban sebagai anak tengah. Memiliki tanggung jawab layaknya anak tertua...