Akan lebih baik orang asing seperti yoongi menjauh darimu, joon
- Jung Sora -
.
.
.2 minggu berjalan begitu cepat, angin berhembus cukup sejuk. Bulan tampak menawan bersama ratusan bintang yang menghiasi langit malam. Sesosok pemuda bertubuh ringkih berdiri di depan balkon sembari melamun.
Ia sudah diperbolehkan pulang.Tangan sudah lepas perban tapi namjoon tetap memakai sarung tangan pemberian dokter sora. Ia ingat kata bibinya ia harus memakai nya supaya tidak infeksi.
Namjoon mengerti sebenarnya, ia cukup tahu kondisinya dan bibinya tidak mau ia terpuruk dengan melihat jarinya puntung secara langsung. Walaupun begitu, ia pura-pura tidak mengerti. Ia tidak ingin terpuruk di depan orang-orang yang ia sayangi, terlebih orang yang sudah mendukungnya selama ini.
Jimin dan Tae hyung akhir-akhir ini sering mengunjungi nya, Namjoon menjadi terhibur. Ia ingat pertama kali kedua kembar itu datang sambil menundukkan kepala. Mereka malu lalu meminta maaf untuk perbuatan mereka. Namjoon cukup mengerti dan memaafkan kedua adiknya.
Kabar dipenjaranya Sang Ayah juga sudah sampai ke telinga nya. Awalnya ia terkejut sampai meminta diantarkan ke lapas. Yoongi tentu menolak keras itu, bahkan sampai mengurungnya 3 hari lamanya. Walaupun begitu setelah diceramahi Sora dan yoongi, Namjoon menjadi mengerti dan tidak mau memaksakan kehendaknya untuk menemui sang ayah.
Sang ibu sendiri, Namjoon berusaha untuk maklumi saja. Ia cukup tahu malu menghadapi apalagi setelah tahu ayahnya dipenjara karena nya dan Seok jin, kondisinya masih sama seperti sebelumnya.
Namjoon masih diam, memandangi pepohonan yang berayun pelan. Tanpa sadar, sosok pria berumur 30 tahun lebih berada di belakangnya.
" kau melihat apa, joon?", pemuda itu tersentak, ia menoleh ke belakang mendapati Yoongi tengah melipat kedua tangan nya di dada.
" eoh, Ssaem aku-"
" Sedari tadi ku panggil kenapa tidak menyahut, hm?"
" ah, ya maaf ssaem aku melamun", yoongi hanya menggeleng kepala pelan lalu tersenyum kecil. Ia mengarahkan tangan nya ke atas kepala namjoon mengusap nya lembut.
" Masuklah atau kau masuk angin. Aku sudah menyiapkan makan malam", Namjoon menurut mengangguk kepalanya. Ia mengekor Yoongi di belakang membiarkan gurunya berjalan di depan.
" ssaem, ini-", Namjoon terperangah, matanya berbinar-binar mendapati Sup daging kentang terhidang di meja. Yoongi menyadari itu tersenyum kecil.
" Iya, itu makanan kesukaan mu, bukan?", Namjoon mengangguk pelan. Yoongi mengarahkan namjoon duduk lalu ia duduk di samping pemuda itu.
" Aku mau makan sendiri", cicit namjoon pelan.
" Bisa menggunakan sendok?", namjoon mengangguk kepala pelan.
" Imo sudah mengajari ku menggunakan jari palsu akhir-akhir ini", ujar namjoon sambil menunjukkan kedua tangan nya yang berbalut sarung tangan.
" Ssaem, bisa bantu aku menariknya?", yoongi diam sejenak, memang benar namjoon disarankan menggunakan sarung tangan sejak perban nya di lepas. Mereka takut namjoon terguncang kedepannya.
" Kau yakin?"
" Iya", yoongi menghela nafas pelan, ia perlahan menarik sarung tangan hitam milik namjoon menampilkan jari-jari yang sudah diamputasi. Yoongi meringis, apalagi kini namjoon tertegun di depannnya.
" Namjoon, kau–"
" Iya, aku baik-baik saja kok", sahut pemuda itu tersenyum. Melihat itu, yoongi memalingkan wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Okay [ Revisi ]
Fanfiction" Jangan khawatir. Aku baik-baik saja kok. Sungguh!" . " Dasar Bego! Kau lah orang paling bodoh yang pernah aku temui, Jeon Namjoon!" Kisah suka duka Namjoon dalam menjalani kewajiban sebagai anak tengah. Memiliki tanggung jawab layaknya anak tertua...