Chapter 26: Penyesalan

240 32 7
                                    

" Aku ayah yang buruk ya?"

- Jeon Jungkook-

.

.

.

Beberapa minggu berlalu, sejak saat itu jungkook dan jieun menepati kata-kata mereka. Kali ini mereka lebih memperhatikan namjoon, menjaga pemuda itu bergantian di rumah sakit.

Namjoon juga sudah mulai menjalani pengobatan nya. Kemotrapinya pertama nya terasa menyakitkan, ia sempat menangis karena tidak kuat.

Jieun menemani pemuda itu, mengusap dahi namjoon yang bercucuran keringat. Kedua matanya tidak lepas dari namjoon yang terus merintih kesakitan selama kemo berlangsung.

Berjam-jam lamanya setelah kemotrapi, Namjoon terbangun lalu muntah-muntah. Jungkook dengan sigap mengambil mangkok stainless, mengurut punggung atas namjoon, membantu sang anak menuntaskan hasrat muntahnya.

Malam harinya Namjoon sempat demam, Jungkook dengan segala kesibukan nya menyempatkan dirinya untuk menjaga Namjoon.

Ia bahkan sampai tak tidur beberapa malam karena takut Namjoon kambuh lagi.

Jimin dan Tae hyung, mereka berdua juga sering mengunjungi Namjoon. Terkadang mereka juga bantu jaga Namjoon bila Jungkook atau jieun benar-benar tidak bisa meninggalkan pekerjaan nya.

Namjoon menghela nafas, akhir-akhir ini ia merasa jika dirinya terlalu membebani keluarganya.

Ia akui ia mulai kesulitan menggerakkan kaki maupun tangan nya. Ia juga sering merintih tiap kali kepalanya berdenyut kuat.

Tiap kali ia kambuh, ia akan membuat ayah ibunya kepanikan. Tak jarang ia mendengar isakan ibunya tiap kali ia menutup mata.

Semenjak mereka tahu akan penyakitnya, mereka begitu protektif. Memperhatikan Namjoon dengan baik.

Walaupun begitu, Namjoon merasa tidak nyaman. Ia tidak terbiasa disuapi ibunya, ditemani tidur oleh sang ayah atau dijaga adiknya.

Namjoon benar-benar tidak terbiasa.

" Tidurlah joon. Besok pagi kau kemo kan?"

" Kau harus mendapatkan istirahat yang cukup. Appa akan menemani mu", ujar Jungkook sembari menaikan selimut sang anak sampai ke dada.

Namjoon murung, melihat wajah lelah sang ayah membuat nya merasa bersalah.

" Appa nanti tidur saja ya"

" Aku khawatir appa bisa sakit gara-gara keseringan menjaga ku", ucap Namjoon dengan nada murung.

Mendengar itu Jungkook tertegun lalu dengan senyuman sumringah ia mengusap rambut Namjoon lembut.

" Appa tidak akan sakit, percayalah", ucap Jungkook menyakinkan Namjoon. Pemuda itu masih menatap sang ayah khawatir.

" Tapi besok kan appa ada meeting penting. Sebaiknya appa beristirahat saja ya"

" Jangan khawatir. Aku baik-baik saja kok. Sungguh!"

" Aku juga tidak kambuh kok, tidak perlu khawatir ya", Namjoon masih bersikeras. Ia tidak mau menyusahkan Jungkook lebih banyak.

Melihat wajah lelah Jungkook, ia sudah tahu kalo pria paruh baya itu benar-benar kelelahan.

Jungkook mengulurkan tangan nya mengusap pipi sang anak, menangkap raut khawatir dari Namjoon membuat hatinya berdenyut.

Sang anak masih mempedulikan nya tanpa mengingat dirinya yang dulu pernah menyiksanya begitu kejam.

Jungkook tersenyum sendu, matanya berkaca-kaca apalagi bersitatap dengan binar mata Namjoon yang semakin meredup dari hari ke hari.

I'm Okay [ Revisi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang