Lisa's POV:
"Kita perlu bicara."
.
.
.Aku menatap pria itu, yang dulunya adalah seseorang yang selalu aku kagumi, dengan rasa tidak percaya. Pria yang menerima ku tanpa ragu-ragu, dan mencintai ku tanpa syarat. Pria yang dulu aku sebut sebagai sahabat ku, seseorang yang menunjukkan kepada ku bagaimana cara mendapatkan wanita. Pria yang tidak bisa lagi aku kenali sebagai Daddy ku sendiri meminta untuk berbicara. Apakah orang asing ini benar-benar percaya bahwa aku akan duduk dan mendengarkan seperti malaikat?
'Persetan dengan itu.'
Aku menyilangkan tangan dan mengangkat alis dan menatapnya dengan tatapan kosong,
"Dan apa yang harus kita bicarakan sebenarnya."
Aku menjawab dengan dingin. Aku melihat mommy, di sudut mata ku, tersentak dan mengatupkan matanya rapat-rapat karena dinginnya suara ku, tetapi aku memilih untuk mengabaikannya sambil terus menatap tajam ke arah "si provider" keluarga. "Daddy" ku menghela napas dan melanjutkan,
"Perilaku mu." Katanya. Aku mencemooh dan tertawa kecil,
"Perilaku ku? Benarkah Anda benar-benar mencoba untuk berbicara dengan ku tentang perilaku ku?"
Aku mengertakkan gigi dengan marah. Dia pikir dia pikir dia bisa menilai perilaku ku? Dia gusar dan berdiri,"Jaga nadamu nona muda, aku daddymu." Dia berkata dengan tegas. Aku menyipitkan mata ke arahnya dengan tajam,
"Sekarang Anda ingin bertindak seperti ayah ku? Aku benar-benar terkejut." Aku mengejek.
"Aku bahkan tidak tahu kalau aku punya ayah karena aku tidak pernah melihatnya!" Yang bisa aku lihat hanyalah merah, kemarahan mengaburkan penilaian ku. Mommy menghela napas dan berdiri,
"Lisa kumohon-" Aku memotongnya dengan perasaan marah yang meluap-luap.
"Mom stop. Pria yang berdiri di depanku adalah orang asing bagiku. Dia bukan daddyku." Aku merasakan tubuhku mulai bergetar saat rasa sakit di dadaku meningkat secara drastis saat aku terus menatap pria yang biasa kupanggil sahabatku itu.
Aku merasakan bibirku mulai bergetar saat isak tangisku berusaha keluar dari tenggorokan. Saya mengepalkan tangan dengan erat hingga kuku-kuku saya menusuk-nusuk kulit. Darah mulai menetes di tanganku tapi aku tidak peduli, aku tidak lagi peduli dengan rasa sakit di tanganku karena rasa sakit di hatiku jauh lebih parah. Aku melihat rasa sakit berkedip-kedip di mata rusa betina besar daddy saat dia melihat kekosongan di mata ku. Tidak ada jalan untuk kembali sekarang, inilah saatnya untuk akhirnya mengutarakan pendapat ku.
"Kamu tidak pernah ada lagi. Sejak kau mendapatkan pekerjaan itu, semuanya telah berubah! Kau telah berubah! Dulu daddy adalah seseorang yang selalu aku jadikan panutan! Seseorang yang bisa aku panggil sahabat ku! Tapi sekarang? Sekarang aku bahkan tidak bisa mengenalimu. Daddy tidak pernah ada di rumah dan ketika daddy ada di rumah, daddy bahkan tidak memberikan waktu untukku. Hari itu saat kau pulang, aku sangat bersemangat untuk menceritakan akhir pekanku, tetapi daddy bahkan tidak peduli!!" Air mata sudah menetes membasahi wajah ku saat aku terus berbicara. Setiap kata yang diucapkannya seperti belati yang menancap di hati ku. Rasa sakitnya tak tertahankan. Dari sudut mata ku, aku bisa melihat mommy menyeka air matanya sendiri. Aku melanjutkan,
"Dan tahun lalu ketika aku dikeluarkan, daddy tidak menunjukkan ketertarikan apa pun terhadap hal itu!!! Hanya menyuap kepala sekolah untuk menghapusnya dari arsip ku!" Dia tersentak mendengar nada bicara ku, tapi tidak mengatakan sepatah kata pun. Seolah-olah dia mengambil semua informasi ini.
"Satu hal yang aku pikir tidak akan berubah adalah kau merayakan ulang tahun ku dengan aku. Namun, aku pulang ke rumah dengan ketidakhadiran mu dan sebuah foto tentang bagaimana kita dulu sebagai hadiah. Itu bukan kita lagi, Daddy, dan aku akhirnya menerimanya." Aku menarik napas dalam-dalam dengan gemetar dan buru-buru menyeka air mata ku dan mulai berbalik untuk menghindari rasa sesak.

KAMU SEDANG MEMBACA
You Happened (JENLISA)
FanfictionGxG 18+ 🌚 Menjadi siswa baru tidak pernah mudah, terutama di sekolah menengah YG. Lisa tidak pernah menganggap sekolah sebagai hal yang menarik, sampai dia bertemu dengan satu-satunya Jennie Kim. Jennie Kim adalah murid yang paling populer dan pali...