You Happened (JENLISA)

Chapter 6

Jennie POV:

Gadis baru ini benar-benar masuk ke dalam pikiran ku, mengapa aku membiarkannya lolos begitu saja? Aku Jennie Kim! Queen bee di sekolah! Juga dikenal sebagai putri es karena tatapan dinginku yang tajam. Dengan satu tatapan dingin dariku, mereka langsung berpaling. Tapi kenapa itu tidak berhasil padanya? Mengapa dia begitu berbeda?

Namun, pertanyaan utamanya adalah, mengapa aku merasa bersemangat saat aku berjalan lebih dekat dengan si cantik berambut pirang itu?

Aku berhenti di jalur ku saat aku mulai merasakan diri ku terpikat oleh senyumnya yang bersemangat kepada teman-temannya.

Sensasi hangat di dada ku terasa seperti hantu, benar-benar tidak terbaca.

Aku tidak pernah merasakan perasaan luar biasa ini sebelumnya, dan aku merasa takut. Bagaimana mungkin satu orang bisa membuat ku merasa begitu luar biasa hanya dalam waktu dua hari.

Apakah hal itu mungkin terjadi secara manusiawi?

Aku dengan cepat mengedipkan mata dengan cepat, menarik diri ku keluar dari mantranya dan mulai berjalan ke arahnya. Semakin dekat aku dengan Lisa, semakin aku merasakan jantung ku memompa lebih cepat dari biasanya.

'Apa yang terjadi?'

Merasakan kehadiran ku, dia dengan cepat memenuhi tatapan ku dan tersenyum lebar ke arah ku. Dia segera memaafkan dirinya dari teman-temannya yang menggoda dan mulai berjalan ke arah ku.

"Hei," katanya dengan lembut. Aku menarik napas dalam-dalam,

'Ingat, kau adalah ice princess, kim.'

Sebelum aku bisa menjawab, dia dengan cepat meraih tangan ku dan menarik ku ke arah motornya. Sentuhannya langsung menghapus semua pikiran yang aku miliki sebelumnya.

"Jadi malam ini, apakah keluargaku harus berpakaian mewah atau tidak?" Dia bertanya saat kami berjalan menuju motornya. Aku menatap tangan kami dan sedikit tersipu, aku berdeham dan melepaskan tangan ku dari tangannya, mencoba mengendalikan kewarasan hatiku.

"Umm tidak, aku kira, kau hanya perlu berpakaian yang pantas? Aku tidak tahu ah.." Aku menjawab dengan hambar. Dia tertawa kecil,

"Baiklah kalau begitu, aku akan telanjang saja jika kau tidak mau membantu ku." Dia menjawab dengan tenang seolah-olah itu adalah hal yang paling normal di dunia. Aku melebarkan mata ku,

"Apa kau gila?" Aku bertanya. Dia segera berhenti berjalan dan menghadap ku. Jika aku tidak bereaksi, aku pasti sudah menabraknya. Aku langsung berhenti dan menatapnya,

'Why is she so freaking tall?'

Dia tersenyum dan mencondongkan badannya lebih dekat ke wajah ku,

"Aku gila karena mu,"

aku merasakan jantungku berdebar-debar, tetapi dengan menyipitkan mata ke arahnya dan mundur. Aku memutar mata dan mengerang kesal,

"Astaga, bagaimana kau bisa begitu menjengkelkan?" Aku berseru. Dia hanya menengadahkan kepalanya ke belakang dan tertawa dan terus berjalan menuju motornya dengan ku yang dengan malas berjalan di belakangnya.

'Tuhan, aku benar-benar tidak tahan dengan dia.'

Kami berjalan menuju sepeda motornya dan dia dengan cepat memasang helm di kepala ku,

"Kamu tahu aku bisa melakukannya sendiri, kan?" Dia terus memasang helm ku dengan senyum lembut di bibirnya yang montok.

"Aku tahu, tapi aku suka melakukannya." Dengan santai dia menjawab dan membuat jantung ku berdebar kencang. Sebelum aku sempat menjawab, dia melompat ke atas sepeda dan menepuk kursi di belakangnya,