6: Jangan Marah, Diajeng

22.9K 972 20
                                    

Haii bab baru datang nih, selamat membaca💌

🦋

Laurenza terbangun pukul 6 pagi, saat bermain hp tadi tak terasa tiba-tiba saja matanya terpejam. Laurenza menatap sekitar dia pun berusaha menyingkirkan tangan Sultan yang melingkar diperutnya, setelah berhasil dia pun bergegas untuk mandi pagi. Sebenarnya ia masih agak mengantuk, tapi ia tak enak pada keluarga suaminya jika nanti ia bangun siang.

Setelah selesai mandi, Laurenza sedikit ragu untuk keluar kamar. Jika nanti dia keluar kamar pastinya akan menjadi bahan ledekan oleh orang-orang diluar sana, saat Laurenza keluar ternyata sepi hanya ada ibu mertuanya saja yang sedang berada di dapur.

"Eh, sudah bangun nduk?" ucap Karina saat melihat Laurenza yang sedang berjalan mendekatinya.

Laurenza menganggukkan kepalanya. "Sudah bu, kok sepi?"

"Iya, mereka masih pada tidur. Wong mereka selesai melekan jam 5 subuh."

"Oh, pantesan."

"Suamimu masih tidur?"

"Masih"

"Kamu kalau mau makan ambil aja, ibu mau rerewang orang dapur."

Laurenza mengangguk, sebenarnya dia belum terlalu lapar tujuan utamanya keluar kamar adalah mencari Mama dan Papa-nya. Tetapi mereka belum kelihatan, Laurenza pun memutuskan untuk kembali lagi ke dalam kamar dan mendapati Sultan yang sepertinya baru saja selesai mandi, bisa dilihat dari rambutnya yang basah membuat bulir-bulir airnya menetes membasahi kaos polos berwarna hitam yang ia kenakan sekarang.

"Habis darimana? Kok saya ditinggal?" tanya Sultan sembari melempar handuk yang masih basah ke atas kasur.

"Itu jangan disimpen di kasur dong, basah nanti kasurnya!" tegur Laurenza.

Sultan melirik sebentar ke arah istrinya lalu dia mengambil kembali handuk yang tadi dia simpan di atas kasur.

"Terus dimana?"

"Di pintu lemari atau di kursi."

Sultan menuruti permintaan Laurenza, memang telah menjadi kebiasaan Sultan jika setelah mandi ia akan menaruh handuknya diatas kasur. Mungkin jika ia mengingat ia akan memindahkan handuk tersebut.

Tok! Tok! Tok!

Pintu kamarnya diketok, Laurenza menoleh ke arah suara tersebut lalu ia menghampirinya dan membuka pintu yang diketok oleh seseorang diluar. Senyum Laurenza merekah saat melihat seseorang itu.

"Mama, tadi Enza nyariin. Mama habis dari mana?"

"Habis bantu orang-orang dapur, ini Mama siapkan makanan buat kalian berdua. Belum makan kan?"

Laurenza pun menerima satu piring berisi nasi dan lauk yang terlihat enak, tapi Laurenza sedikit bingung. Bukankah tadi mama-nya bilang 'buat kalian' tetapi kenapa hanya ada satu piring saja.

"Udah ya, mama mau balik lagi ke dapur, kamu gak usah keluar kamar juga gak apa-apa. Layanin suamimu" ucap Dini sebelum pergi meninggalkan Laurenza.

Laurenza menutup kembali pintu kamar tersebut, ia sedikit ngeri saat mama-nya bilang 'layanin suamimu' tetapi Laurenza segera menghempaskan pikiran kotornya, melayani suami bukan hanya diranjang saja, tetapi masih ada banyak lagi.

Hadirnya Kamu | Tamat (Sudah Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang