Chapter 24

829 109 6
                                    

Satu Minggu sudah Anin menjalankan ujiannya di sekolah, ujian ahirnya menuju penentuan kelulusan. Dan hari ini, hari terakhirnya melaksanakan ujian. Meskipun menurutnya pelajaran yang ia dapati sekarang sulit, tapi karena Avan selalu meluangkan waktu untuk mengajarkan setiap pelajaran pada Anin sampai paham, Anin jadi merasa semua ringan dan begitu cepat berlalu.

Avan benar benar lelaki dewasa yang selalu sabar setiap kali memberikan pemahaman dalam pelajaran Anin yang menurutnya sulit. Lelaki itu juga sering membelikan makanan kesukaan Anin agar membuat moodnya selalu baik dan selalu bersemangat dalam belajarnya dalam seminggu ini.

"Ka, nanti sore ga usah jemput. Soalnya aku selesai ujian siang terus aku mau kerumah Anggis dulu" jelasnya pada lelaki yang sudah pasti akan menjemputnya sore ini.

"Oke, kabari saya kalo sudah mau pulang nanti saya jemput ke sana"

Lihatlah Avan, tidak akan membiarkan Anin pulang sendiri selagi dirinya mampu meluangkan waktu.

"Ga usah jemput aku ka, nanti biar aku naik gojeg aja kalo pulang"

"Nanti tolong kirim alamat rumah Anggis ya" pinta Avan seolah tidak mendengar penolakan Anin barusan.
Percuma bukan bukan menolak sekeras apapun, Avan tetap akan datang menjemputnya.

"Buat apa?"

Tanya Anin berpura pura bingung, dirinya hanya tidak ingin merepotkan Avan. Karena jarak rumah Anggis lumayan jauh dari kantornya, jadi Anin berniat untuk tetap melarang Avan menjemputnya. Gadis itu tentu paham, bagaimana lelahnya Avan seharian bekerja apalagi harus menjemputnya sore ini dengan jarak yang cukup jauh.

"Buat jemput kamu."

Anin menghela napasnya pasrah, sekeras apapun ia pasti akan kalah oleh Avan dalam hal ini. Avan selalu punya cara untuk tetap melakukan apapun yang dia inginkan. Tidak akan peduli ditolak ataupun dilarang.

Mau tidak mau, Anin menyebutkan alamat rumah Anggis pada Avan dan tentunya diingat baik oleh lelaki itu.

"Semangat ujian terakhirnya, selamat bersenang senang sama Anggis sahabatmu itu"

Ucap Avan tersenyum manis ke arah gadis yang sedang merapihkan hijabnya sebelum membuka pintu mobil Avan.

"Iya kaa, Kaka juga. Semangat selalu kerjanya biar cepet mapan"

"Emang kalo udah mapan mau apa?"

Tanya Avan menatap Anin yang membuat Anin menyesali perkataannya tadi. Sepertinya ia salah bicara. Harusnya sebelum mengatakan apapun pada lelaki itu ia lebih memikirkan tanggapan lelaki itu terhadapnya.

"Yaa, enggak ka. Yaudah lah aku masuk dulu"

Dengan cepat Anin membuka pintu mobil Avan dan berjalan masuk tanpa menghiraukan lelaki yang sekarang sudah tertawa di buatnya.

Ada saja idenya Avan untuk menjahili gadis itu, gadis cantik yang menggemaskan baginya. Gadis yang gengsinya selalu tinggi tapi juga sikap dewasanya selalu ada tepat saat di butuhkan olehnya. Gadis yang setiap kali diberi gombalan selalu saja salah tingkah.

Avan menatap punggung Anin yang sudah mulai jauh dari pandangannya. Melihat betapa semangatnya gadis SMA yang sebentar lagi akan menjadi mahasiswa. Hanya sekedar melihat Anin saja, bisa membuat senyumnya selalu mengembang bahkan tidak tahu bagaimana caranya menutupi senyuman itu.

°°°

"Akhirnya selesai juga ya" ucap Anin menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur mikik Anggis. Dirinya sudah sampai dirumah Anggis, sesuai rencana tadi pagi.

Anggis hanya tersenyum menanggapi ucapan sahabatnya itu, sejujurnya ia tidak ingin ujian ini cepat berakhir. Karena dengan berakhirnya ujian maka akan berakhir pula masa SMA nya. Masa masa yang akan sangat ia rindukan.

We Will always be us [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang