Malam harinya, seluruh penghuni rumah sedang sibuk dengan urusan nya, ada yang sedang belajar, bermain game dan berbagai lainnya. Karena zweitson merasa bosan di kamar nya, akhirnya zweitson memutuskan untuk menemui sang adik dikamar.
"Piki! Piki! Piki!" Teriak zweitson sambil menggedor-gedor pintu kamar Fiki dengan keras
Karena penghuni kamar merasa terganggu, akhirnya Fiki membuka pintu kamar nya dengan tatapan tajam.
"Apa sihh! Gangguin aja" kesel Fiki
"Fiki, Fiki, fiki" ujar zweitson berulang ulang
"Heh, kalau gak ada kerjaan. Lebih baik Lo tidur! Gak usah bangun bangun sekalian" ketus Fiki sambil mendorong tubuh zweitson sambil menutup pintu kamar nya dengan kasar.
Bertepatan dengan Fajri ingin keluar kamar. karena tubuh zweitson tak seimbang akhirnya tubuhnya jatuh mengenai fajri, dan Fajri tidak ada ancang-ancang akhirnya jatuh dan dahi mengenai sisi pintu dan dahi mengeluarkan darah.
"Ahkk...." Teriak fajri kesakitan
"Aji" Shandy yang tadi juga baru saja keluar dari kamar, kaget menatap Fajri teriakan.
Shandy langsung membantu fajri untuk berdiri.
"Darah" gumam Shandy saat melihat dahi fajri "eh jangan!" Cegah Shandy saat Fajri ingin memegang dahinya
"Eesst..."
"Fajri, fajri, fajri, maaf, maaf, maaf" ujar zweitson ngerasa bersalah
"Iya iya" bals Fajri mals
"Heh! LO _!" Marah Shandy
"Udah" rerai fajri yang mals Mendengar perdebatan itu "masuk kamar Lo" titah fajri pada zweitson
Mendengar suara keras Shandy, penghuni kamar langsung keluar dari kamar.
"Apa sihh?" Tanya Farhan
"Adek kesayangan Lo tu" celetuk Shandy sambil menunjuk zweitson
"Dih, ada Lo kali" tolak Farhan
"Gue bilang, masuk ke kamar" tekan fajri pada zweitson yang masih terdiam
Mendengar kalimat itu zweitson langsung masuk ke dalam kamar, sedang Gilang dan fenly hanya memutar bola matanya mals. Sejak perdebatan tadi Fiki ada keluar dari kamar.
"Berantem Mulu, udah malam ni" Ricky mererai cekcok mulut dari Farhan dan Shandy.
"Ji, sini gue obatin" ujar Ricky langsung sambil masuk ke dalam kamar fajri, dan di ikuti fajri dari belakang.
•|•
Pagi kembali cerah, ruang makan sudah berkumpul semua hanya menunggu kedatangan fajri dan Fiki saja, entah kenapa kedua anak itu telat, biasanya mereka lebih awal duduk di meja makan ini.
"Eyang panggil fajri sama Fiki dulu" ujar eyang beranjak dari duduknya
Tak lama eyang ngomong, Fajri dan Fiki baru saja tiba diruang makan itu, eyang kaget saat melihat perban di dahi fajri.
"Astagfirullah! Dahi kamu kenapa?" Tanya eyang yang tadi berdiri langsung berjalan mendekati fajri
"Biasalah, gara gara cucu kesayangan eyang" cibir Gilang
Eyang menatap Gilang sinis
"Udah di obati?" Tanya eyang tanpa mempedulikan cibiran Gilang
KAMU SEDANG MEMBACA
T E R B U N U H S E P I || Z W E I T S O N •• U N 1 TY || E N D
Ficción Generalaku adalah seorang yang sedikit rumit, perasaan ku sangat sensitif. aku tidak suka di bentak, aku tidak nyaman saat seseorang berkata pada ku dengan nada tinggi. aku lebih suka di nasehati dari pada disalahkan. aku lebih suka di ingat saat aku berbu...