XIV

70 5 1
                                    

Fenly yang tadi dari ruang musik, sontak terdiam menatap mahasiswa/i berlari dengan histeris. Benak fenly bertanya dengan sendirinya, ada apa?? Kenapa mereka lari?. Karena tidak ada jawaban dari diri nya sendu, fenly mengacu begitu saja.

"Fen, gak lihat adek lu? Lagi berantem noh sama anak baru" ujar teman kelas fenly dengan nada meledek

Mendengar kalimat itu, fenly menghentikan langkahnya dengan menatap teman kelas dengan tatapan Kesel. Satu kampus satu jika fenly dan zweitson itu bersaudara, karena eyang yang memperkenalkan zweitson kepada teman teman fenly di jam istirahat.

Hal itu membuat teman teman fenly menjauhi fenly, karena fenly mempunyai adek tidak normal seperti zweitson. Sejak sekarang fenly lebih suka menyendiri, bahwa makan siang pun jarang di kantin.

"Belain tu, adek lu. Takut nanti kakak anak baru itu melaporin adek Lo, atas kekerasan" ujar teman kelas dengan penuh penekanan.

"Yuk, kita lihat" ajak teman satunya lagi

"Yuk!" Bals nya dengan tertawa ledek.

Mendengar itu, Fenly mengepal tangannya kesel.

"Siapa anak baru??" Gumam fenly binggung sendiri

Fenly Langsung berlari menghampiri.

•|•

"Bg Shan" kaget Fajri saat melihat goresan di tangan Shandy "kita obatin dulu!" Perintah fajri

"Gak usah, gue mau__"

"Udah bg shan" larang Fajri memotong perkataan Shandy

Shandy terus-menerus menatap zweitson dengan tatapan tajam, zweitson yang tau jika Abang nya itu akan marah, hanya menunduk sambil memukul kepalanya.

"Bg Shan, ayo!!" Paksa Fajri menarik tangan Shandy menjauhi lapangan nya

Fenly tiba di lapangan di saat Shandy di tarik oleh Fajri, fenly yang tadi sedang berlari sontak Terdiam menatap keduanya dengan tatapan sendu.

"Kenapa cuman gue yang gak mereka perhatikan, gue juga saudara mereka. Apa harus sakit dulu? Baru dapat perhatian dari mereka" gumam fenly dalam hati

"Heh, tu adek Lo. Urusin!" ketus teman kelas fenly yang menatap fenly ngelamun

"Masih untung anak baru itu baik, kalau gak. Bisa masuk penjara adek kesayangan fenly" cibir teman kelas fenly

"Di lihat lihat sihh, kakak anak baru itu mau ngehajar adek Sesayang fenly deh" sahut satu temannya dengan terus tertawa ngeledek

"DIAM!! INGAT NYA, DIA BUKAN ADEK GUE! STOP, BILANG DIA ADEK GUE!" marah fenly menatap temannya dengan tatapan tajam

"Heh, fen. Mau bagaimana pun, zweitson juga ada darah lu, gak boleh kegitu" tegur teman kelas nya yang mendengar perdebatan mereka "biarin aja sih, mereka ngeledek lu, kalau di capek. Dia bakalan berhenti sendiri"

"Diam lu!!" Sentak fenly langsung pergi meninggalkan mereka Begitu saja.

"Kalian itu gak baik...."

"Udahlah, gak sudah ceramahin kita" ketus teman fenly yang berambut ikal

"Tau, nyeramahin diri lu sendiri aja yang benar" sahut dengan rambut coklat

Kedua temannya fenly langsung meninggalkan si paling nasehat dengan tatapan malas.

"Tu anak berdua ya', laki bukan sihh. Mulut lemas banget" kesel nya sendiri "astaghfirullah..... Jadi hilaf kan ane.." ujar nya dengan mengelus dada nya.

•|•

Fajri membawa Shandy di UKS kampus, untuk mengobati luka Shandy. Sebelum itu fajri menyuruh Shandy untuk duduk di brankas setelah itu fajri langsung mendekati lemari untuk mengambil kotak p3k.

T E R B U N U H   S E P I  || Z W E I T S O N •• U N 1 TY || E N DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang