Kini zweitson sudah beranjak dewasa, umurnya sekarang beranjak delapan belas tahun, dan zweitson baru saja menyelesaikan sekolah menengah atas. Walaupun homeschooling Eyang akan tetap ingin zweitson lulus dari sekolah nya.
Farhan sudah lama berkerja di perusahaan papanya sebagai staf kantor biasa, Farhan emang tidak berkuliah, pikir nya kuliah membuat kepala nya pusing, di tambah masalah skripsi. Shandy baru saja lulus dari kuliah nya, kini Shandy lagi sibuk mencari pekerjaan sesuai dengan bidang studi di kampus nya. Gilang sudah menyelesaikan skripsinya, sekarang tinggal mencari perusahaan untuk kerja sebagai anak magang di sana sebelum lulus. Ricky lagi menyelesainya skripsi yang tak kunjung diterima oleh dosennya, beberapa kali Ricky mencoba tetap saja gagal. Fenly sedang berkuliah sekarang jalan semester lima, kini fenly giat belajar, hingga lupa waktu, kadang makan pun fenly jarang ada di meja makan saat jam makan tiba. Fajri baru saja lulus, kini fajri lagi mencari kampus yang terbaik. Dan fajri juga lagi sibuk mengurus surat surat keperluan kuliahnya. Sedangkan Fiki masih santai seperti belajar biasanya, karena Fiki baru saja naik ke kelas dua belas, yang masih awal dalam memasuki pelajaran. Zweitson, jangan salah. Zweitson juga eyang masukkan ke kampus yang terbaik di Jakarta. Dan Fajri dan zweitson satu kampus.
Pagi kembali menyinari bumi yang begitu cerah, setelah semalam hujan, membasahi bumi. hari ini sangat mendukung untuk memulai aktivitas yang baru.
Semenjak mereka dewasa, peraturan setiap makan harus kumpul semua, tidak di harus lagi, eyang pikir? Mereka udah tubuh dewasa dan mereka juga pernah kesibukan lain juga, tapi ada satu momen eyang butuh kebersamaan itu.
Zweitson berjalan dengan ciri khas nya sambil mendengarin music di handphone dengan menggunakan handset.
"Soni!! Son!" Teriak fajri berlari mengejar zweitson yang sudah berjalan mendahului nya
Rumah itu udah riwuh sejak jam enam pagi, dengan aktivitas yang mereka lakukan masing masing. Setiap harinya selalu ada teriak Fajri, teriak fenly yang terganggu, teriak Fiki yang selalu heboh jika kehilangan sesuatu, teriak Gilang yang kesel dengan tingkah laku zweitson dan teriak lainnya, Setiap hari selalu ada yang drama.
"Balikin son!" Paksa fajri saat sudah berada didekat zweitson sambil menarik handset di kuping zweitson
"Pinjam, pinjam, pinjam" bals zweitson sambil tarik menarik handset
"Ini punya gue! Punya Lo mana? Lepas son, nanti putus" ujar Fajri sambil berusaha melepaskan cengkraman handset di tangan zweitson
"Aji, aji, aji, pinjam, pinjam pinjam" bals zweitson juga berusaha keras mempertahankan handset itu
"Engga son, gue mau pake"
Gilang yang kesel melihat itu, tanpa aba-aba langsung mendorong tubuh zweitson dengan sangat keras. Fajri yang melihat sontak terkejut, apa yang dilakukan Gilang barusan.
"Bg"
"DIAM!" Sentak Gilang menatap fajri kesel "Ini anak harus di gituin dulu, baru dia tau rasa! kan udah di kasih eyang. Lo kenapa lembek banget sih sama dia" marah Gilang
"engga, engga, engga, engga. Aaakkhh...." Teriak zweitson sambil memukul kepala nya dengan keras
"GILANG!" suara eyang terdengar sangat emosi saat mendengar kalimat Gilang barusan
Dengan tatapan mals, Gilang tau siapa yang memanggil namanya, dengan acuh Gilang langsung pergi begitu saja tanpa Mendengar Omelan eyang .
Eyang berusaha menenangkan zweitson yang lagi tidak stabil, setelah Gilang pergi dan eyang juga memenangkan zweitson, fajri juga memutuskan untuk pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
T E R B U N U H S E P I || Z W E I T S O N •• U N 1 TY || E N D
Ficção Geralaku adalah seorang yang sedikit rumit, perasaan ku sangat sensitif. aku tidak suka di bentak, aku tidak nyaman saat seseorang berkata pada ku dengan nada tinggi. aku lebih suka di nasehati dari pada disalahkan. aku lebih suka di ingat saat aku berbu...