VI

77 7 0
                                    

Fajri tidak bisa menopang tubuhnya karena masih lemah, akhirnya fajri pingsan di bawah air hujan. tapi Shandy yang melihat tubuh fajri sempoyongan dengan cepat langsung menahan tubuh fajri agar tidak terjatuh.

"Fajri, Bangun!!"

"Aji, aji, aji" zweitson langsung jongkok untuk membantu fajri.

"SANA LU! SEMPAT TERJADI APA APA SAMA ADEK GUE! LO ABIS SAMA GUE!" marah Shandy dengan tatapan marah

Saat Shandy ingin mengedong tubuh fajri untuk di bawa keruangan, zweitson juga berinisiatif untuk membantu dengan mengangkat bagian kaki Fajri, hal itu membuat Shandy marah Dengan mendorong tubuh zweitson dengan sangat keras.

"Aaakkhh.... "

Keluhan zweitson di acuhan Shandy dengan meningkatkan nya sambil membawa fajri ke ruangan. Sedangkan zweitson berteriak dengan sekencang kencangnya sambil memukul kepalanya.

•|•

Di bawah air hujan fenly menangis sejadi-jadinya, rasa kecewa terhadap eyang membuat hati nya sakit. Tanpa sadar fenly berdiri ditengah jalan dengan keramaian kendaraan yang lalu lalang.

Dengan pasrah fenly melentang tangan nya, dengan menutup matanya. Kendaraan yang lalu lalang selalu mengklason fenly untuk pergi dari tempat itu, sedang orang sekitar yang melihat hanya bisa berteriak untuk menghentikan tingkah lakunya.

Orang sekitar hanya bisa berteriak, membantu pun, hujan sedang deras derasnya, jalanan pun rawan untuk kecelakaan.

"Dek!! Jauh dari sana! Bahaya" teriak seorang yang berada di sekitar yang sedang meneduh

"Dek!!"

"Awas!!" Teriak seorang pria saat melihat mobil yang sedang berjalan dengan oleng ke arah fenly

Farhan yang tadi melalui jalan itu untuk pergi kerumah sakit, untuk menjenguk fajri. Sontak kaget saat melihat fenly berdiri di tengah jalan raya dibawah derasnya hujan. Di tambah teriakan orang sekitar, menyuruh fenly menjauh tempat itu, membuat Farhan melotot kaget.

"Fenly?"

Dengan panik, Farhan Langsung keluar dari mobil dan berlari sekencang kencangnya agar lebih cepat dari mobil itu, sekira sudah bisa menggapai tangan fenly, Farhan langsung menarik tangan fenly dengan sekuat tenaga.

Fenly merasa tubuhnya ada yang menarik, langsung membuka matanya menatap siapa yang menarik nya tadi.

"jangan gila' deh, lu mau mati!" Ketus Farhan menatap fenly kesel

"Biarin aja gue mati, gue hidup juga gak di perluin juga kan, ngapain gue hidup. Nyusahin aja kan" bals fenly santai

"Mulut di jaga! Maksudnya lu apa coba? Ngomong kayak gitu" tegur Farhan

Fenly hanya terdiam sambil mengusap wajah nya karena jatuhan hujan, tanpa sengaja Farhan melihat memar di pipi fenly.

"Siapa yang nampar lu?" Tanya Farhan melihat merah pipi fenly "ngomong!!"

"Eyang" jawab fenly

"Eyang?" Ujar Farhan tak percaya, fenly terdiam

"Lo ikut gue ke rumah sakit!" Perintah Farhan menarik tangan fenly

"Engga!" Tolak fenly sambil menahan tubuhnya

T E R B U N U H   S E P I  || Z W E I T S O N •• U N 1 TY || E N DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang