XXVIII

114 7 1
                                    

Setibanya dirumah, mereka berdua langsung turun dari mobil Shandy, sambil berjalan menuju kamar, secara tiba-tiba Shandy mengedong tubuh fajri dari belakang.

"Kuat gak lu, ahahaha...." Seru fajri saat tubuhnya di gendong oleh Shandy

"Kuat kuat!!" Bals Shandy yang berusaha mengedong fajri hingga menuju kamarnya

Fajri sangat menikmati, tapi tepat di tengah perjalanan menuju kamar, fajri ngerasa kram di bagian pahanya. Hingga Fajri memaksa Shandy untuk berhenti.

"Aaiistt.... Sakit sakit!!" Keluh Fajri ke sakitan "pantat gue sakit, aakhhhh..." Ujar fajri lagi saat shandy tidak merespon ucapan nya

"Ayo...! Ngomong jorok" tegur Shandy dengan langsung menurunkan fajri dari gendongan nya.

"Emang itu jorok ya??" Tanya fajri saat sudah turun dari gendongan Shandy

Belum sempat Shandy menjawab, Shandy dan Fajri dilihat kan oleh pandangan drama Korea yang tak kunjung selesai. Perlahan mereka berdua melangkah mendekati segerombolan orang yang tepatnya di depan pintu kamar fajri.

"Ada apa ini?" Tanya Fajri yang baru datang.

Satu ruangan itu menatap kearah Shandy dan Fajri, mereka juga kembali dengan tatapan binggung.

•|•

"Fiki? Kenapa kamu ada di kamar fajri? Kamu nangis?" Tanya eyang yang baru saja tiba, dikamar Fajri dengan berdiri diambang pintu kamar fajri

Fiki hanya terdiam menatap eyang dengan wajah di penuhi air mata, perlahan Fiki memeluk tubuh eyang dengan eratnya.

"Kenapa??" Tanya eyang khawatir sambil mengelus rambut pipi

"Hiks... Hiks..."

Tangisan Fiki membuat penghuni kamar keluar, satu persatu dari mereka menatap Fiki dengan tatapan binggung.

"Kenapa eyang?" Tanya fenly yang pertama keluar dari kamar

"Gak tau, eyang baru mau masuk. Udah lihat Fiki nangis" jawab eyang

"Kenapa eyang gak pernah ngomong!! Kalau zweitson meninggalkan! Hiks...." Fiki melepas pelukan dengan menatap eyang kecewa "aku berhak tau... Hiks"

"Zweitson meninggalkan??" Ricky menatap Fiki kaget

"Terus? Kalau zweitson mati kenapa??" Ujar Gilang acuh

"Bagus lah, ada lagi yang nyusahin kita. Ada ada yang anak pembawa sial lagi" sambung Farhan menyetujui perkataan Gilang

"Bukan kamu senang yaa? Kalau zweitson sudah gak ada? Eyang gak pilih kasih lagi" ujar fenly yang masih binggung dengan sikap Adek nya

Mengingat zweitson, eyang kembali menangis. bagaimana pun, Kehilangan adalah hal paling menyakitkan. Kehilangan seseorang dihidup eyang ada hal sangat sulit di lupakan.

"Ada apa ini?" Tanya Fajri yang baru datang.

Satu ruangan itu menatap kearah Shandy dan Fajri, mereka juga kembali menatap dengan tatapan binggung.

"Bg zweitson meninggalkan" kata Ricky memberi tau

Fajri dan Shandy hanya terdiam.

"Kok lu diam sihh? Lo gak senang gitu" timpal Farhan yang melihat perubahan Shandy

"Hal kepergian dan kematian itu bukan hal yang gembira buat gue" tegas Shandy

"Jadi Lo tau, tu anak mati?" Tanya gilang tapi tetap dengan nada tak suka

"Tau" singkat Shandy

"Udahlah Fik, ngapain lu nangisin zweitson yang gak ada gunanya itu" kesel fenly saat melihat sang adek menangis menderit

T E R B U N U H   S E P I  || Z W E I T S O N •• U N 1 TY || E N DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang