V

76 6 1
                                    

"Pasien masih hidup!" Ujar dokter memotong pembicaraan mereka

Mendengar kalimat itu satu persatu dari mereka menatap dokter itu tak percaya.

"Masih hidup dok?" Tanya mama bangkit dengan menyapu air mata nya

"Munjizat Allah, pasien di beri hidup kembali" bals dokter

"Sekarang gimana?" Tanya eyang kembali

"Jantung pasien sangat lemah, tapi kami sudah memindahkan pasien di ruang ICU, pasien sedang koma. Untuk menjenguk boleh bergantian, pasien belum bisa di pastikan kapan sadarnya, tapi kami akan pantau terus perkembangan pasien" dokter itu menjelaskan

"Makasih dok" ucap papa

"Makasih ya Allah, engkau telah mengabulkan permintaan ku" lirih eyang pasrah.

Setelah Fajri dipindahkan ke ruangan ICU, satu persatu menjenguk pada dengan mengunakan pakaian khusus secara bergantian. Dan keluarga nya memutuskan untuk menjaga Fajri secara bergantian, sehari empat kali pergantian.

•|•

Zweitson terus menerus memberontak untuk di bukain oleh Gilang, tanpa zweitson tau, gilang sudah tidak ada di balik pintu itu.

"Bang Lang, bg Lang, bg Lang. Buka buka buka" Ujar zweitson terus-menerus sambil memukul kepala dan pintu sambil bergantian.

Ada seseorang yang baru masuk kedalam toilet itu yang mendengar teriakkan zweitson, memutuskan untuk membantu zweitson keluar dari toilet tersebut. Karena orang tersebut Mendengar suara zweitson yang terdengar panik.

Setelah pintu itu didobrak orang itu, zweitson langsung keluar dari toilet dengan terburu-buru.

"Makasih makasih" ucap zweitson berjalan meninggalkan orang itu

Orang tersebut hanya terdiam menatap zweitson banyak binggung.

•|•

Seminggu sudah berlalu, fajri kini belum sadar dari komanya, secara bergantian saudaranya menjaga Fajri di ruangan ICU. Dari jam enam eyang emang memutuskan untuk menjaga Fajri karena yang lain juga pada sibuk kegiatan nya masing-masing, tapi waktu malam, biasanya Shandy atau Farhan yang menjaganya terkadang papa bisa menjaga ketika papa pulang dari lembur nya.

Setelah membaca surah Al Qur'an, eyang memutus untuk pergi ke toilet karena kebelet, dan waktu juga mulai masuk jam makan, eyang memutus untuk makan di kantin rumah sakit setelah ketoilet ini.

Zweitson emang sengaja menjenguk fajri di waktu rawan, seperti tengah hari dan waktu senja, karena zweitson bisa leluasa menjenguk fajri, selain waktu itu? Pasti saudara nya ada untuk menjaga Fajri.

Zweitson berjalan masuk sambil mendekati brangkas fajri yang dipenuhi selang selang untuk membuat fajri. Perlahan tangan zweitson menyentuh tangan fajri yang terpasang infus.

"Aji, aji. Bangun, bangun. Aku, aku. minta, minta. maaf, maaf. Kita, semua, sayang, kamu. Bangun, bangun" ujar zweitson sambil ayunkan tubuhnya

Kini hujan tiba tiba jatuh ke permukaan bumi, membasahi seluruh bumi dengan air nya. Zweitson dari kecil emang menyukai hujan, menurut nya? Hujan mengajar bahwa tak selama jatuh itu menyakitkan.

Zweitson langsung berbalik badan untuk menatap hujan di balik jendela, karena zweitson ingin sekali membasahi tubuhnya dengan air hujan, zweitson memutuskan untuk pergi meninggalkan Fajri. Tapi di saat zweitson ingin izin kepada fajri, kedua bola mata Fajri terbuka secara perlahan.

T E R B U N U H   S E P I  || Z W E I T S O N •• U N 1 TY || E N DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang