21. Ada Yang Hilang

8 5 0
                                    

Sore itu, Ryan merasa ada yang hilang. Biasanya, hari-harinya tidak sesepi ini, ada perasaan kosong yang sulit ia pahami. Ia menatap layar ponselnya yang sepi, memutuskan untuk keluar dari game online yang tadi ia mainkan. Tanpa sadar, ia membuka aplikasi pesan berwarna hijau dengan logo telepon. Di sana, pesan terakhir yang ia kirim ke Risa belum dibalas. Entah apa yang membuatnya begitu sibuk, sehingga pesan dari Ryan terabaikan.

Ia mengetik nama seseorang di pencarian dan segera mengirimkan beberapa pesan.

Tak lama, pesan itu langsung dibalas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak lama, pesan itu langsung dibalas. Ryan termenung sejenak, mencerna apa yang temannya katakan.

Haruskah ia memperbaiki semuanya sekarang? Tetapi, bukankah Risa sudah semakin dekat dengan pria lain? Buktinya, tadi ia melihat dengan matanya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Haruskah ia memperbaiki semuanya sekarang? Tetapi, bukankah Risa sudah semakin dekat dengan pria lain? Buktinya, tadi ia melihat dengan matanya sendiri. Untuk apa memperbaiki hubungan yang sudah seperti itu? Lebih baik ia fokus saja mengejar Tifani.

Baru saja ia memejamkan mata, mencoba mengusir rasa gelisah yang mengganggu, suara ketukan pintu terdengar pelan.

"Masuk aja, pintunya nggak dikunci," Ryan menjawab dengan suara sedikit serak, tidak terlalu berharap.

Pintu terbuka, menampakkan dua anak kecil yang tampak ceria, Alan dan Alana, sambil memegang mainan di tangan mereka.

"Abang mau tidur ya?" tanya Alana dengan suara manis.

"Iya," jawab Ryan sambil berbaring di tempat tidur.

"Tumben banget, biasanya jam segini lagi telponan sama kakak cantik," Alana bercanda.

"Iya, biasanya ketawa-ketawa kayak orang gila," tambah Alan, menyeringai nakal.

"Diem deh bocil, kalian nggak tau apa-apa," jawab Ryan, sambil mencoba menghindari percakapan tersebut.

"Abang putus ya?" tanya Alana dengan polos.

Ryan langsung membelalakkan matanya dan bangkit dari posisi tidurnya.

"Alana, siapa yang ngajarin ngomong gitu?" Ryan terkejut.

"Alan yang ngasih tau," jawab Alana tanpa ragu.

Love it's a woundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang