Fifteen✓

4K 181 22
                                    

"Kalian lagi! kalian lagi! kalian nggak bosen apa, hah? bikin saya pusing terus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalian lagi! kalian lagi! kalian nggak bosen apa, hah? bikin saya pusing terus. Ini liat, buku BK full sama nama kalian." keluh Pak Gempa, guru BK yang berbadan gemuk dan memiliki kumis berbentuk kotak, kedua tangannya sibuk menenteng buku tebal menunjukkan buku BK milik sekolah yang hampir semua halaman di penuhi dengan nama mereka.

"Kamu juga Eza, kenapa kamu ikut - ikutan mereka?" pria setengah baya itu menunjuk Eza yang tengah menunduk memainkan kakinya.

Eza yang mendengar namanya di panggil pun sontak dengan cepat mendongakkan kepala nya menatap pak Gempa dengan polosnya, "maaf pak, saya disogok yupi sama Cakra."

Cakra yang mendengar itu membelalakkan matanya dengan tangan yang mengepal kepala Eza kencang. "kenapa lo ngomong anjing."

Eza mengerjap, kedua tangganya mengelus tengkuknya yang sedikit ngilu sebab pukulan tangan besar Cakra. "kata Momsky, Eza harus jadi anak yang jujur biar masuk surga."

Ucapan Eza sontak mengundang gelak tawa Haikal, Rey, dan juga Nando, tapi tidak dengan Cakra yang justru sudah mengeluarkan sumpah serapahnya untuk Eza yang hanya memperlihatkan wajah santainya. Sarga yang berada di samping pak Gempa hanya menggeleng pelan tidak habis pikir dengan tingkah kelima sahabatnya, sedangkan Arkan hanya diam dengan raut wajah datarnya.

"Udah tau bochil lo suruh bohong mana bisa dia." Haikal berucap sambil menyenggol lengan Cakra pelan.

Nando mengangguk menyetujui ucapan Haikal, "kabarin gue deh kalau lo mau nyekik si Eza."

"Untung gue nggak di bawa - bawa." timpal Rey.

Pak Gempa mengelus kumisnya frustasi melihat tingkah mereka, "udah-udah kalian itu di hukum, bukannya takut malah bercanda."

Rey berdecak pelan,"udahlah pak langsung aja nih kita mau disuruh apaan."

Pasalnya di lapangan saat ini panas banget woy, ya kalik nanti kalau dia hitam bisa - bisa semua ceweknya pada kabur lagi. Gagal sudah rencananya memiliki 1000 mantan dalam satu bulannya. Cita-cita yang hanya dimiliki oleh orang-orang yang minus akhlak seperti Rey. Selain minus akhlak, sepertinya Rey dan teman-temannya juga minus otak. Ck, ck, ck, memprihatinkan.

Pak Gempa menghela nafas beratnya, bisa serangan jantung dadakan dia jika berlama-lama bergaul dengan mereka. "Sarga urus teman - teman kamu ini, saya pusing mau kasih hukuman apa lagi."

Gimana nggak pusing, setiap mereka melakukan kesalahan, pak Gempa sebagai guru BK selalu memberi mereka hukuman. Bukannya melakukan hukuman itu mereka malah menyogok siapa saja untuk menggantikan hukuman mereka. Ide siapa lagi kalau bukan anak pemilik sekolah ini.

Di jemur di lapangan? percuma, mereka akan kabur ke kantin juga nantinya.

"Iya pak." jawab Sarga se-sopan mungkin.

Flashback on

"Kalian ber lima bersihkan toilet umum sekolah, SEKARANG!" perintah mutlak Pak Gempa kepada kelima murid biang onarnya itu.

Rumah Tanpa Jendela [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang