Twenty three✓

3.4K 141 2
                                    

"Kamu mengatakan bahwa hidup ini adil? tapi  mengapa matamu berkaca-kaca saat menyadari bahwa hidupmu berbeda dengan teman seusiamu?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu mengatakan bahwa hidup ini adil? tapi  mengapa matamu berkaca-kaca saat menyadari bahwa hidupmu berbeda dengan teman seusiamu?"

- Haikal Mahendra.

Pukul 3 dini hari Haikal baru terbangun dari tidurnya. Dia memegangi kepalanya yang seperti di hantam ribuan batu besar. Darah sudah mengalir keluar dari lubang hidungnya, bibir yang pink alami kini memucat.

Padahal lelaki itu baru tertidur setengah jam tapi, kini dia terpaksa bangun karena penyakitnya yang kambuh. Malam-malam Haikal selalu seperti ini, pulang bekerja pukul 2 dini hari dan hanya bisa tertidur paling lama 1 jam.

Dia tidak pernah merasakan tidur nyenyak semenjak perpisahan kedua orang tuanya. Dia selalu di hantui dengan rasa rindu dan juga ketakutan yang teramat besar. Dia rindu dengan orang tuanya dan dia takut, takut akan kehilangan kasih sayang orang tua selamanya dalam hidupnya.

"Lebih sakit lagi Tuhan, lebih sakit lagi. Aku nggak mau besok sampai kambuh di depan semua orang. Tolong sakiti aku malam ini aja, biarkan aku baik-baik aja di depan semua orang besok." ujarnya dan menahan sakit yang luar biasa.

Tangannya meraih kotak tissue di atas nakas dengan gemetar. Dia menghapus darah yang keluar dari hidungnya dengan kasar. Bahkan darah itu sudah mengenai kaos hitam yang dia kenakan.

"Gue harap malam ini aja, besok biarin gue buat Ella dan Peaceable

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue harap malam ini aja, besok biarin gue buat Ella dan Peaceable. Gue nggak mau buat mereka khawatir." ujarnya pada diri sendiri.

Tidak papa. Dia akan menerima rasa sakitnya malam ini, asalkan besok dia baik-baik saja. Haikal tidak mau membuat Ella ataupun Peaceable mengetahui penyakitnya. Ya, dia tidak mau itu semua terjadi.

"Tuhan bantu aku." gumaman terakhir itu terdengar lirih sebelum pandangan Haikal mengelap.

***

"Oke anak - anak, khusus hari ini kalian pulang lebih awal ya, dan jangan lupa belajar untuk ujian akhir senin besok." setelah mengatakan itu Bu Rika berjalan keluar kelas XII IPA 2.

Rumah Tanpa Jendela [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang