"Jangan lupa makan, karena bikin orang ketawa juga butuh tenaga."
- Haikal Mahendra.
Bagi kebanyakan orang malam hari adalah waktu yang tepat untuk beristirahat tapi tidak untuk Haikal, cowok itu akan bekerja keras di salah satu cafe milik keluarga Cakra. Untuk bertahan hidup di dunia yang apa - apa butuh uang dia harus bekerja, bukan?
Selain untuk kebutuhannya sendiri, dia juga harus bekerja keras agar memiliki banyak uang untuk mengadopsi Devan. Haikal ingin menyekolahkan Devan hingga menjadi orang sukses nantinya. Cita-cita yang cukup sederhana memang, tapi butuh banyak perjuangan untuk mewujudkannya.
Di saat Haikal sibuk melayani pengunjung cafe itu, disitu juga anak - anak Peaceable berkumpul. Sibuk dengan dunia mereka masing-masing. Meja pojok paling belakang yang selalu menjadi pusat perhatian pengunjung disana, sebab meja itu lah tempat anggota Peaceable berkumpul. Kumpulan para lelaki yang ketampanannya di atas rata-rata.
"Eh, bang bikin TikTok yuk." ajak Erik kepada Rey, Nando dan juga Cakra.
Cakra menoleh sebentar sebelum kembali fokus pada tablet miliknya, "entar aja sekalian, nungguin Haikal." karena menurutnya meng - gila tanpa Haikal itu bagaikan teh tawar tanpa gula, hambar.
Nando yang berada di sebelah Cakra mengangguk setuju, "iya biar lebih asyik lagi."
Erik mengangguk - anggukan kepalanya pelan, sebelum kembali men-scroll TikTok miliknya. Sedangkan Rey, lelaki itu tengah kewalahan membalas pesan dari para pacar-pacarnya.
Markonah (pacar ke - 96)
OnlineHai sayang
Lagi apaaaa?
Tuh kan, nggak di bales
Jadi aku di kacangin nih???
Tau ah
Aku ngambekk
Sebel sebel sebelllll
Sebel bangetttt
Bye
Kasih gue waktu buat ngetik bangsat
Fuck lo anjing🖕🏻
Rey meletakkan ponselnya di atas meja dengan kasar, "anjing lah emosi kan gue, orang belum selesai baca juga. Dia juga baru kirim pesan, di putusin ntar nangess, terus bikin story galau merasa paling tersakiti, emang dasar cewek tuh ribet." mulut itu komat-kamit layaknya orang gila.
Erik yang berada di samping Rey terkekeh, "tenang bang tenang, biar gue bantu balesin chat pacar - pacar lo itu."
Erik mengambil ponsel Rey tanpa menunggu persetujuan pemiliknya, kedua tangannya dengan lincah membuka aplikasi WhatsApp milik seniornya, "gilak, banyak bener kontak lo bang." Erik berdecak kagum saat melihat kontak Rey yang di penuhi dengan nomor para perempuan yang haus akan belaian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Tanpa Jendela [END]
Teen FictionVERSI LEBIH LENGKAP ADA DI NOVELTOON, GRATIS!!! "Untukmu Haikal Mahendra, lelaki hebat yang tertawa tanpa harus merasa bahagia." - Rumah Tanpa Jendela. "Gue nggak boleh nyerah sebelum denger kata sayang dari mama papa." - Haikal Mahendra. [PEACEABLE...