"Sorry cak, gue cuma nggak mau nambahin beban dalam hidup lo."
- Haikal Mahendra.
Tok Tok Tok
"Assalamualaikum non, den," ucap bi Inah di balik pintu kamar Ella.
Haikal dan Ella yang tengah berpelukan itu seketika menoleh ke arah pintu kamar.
"Waalaikumsallam, masuk bi." Haikal menatap Ella yang tengah berada di pelukannya. "sayang lepas dulu ya, ada bi Inah."
Ella melepas pelukannya terhadap Haikal dengan terpaksa.
"Nanti aku peluk lagi," Haikal menepuk pucuk kepala Ella pelan.
Dia sedikit meregangkan otot punggungnya yang terasa begitu pegal. Bagaimana tidak, Ella memeluknya dari pukul 4 sore tadi hingga sekarang pukul 8 malam. Ya, 4 jam lamanya gadis itu memeluknya dalam keadaan duduk dengan menyangga badan gadis itu. Ella hanya melepas pelukannya saat dia ingin melaksanakan sholat maghrib dan isya' bayangkan saja secapek apa punggung Haikal saat ini.
"Ini non coklat hangatnya, dan ini teh hangat buat den Haikal." Bi Inah meletakkan dua gelas berisi coklat dan teh hangat itu di atas nakas samping ranjang Ella berada.
"Makasih bi," Ella berucap dengan seulas senyum tipis di bibir pucatnya.
"Makasih ya bi, oh iya bi Haikal nitip Ella ya, habis ini Haikal mau pulang soalnya."
Bi Inah mengangguk, "iya, den Haikal tenang aja, non Ella aman sama bibi mah."
Haikal terkekeh, "iya bi, Haikal percaya sama bibi."
Bi Inah tersenyum, "yaudah kalau gitu bibi balik ke dapur dulu ya non Ella, den Haikal." setelahnya bi Inah berjalan keluar kamar menuju dapur, tak lupa untuk menutup pintu kamar Ella kembali.
Ella menatap Haikal yang tengah duduk di depannya, "kak Haikal mau pulang?"
Haikal menganggukkan kepalanya dengan senyuman yang senang tiasa menghiasi wajah tampannya. "iya sayang, aku harus cek pemasukan cafe, email nya ada di laptop aku."
"Yaudah kalau kak Haikal mau pulang, maaf ya Ella ngerepotin." gadis itu menatap Haikal dengan tatapan bersalah, dia juga tidak tahu mengapa dia manja begini jika sedang sakit.
Kedua tangan Haikal terulur untuk menangkup kedua pipi chubby Ella, "hey nggak boleh ngomong gitu, aku malah seneng kalau kamu repotin, itu artinya aku berguna buat kamu sayang." ucap Haikal lembut, bahkan Ella juga dapat melihat senyuman dan tatapan Haikal yang sangat tulus padanya.
"Sini peluk lagi," Haikal merentangkan kedua tangannya menyuruh Ella untuk kembali masuk ke dalam dekapannya.
Dengan senang hati Ella masuk ke dalam dekapan hangat Haikal. Menikmati usapan lembut di surai rambut panjangnya. Hanya 5 menit, Ella melepas pelukan itu dan menatap Haikal dengan senyumannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Tanpa Jendela [END]
JugendliteraturVERSI LEBIH LENGKAP ADA DI NOVELTOON, GRATIS!!! "Untukmu Haikal Mahendra, lelaki hebat yang tertawa tanpa harus merasa bahagia." - Rumah Tanpa Jendela. "Gue nggak boleh nyerah sebelum denger kata sayang dari mama papa." - Haikal Mahendra. [PEACEABLE...